25 Mei 2012

[Cerita Waria] Penculikan by Carol_t

Sebulan yang lalu aku akhirnya lulus dari Perguruan Tinggi dengan hasil yang memuaskan. Aku, Yuan kini telah menjadi seorang sarjana dan siap menghadapi dunia. Itu semua tidak aku selesaikan dengan mudah, waktu dan perjuangan yang harus aku korbankan terbayar dengan baik saat peringkat kelulusanku menunjukkan bahwa aku lulus sebagai salah satu dari 10 besar lulusan terbaik di Universitasku.

Saat teman-temanku mulai berburu kerja sambil menanti saat wisuda, aku memutuskan untuk beristirahat dengan berjalan-jalan ke luar negri. Bukan berarti aku tidak ingin mencari pekerjaan dan sesungguhnya dengan hasil yang aku capai sudah ada beberapa perusahaan yang menawariku bekerja di perusahaan mereka, tapi aku memutuskan sebelum bersibuk-sibuk dengan pekerjaan aku ingin beristirahat sejenak. Malaysia menjadi tujuan wisata yang aku pilih dikarenakan selain masih tidak terlalu jauh (yang berarti biaya jalan-jalan ke sana tidak terlalu mahal) lingkungan penduduk di Malaysia juga mirip dengan Indonesia sehingga aku tidak terlalu kuatir pergi ke sana.

Keluargaku sangat bangga dengan hasil yang aku capai dan memutuskan untuk membantu biaya perjalananku ke sana. Dibesarkan dalam keluarga keturunan chinese menyebabkan aku menjalani kehidupan dengan cukup baik dari segi ekonomi. Walaupun orangtuaku bukan orang yang kaya raya tapi mereka cukup mampu untuk menyekolahkanku di sekolah yang baik dan membantu biaya jalan-jalanku.

Persiapan perjalanan ke Malaysia berlangsung dengan cepat dan kini aku sudah berada di Malaysia sebagai turis backpacking. Aku sengaja memilih wisata sendirian tanpa travel agent supaya aku bisa lebih jauh mengenal masyarakat di sana. Setiba di Kuala Lumpur, aku mencari hotel yang murah dan mulai mengatur rencana perjalananku. Hotel tempatku menginap ternyata hotel yang banyak pula dikunjungi oleh turis-turis dari Indonesia sehingga kami para penghuni hotel ini bisa cepat akrab satu dengan yang lain.

Ada pasangan turis dari Indonesia yang akhirnya akrab denganku. Si pria bernama Andi sementara yang wanita bernama Julia. Mereka berdua sangat supel dan aku jadi sering pergi mengunjungi tempat-tempat wisata bersama mereka. Andi tampak seperti pria dewasa berusia sekitar pertengahan 30-an sementara Julia berusia sekitar hampir 30-an. Walaupun mereka lebih tua beberapa tahun dariku tapi aku merasa sangat cocok dan nyaman bersama mereka.

Suatu hari mereka mengajakku untuk camping di daerah Sabah. Daerah ini sebenarnya terletak di Pulau Kalimantan, masih bagian dari Malaysia dan dekat dengan Brunai Darussalam. Karena tempatnya lebih jauh mereka mengajakku check-out dari hotel tempatku menginap ini. Aku setuju karena aku sendiri ingin melihat daerah ini.

Kami mulai mengadakan persiapan untuk camping ke daerah ini dan sesampainya kami di sana harus kuakui bahwa benar daerah itu sangat indah. Kami tinggal beberapa saat di sana dan kemudian Andi serta Julia mengajakku menuju daerah yang lebih ke Utara hampir mendekati perbatasan Brunai Darussalam. Karena daerah yang kami tuju cukup jauh, kami memutuskan untuk menyewa kendaraan ke arah sana.

Ternyata perjalanan menuju tempat tujuan cukup jauh sampai menjelang malam. Kami sempat berhenti untuk makan di sebuah rumah makan kecil sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan dan tiba-tiba aku dihinggapi rasa kantuk yang sangat luar biasa. Mungkin memang karena kelelahan aku tidak kuasa menahan kantukku. Sebelum terlelap aku masih sempat mendengar Andi berkata, “Yuan, jangan tidur, sebentar lagi sampai…..” Tapi ternyata aku tidak kuasa menahan kantukku dan aku tertidur lelap.

