Masih di salon Tante Susi, aku mendengarkan sebuah cerita menarik dari
Tina. Tina adalah salah seorang pegawai Tante Susi. Tina merupakan
seorang hair stylist dan penata rias kesayangan Tante Susi. Dia dulunya
adalah seorang cowo normal seperti aku. Dia menceritakan masa lalunya
sampai bagaimana ia bisa bekerja di salon. “Dulu aku ditinggal oleh
papah dan mamahku.” Tina memulai ceritanya. “Papah dan mamah meninggal
karena kecelakaan, Tante Susi adalah sahabat mamah. Karena tidak ada
keluarga yang menerima aku, akhirnya Tante Susi memutuskan untuk merawat
aku.” kata Tina mengingat masa lalunya. “Ia merawat aku sejak kelas 5
SD hingga aku SMP. Ketika aku mau memilih masuk SMA, tante Susi
menyarankan aku agar masuk SMK, tujuannya adalah agar aku dapat
memperoleh keahlian khusus di sana. Aku pun melihat daftar
jurusan-jurusan
Tahap pengenalan lingkungan dan masa adaptasi siswa.” Tina tiba-tiba
melanjutkan ceritanya. “Ketika hari pertama aku masuk ke sana, aku
melihat kakak kelasku sangat galak. Peraturan pertama adalah ‘Tidak
peduli latar belakang kalian apa, kalian adalah satu kesatuan, kami
tidak mau membeda-bedakan siapa kalian, pokonya kalian satu’” Tina
mencoba menirukan gaya kakak kelasnya. “Nah, kamu tau ga salah satu
aturan yang mereka terapkan selama ospek adalah mereka masih menggunakan
seragam SMP sampai masa pelantikan. Aku sih oke” aja tapi ternyata
kakak kelas tersebut memanggilku dan mengatakan peraturan ini berlaku
untuk pria dan wanita. Kamu diharuskan menggunakan rok SMP dan juga
menggunakan make up. Tujuannya agar kamu terbiasa dengan benda-benda
yang berhubungan dengan wanita. Mendengar peraturan tersebut aku pun
langsung lesu. Parahnya lagi, kami tidak diperkenankan untuk membawa
baju ganti, jadi dengan kata lain rok tersebut harus dipake dari rumah.
Aku pulang ke rumah dan menceritakan semuanya ke Tante Susi. Tapi tante
justru hanya menertawakan saja dan berjanji akan membantu.
Beberapa hari
sebelum ospek dimulai tante mengajakku ke pasar untuk mencari rok smp.
Tante membelikanku 2 buah rok SMP. Yang satu adalah rok pendek, dan yang
satu lagi rok panjang rample. Tante juga mengajakku untuk membeli
kerudung warna putih dari bahan satin. Hari ospek pun tiba, lalu aku
memakai rok pendek SMP. Tante melihat ada yang salah, payudaraku tidak
terlihat, ia kemudian membawa bra dan memasangnya di dadaku. Aku merasa
risih, tapi belum cukup sampai di situ tante melanjutkan dengan bedak
dan lipstik di wajahku. Aku pun berangkat untuk ospek. Pada hari jumat
aku menggunakan rok SMP panjang lengkap dengan kerudung yang sudah
dibeli oleh Tante Susi. Selama 2 bulan aku memakai rok ke sekolah.
Akhirnya masa ospek berakhir dan aku terbebas dari rok. Begitu pikirku,
namun ternyata SMK Kecantikan tetaplah SMK Kecantikan. Selama 3 tahun
sekolah aku selalu berhubungan dengan baju wanita dan makeup. Aku
dituntut untuk tampil cantik. Sekalipun aku adalah seorang pria sejati.”
“Setelah masa ospek berakhir, aku berpikir sudah selesai aku diperlakukan sebagai seorang wanita. Ternyata itu belum selesai. Selama 3 tahun sekolah di sana aku selalu berhubungan dengan pakaian wanita dan dituntut untuk tampil cantik. Sekalipun aku adalah seorang pria sejati.” kata Tina menceritakan masa-masa SMKnya. “Selesai masa ospek, aku dipanggil oleh salah seorang guru. Ternyata dia adalah bagian kesiswaan. Guru tersebut menerangkan bahwa selama sekolah nanti aku akan selalu berhubungan dengan tata busana, tata rambut, dan tata rias. Dia kemudian menyarankan untuk memanjangkan rambutku seperti wanita, agar memudahkan dalam pelajaran praktek. Sebagai siswa pria aku diijinkan memiliki rambut panjang dengan catatan, aku ke sekolah menggunakan rok layaknya seorang wanita.
