14 Apr 2013

Kerja di Salon

Perkenalkan namaku adalah Andi. Aku adalah anak paling bungsu dari 2 bersaudara. Kakakku adalah seorang wanita cantik yang merupakan pemiliki sebuah salon di kota Garut. Sedangkan aku tinggal berdua dengan mamahku di Bandung. Semenjak ayah meninggal, kondisi keuangan keluarga kami mulai kacau balau. Semula Kakak yang menjadi tulang punggung, namun setelah menikah Kakak kemudian ikut suaminya ke Garut. Alhasil tinggal aku dan mamaku yang harus berjuang untuk melanjutkan hidup. Sebelum pergi ke Garut Kakak menitip pesan kepadaku agar aku mau mencari pekerjaan untuk membantu Ibu. Ia kemudian mengenalkanku dengan seorang waria cantik bernama Susi. Susi merupakan salah satu pemilik salon besar di Kota Bandung. Ia salah satu potret waria sukses dalam bisnis salon. 


Aku membuat janji dengan tante Susi pada hari Jumat untuk bertemu di salonnya. “Masuk” katanya. Aku pun masuk dan sepintas melihat-lihat beberapa pegawainya sedang melayani pelanggan. Dia kemudian menyuruhku masuk ke ruang kerjanya. Di sana aku ditanya beberapa pertanyaan seputar pengalamanku bekerja dan juga keahlianku. Setelah itu tantu Susi menjelaskan mengenai apa saja yang menjadi tugasku nanti. Di akhir perbincangan tante Susi bertanya, “Bagaimana kamu sudah mengerti??”. “Mengerti Tante..” jawabku. Tante Susi kemudian kembali bertanya, “Satu hal lagi, kamu siap bekerja dengan menggunakan pakaian wanita??” mendengar pernyataan tersebut aku langsung terkejut dan kebingungan. “Sudah Tante duga kamu pasti kaget, semua pegawai Tante adalah wanita dan waria, Tante ga mau ada pegawai pria di sini. Makanya nanti kamu pake baju wanita saja yah.” Aku hanya kebingungan mendengar pernyataan Tante Susi. “Begini saja, supaya terbiasa, mulai senin nanti kamu pake hot pants dulu aja, nanti klo udah mulai enakan kita coba pake rok sama dress. Gimana?? Di rumah kamu ada baju bekas Kakak kamu kan??” Tante Susi coba melanjutkan. “Nanti Tante bilang deh sama Mama kamu supaya kamu dibantuin. Biar keliatan lebih cantik.” kata Tante Susi sambil tersenyum. Kami pun mengakhiri pembicaraan hari itu. Aku pulang sambil kebingungan apa yang harus aku perbuat. Saat pulang ke rumah Mama bercerita kalau Tante Susi telah memberitahukan mengenai pekerjaan yang akan diberikan kepadaku. Aku pun hanya tertunduk malu mendengar penjelasan dari Mama.


Tiba saatnya hari senin. Mama membangunkanku tepat jm 7 pagi. Aku kemudian mandi dan menuju kamarku. Di sana Mama sudah menunggu. Aku disuruh menggunakan celana dalam wanita. Mama lalu menolongku memakai bra. Setelah itu aku disuruh memakai stocking, hotpants dan kaos ketat warna putih. Semuanya adalah pakaian Kakakku. Setelah selesai menggunakan semua pakaian tersebut, Mama kemudian mendandaniku. Berbagai perasaan bercampur aduk mulai dari malu hingga rasa penasaran. Tanpa disadari, kemaluanku berdiri ketika aku didandani menjadi wanita. Setelah semua selesai, aku memakai sandal hak tinggi milik Kakak. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku keluar dengan dandanan seperti ini. Apa kata tetanggaku jika melihat aku seperti ini. Tapi Mama malah tertawa dan memberiku semangat. Aku pun keluar sambil tertunduk malu, beberapa tetanggaku melihat aku dengan wajah keheranan, beberapa lainnya malah menggodaku. Aku terus berjalan dengan cepat meski sandal ini membuat langkahku terhambat. Aku naik kendaraan umum, tapi anehnya sepertinya mereka melihat aku seperti wanita biasa. Aku pun bercermin dan kagetnya aku melihat betapa cantiknya diriku. Hal ini membuatku sedikit lega. Aku pun tiba di salon dan memulai pekerjaan hari pertamaku. Hari pertama yang sangat mendebarkan tapi menjadi awal dari perjalanan panjangku.


Seminggu pertama bekerja di salon Tante Susi aku mulai terbiasa menggunakan pakaian wanita. Setiap hari aku memakai hotpants yang dipadukan dengan kaos lengan pendek, baju tenktop maupun kaos bertali yang diikatkan ke leher. Hari ini aku memakai hotpants yang dipadukan dengan baby doll. Awalnya memang memalukan dan terasa aneh, tapi aku mulai terbiasa memakai pakaian wanita. Hari ini Tante Susi kembali memanggilku ke kantornya. “Mulai minggu depan, kamu pakai rok atau dress yah..” kata Tante Susi. Aku hanya bisa mengiyakan apa yang dikatakan oleh Tante Susi. Hari Senin berikutnya aku membongkar lemari kakakku dan menemukan sebuah rok pendek warna hitam. Aku kemudian memadukannya dengan kemeja putih dengan bahan satin. Ketika menggunakan rok dan kemeja ini, aku merasakan sesuatu yang nyaman. Aku kemudian mulai belajar berdandan sendiri tanpa bantuan Mama. 

Mama kemudian melihatku berdandan lalu memuji hasil dandananku. Aku pergi ke salon hari itu dengan menggunakan rok dan kemeja satin. Di salon, aku melihat Tante Susi berdiskusi dengan salah satu pegawainya, setelah itu aku disuruh untuk duduk di depan meja rias. Ternyata Tante Susi menyuruh pegawai tersebut untuk menata rambutku. Rambutku disambung sehingga panjangnya sebahu lebih. Aku terlihat lebih feminim.

 Minggu itu aku memakai rok dan dress untuk bekerja. Saat hari Jumat tiba, seperti biasa Tante Susi memanggilku ke kantornya. Tapi tidak biasanya kali ini aku dipanggil saat pagi hari. Ia kemudian menyuruhku untuk duduk di meja rias. aku kembali didandani, kali ini sepertinya lebih serius dari biasanya. Lebih banyak perabotan yang disiapkan. Setelah selesai didandani seorang asisten Tante Susi membawa aku ke ruang ganti. Aku disuruh memakai gaun pengantin. Dari penjelasan asisten Tante Susi, ia menginginkan aku untuk menjadi model dalam buletin yang biasa diterbitkan oleh salon tersebut. Aku pun masuk ke sesi foto. Setelah selesai dengan gaun pengantin, aku memakai gaun malam dari bahan satin berwarna hijau muda, setelah itu terakhir aku disuruh memakai kebaya. Hari itu aku mulai merasakan sesuatu yang menyenangkan ketika berpenampilan sebagai wanita.

Tidak ada komentar:

Bu Kost Nakal....

 Perkenalkan nama saya Rendi panggil aja rere, pertama saya crossdresser itu pas waktu duduk di bangku kelas 5 SD. Awalnya saya sering paka...