Saat terbangun aku sempat tidak sadar di mana aku berada, terlebih saat aku merasakan bahwa…..aku tidak mampu bergerak! Setelah lebih terjaga aku berusaha berdiri dan baru menyadari bahwa aku terikat di ranjang yang lebih mirip seperti ranjang operasi dalam sebuah ruangan yang agak gelap. Yang lebih aneh lagi aku terikat dalam keadaan….tanpa busana sehelaipun. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku berusaha meronta tapi ikatan di kedua tangan dan kakiku begitu kuat sehingga aku tidak bisa melepaskan diri.

15 menit kemudian pintu ruangan terbuka dan masuklah Andi diikuti Julia. Wajah ramah mereka tidak terlihat lagi yang tampak hanya wajah yang terkesan dingin. Aku berteriak kepada mereka, “Aa…Andi, apa-apaan ini, kenapa gue keikat begini! Lepasin gue!”

Mereka hanya tersenyum sinis dan justru mempererat ikatan di tangan dan kakiku. Julia yang kemudian berbicara, ada sedikit nada menyesal dalam ucapannya, “Maaf ya Yuan, lebih baik kamu jangan meronta-ronta nanti kamu sakit sendiri.”

“Apa-apan sih ini? Lepasin gue Jul!” Aku berusaha memohon.

Julia meraba wajahku sedikit dan berkata, “Maaf ya Yuan, kami nggak bisa melepaskan kamu.” Dia kemudian mengambil jarum suntik dan botol obat lalu menyuntikkan isinya ke dadaku tepat di bawah putingku. Rasanya sakit luar biasa.

“Aaah! Apa-apaan sih ini semua?!” Aku sedikit menjerit dan tiba-tiba aku rasakan tamparan di pipiku. Ternyata Andi menamparku, “Diam! Percuma kamu teriak-teriak nggak ada yang denger kamu di sini.”

Ia kemudian menyalakan sebatang rokok dan duduk di bangku yang ada di kamar itu sambil memandangiku. Ia mulai berkata, “Gini ya Yuan, tolong lihat bahwa ini semua cuma bisnis. Kami memang pelaku human traficking, pelaku perdagangan manusia.”

Aku panik mendengar ucapannya. Aku tahu apa maksud human traficking. Jangan-jangan mereka akan mengoperasi aku dan mengambil organ tubuhku untuk dijual ke pihak yang menginginkan.

Seolah-olah tahu apa yang aku pikirkan Julia berkata, “Jangan takut, kamu nggak akan dicelakai. Bahkan kamu akan kita buat lebih bagus lagi koq. Lebih cantik dari yang sudah ada.”

Andi tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Julia, “Bener Jul, dibuat lebih cantik dari yang sudah ada.” Ia kemudian berpaling kepadaku dan berkata, “Kami orang-orang yang bekerja secara tidak langsung untuk Pangeran ke-3 Brunai. Kita sekarang ada di Brunai dan kamu nggak akan ditemukan karena kita semua masuk ke Brunai lewat jalur gelap. Sejauh yang orang-orang pikirkan mereka kira kamu masih ada di Malaysia. Jadi jangan terpikir untuk ditemukan. Kamu nggak akan ditemukan.”

Andi melanjutkan, “Pangeran ke-3 Brunai punya satu kelemahan yang agak memalukan bagi keluarga kerajaan. Ia seorang yang tidak menyenangi wanita tapi lebih senang dengan sesama pria. Hal ini sangat memalukan keluarga kerajaan. Akhirnya Ratu memberikan ide yang akhirnya disetujui oleh Raja dan Pangeran ke-3.”

Julia kemudian menimpali, “Ide Ratu adalah untuk mencari pria yang akan diubah penampilannya seperti wanita tapi tetap memiliki organ pria. Jadi seperti waria atau di sini disebut pondan atau maknyah.”

“Kami bertugas untuk mencari orang-orang yang bisa menjadi pasangan Pangeran ke-3. Ratu sendiri tidak ingin mencari waria sejati karena itu juga bisa membawa gosip-gosip yang tidak diinginkan bagi keluarga kerajaan. Jadi kami mencari pria-pria yang bisa….mmhm….dihilangkan, dan mengubah mereka menjadi pasangan bagi Pangeran ke-3.” Andi melanjutkan lagi.