Wajahku langsung pias mendengar peraturan tersebut. Tapi guru tersebut memberiku semangat karena semua ini untuk tujuan yang baik supaya aku terbiasa. Aku pun bersedia mengikuti aturan tersebut. Aku menceritakan peraturan tersebut kepada Tante Susi dan Tante kemudian membelikan rok SMA yang pendek dan yang panjang untuk aku gunakan sehari-hari. Hari demi hari aku lalui. Aku selalu ke sekolah menggunakan rok dan mulai terbiasa menggunakan rok. Rambutku pun tumbuh mulai panjang. Tante Susi selalu membantuku untuk menata rambut. Aku mulai terlihat seperti wanita ketimbang pria. Pada saat ujian praktek, aku kebagian tema wanita kantoran. Aku dan pasanganku harus bergantian saling mendandani. Hari itu aku menggunakan blazer dan rok warna hitam, tidak lupa aku memakai sepatu high heels. Kami bergantian saling mendandani dan akhirnya kami mendapatkan nilai yang baik. Begitu lulus aku diminta Tante Susi untuk membantu di salonnya. Awalnya aku membantu dengan berpenampilan sebagai seorang pria, tapi entah kenapa mungkin karena selama 3 tahun selalu berpenampilan sebagai seorang wanita aku merasa risih menggunakan pakaian pria. Aku pun menceritakan keluhanku kepada Tante Susi, Tante Susi mempersilahkan aku untuk berpenampilan sebagai wanita jika aku memang nyaman. Akhirnya semenjak saat itu aku selalu tampil sebagai seorang wanita.”
“Setelah masa ospek berakhir, aku berpikir sudah selesai aku diperlakukan sebagai seorang wanita. Ternyata itu belum selesai. Selama 3 tahun sekolah di sana aku selalu berhubungan dengan pakaian wanita dan dituntut untuk tampil cantik. Sekalipun aku adalah seorang pria sejati.” kata Tina menceritakan masa-masa SMKnya. “Selesai masa ospek, aku dipanggil oleh salah seorang guru. Ternyata dia adalah bagian kesiswaan. Guru tersebut menerangkan bahwa selama sekolah nanti aku akan selalu berhubungan dengan tata busana, tata rambut, dan tata rias. Dia kemudian menyarankan untuk memanjangkan rambutku seperti wanita, agar memudahkan dalam pelajaran praktek. Sebagai siswa pria aku diijinkan memiliki rambut panjang dengan catatan, aku ke sekolah menggunakan rok layaknya seorang wanita.
Wajahku langsung pias mendengar peraturan tersebut. Tapi guru tersebut memberiku semangat karena semua ini untuk tujuan yang baik supaya aku terbiasa. Aku pun bersedia mengikuti aturan tersebut. Aku menceritakan peraturan tersebut kepada Tante Susi dan Tante kemudian membelikan rok SMA yang pendek dan yang panjang untuk aku gunakan sehari-hari. Hari demi hari aku lalui. Aku selalu ke sekolah menggunakan rok dan mulai terbiasa menggunakan rok. Rambutku pun tumbuh mulai panjang. Tante Susi selalu membantuku untuk menata rambut. Aku mulai terlihat seperti wanita ketimbang pria. Pada saat ujian praktek, aku kebagian tema wanita kantoran. Aku dan pasanganku harus bergantian saling mendandani. Hari itu aku menggunakan blazer dan rok warna hitam, tidak lupa aku memakai sepatu high heels. Kami bergantian saling mendandani dan akhirnya kami mendapatkan nilai yang baik. Begitu lulus aku diminta Tante Susi untuk membantu di salonnya. Awalnya aku membantu dengan berpenampilan sebagai seorang pria, tapi entah kenapa mungkin karena selama 3 tahun selalu berpenampilan sebagai seorang wanita aku merasa risih menggunakan pakaian pria. Aku pun menceritakan keluhanku kepada Tante Susi, Tante Susi mempersilahkan aku untuk berpenampilan sebagai wanita jika aku memang nyaman. Akhirnya semenjak saat itu aku selalu tampil sebagai seorang wanita.”