“Sejauh ini kami sudah mendapatkan sekitar 7 pria muda yang kini telah menjadi wanita cantik dan tinggal di harem milik Pangeran ke-3. Kamu akan jadi yang ke-8.” Julia menyambung ucapan Andi.

Gila! Semua ucapan mereka seperti ucapan orang gila! Aku tidak percaya dan semakin aku dengar semakin panik aku jadinya, sehingga aku mulai meronta dengan semakin keras. Julia kemudian berkata, “Nggak perlu meronta begitu Yuan, kamu mungkin nggak sadar sekarang tapi kehidupan kamu nanti sebagai anggota harem Pangeran ke-3 akan sangat enak. Kamu akan dimanja seumur hidup kamu, dan sebenarnya langkah menuju ke sana sudah dimulai. Tadi aku sudah mulai menyuntikkan hormon wanita di dada kamu, tidak lama lagi kamu akan melihat hasilnya.”

Andi dan Julia mulai berdiri dan bersiap-siap meninggalkanku sambil tidak lupa memeriksa ikatanku dia berkata, “Kami perlu waktu 6 bulan sampai 1 tahun sampai kamu bener-bener siap dipersembahkan ke Pangeran ke-3 dan maaf ya Yuan, selama masa itu mungkin sebagian besar waktu kamu akan ada dalam keadaan terbius. Soalnya ada banyak yang harus dikerjakan, Liposuction supaya tubuh kamu bisa langsing, operasi payudara, operasi wajah supaya lebih feminin, elektolisis supaya tubuh kamu mulus tidak berbulu dan masih ada beberapa yang akan lebih mudah dilakukan kalau kamu terbius.”

“Iya, dan kamu sebenarnya nggak sendirian koq Yuan sebenarnya ada 1 orang lagi yang sudah dalam tahap akhir proses transformasi. Kalau memungkinkan nanti kamu akan kita pertemukan dengan dia.” Sambung Julia.

“Oke, kami tinggal dulu, tidur yang nyenyak ya.” tambah Julia.

Tidur?! Aku sangat panik dan tidak mungkin aku bisa tidur. Memang sepanjang malam itu aku panik bahkan menangis beberapa kali menyadari apa yang akan terjadi kemudian. Menjelang pagi tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan Julia sendiran masuk ke dalam ruanganku.

Melihat aku masih terjaga ia tersenyum, “Yuan, tolong jangan benci dengan kita, it’s strictly business koq.” Ia kemudian menghampiri sisi ranjangku dan berbisik di telingaku, “Kamu masih perjaka ya? Kamu nggak pernah sama tidur dengan perempuan ya?”

Aku hanya memandangnya tapi aku tahu dari sorot mataku ia pasti tahu bahwa memang seperti itu kenyataannya. Aku belum pernah berhubungan intim dengan wanita dan aku memang masih perjaka.

Julia tiba-tiba membuka baju dan celana jinsnya termasuk seluruh pakaian dalamnya sehingga ia berdiri tanpa sehelai busana sedikitpun. Ia berbisik lagi, “Jangan kuatir, saya nggak akan membiarkan kamu bertanya-tanya seperti apa rasanya berhubungan intim dengan wanita. Saya nggak mau membiarkan kamu jadi perjaka seumur hidup.” Sambil berkata Julia mulai naik ke atas ranjangku. “Saya akan membuat kamu merasakan seperti apa rasanya berhubungan dengan wanita, walaupun setelah ini mungkin kamu juga nggak akan pernah berhubungan dengan wanita lagi.” Julia tersenyum sambil mengarahkan wajahnya ke wajahku. Aku bisa melihat kecantikan wajahnya dari dekat dan mencium bau wangi parfumnya.

Julia mulai mencium bibirku dengan sangat mesra sambil menghisap bibir atasku, lidahnya diusapkan ke bibirku. Rambutnya yang panjang tergerai ke samping menambah kesexy-an wajahnya sementara tangannya mulai membelai pinggangku dan turun ke arah pahaku. Ia makin menggencarakan ciumannya bukan hanya pada bibirku tapi juga ke pipiku, leherku dan cuping telingaku. Di telingaku di mulai menghisap cuping telingaku dan menciumi area leher di bawah telingaku aku merasakan sensasi yang luar biasa dari tindakannya dan aku mulai membalas dengan menciumi pundaknya.

Tiba-tiba sambil masih menciumi telingaku jari-jari tangannya mulai memilin dan meraba puting susuku. Aku merasakan rasa geli nikmat dari rabaannya. Ia berbisik, “enak khan merasakan puting kamu dirangsang begini?” Aku hanya bisa mengangguk sambil memejamkan mata. Julia kemudian mengarahkan lidahnya menjilati sambil sesekali menghisap puting susuku sementara tangannya mulai meraba daerah di selangkanganku. Aku sedikit terlonjak merasakan rangsangan yang nikmat seperti itu dan tidak terduga aku mulai mendesah seperti gadis yang sedang terangsang, “Mmhhm…..Aaahhhhh……Mmmhhmm…..”

Tubuhku mulai menggelinjang tidak terkontrol merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa ini. Julia tidak memperlambat hisapan dan rabaannya bahkan ia mulai menggunakan kuku jarinya yang agak panjang untuk “menjelajahi” batang dan kepala penisku. Tindakannya makin membuatku lebih terangsang hebat, aku menggelinjang dan mendesah hebat, “Aaaaahhhhh……aaaahhhh……tt…..tterus…….aaaahhhhh…..”

Julia tersenyum melihat reaksiku kemudian sementara jarinya mulai meraba dan sedikit mencubit kedua putingku, mulut dan lidahnya mulai mengulum dan menghisap batang dan kepala penisku. Saat lidahnya mengenai kepala penisku yang sudah basah oleh cairan penisku, aku hampir terlonjak karena sensasi yang ditimbulkan sangat luar biasa.

Penisku bergetar hebat dan tegang sekali mengalami rangsangan-rangsangan yang diberikan oleh Julia. Julia tetap mengulum dan menjilati penisku tapi saat aku merasa tidak bisa menahan lebih jauh lagi tiba-tiba ia berhenti. Ia kembali berbisik, “Saya janji kamu akan merasakan seperti apa berhubungan intim dengan wanita jadi saya mau kita berhubungan intim seperti pria dan wanita.” Ia kemudian mengambil posisi serta mengarahkan vaginanya ke penis saya. Julia sengaja menurunkan tubuhnya perlahan-lahan sehingga aku bisa merasakan saat penisku memasuki vaginanya centi demi centi. Julia menahan sehingga tidak seluruh batang penisku masuk ke dalam vaginanya tapi hanya kepala dan bagian atas penisku saja yang masuk. Ternyata sensasi ini benar-benar luar biasa. Aku merasakan kepala penisku seperti dijepit dan dihisap oleh vaginanya.

Julia kemudian menggerakkan pinggulnya ke atas bawah dengan gerakan yang perlahan. Aku kembali tergetar hebat dan merasakan kepala penisku seperti dipijat-pijat oleh vaginanya. Perlahan-lahan Julia mulai menurunkan pinggulnya lebih ke bawah lagi…..terus……sampai akhirnya keseluruhan penisku masuk ke dalam vaginanya. Saat seluruh penisku masuk dalam vaginanya ia justru diam sejenak seperti membiarkan penisku merasakan seperti apa memasuki vagina seorang wanita. Sedetik kemudian Julia mulai bergerak naik turun memompa penisku, pertama dengan gerakan perlahan dan makin lama makin cepat…..makin cepat sampai aku tidak tahan lagi dan aku menyemprotkan cairan spermaku ke dalam tubuhnya. Julia terus memompa selama beberapa saat lagi seperti ingin menyedot seluruh spermaku ke dalam tubuhnya sebelum akhirnya berhenti.

Penisku terkulai saat keluar dari lubang vaginanya. Aku bisa melihat sisa sperma dan cairan vagina Julia di penisku. Julia kemudian turun dari ranjang dan mulai menjilati serta membersihkan penisku dengan lidah dan bibirnya. Rasa yang ditimbulkan dari tindakannya ini begitu sensual sehingga aku hanya bisa menggelinjang kegelian. Tiba-tiba dia mulai menciumi bibirku dengan bernafsu. Sedetik setelah ia mencium bibirku baru kusadari bahwa aku baru saja merasakan….sisa spermaku sendiri, rasanya sangat aneh dan anyir tapi Julia tetap menciumi bibirku sehingga aku tidak bisa mengalihkan mulutku dari mulutnya. Setelah berciuman beberapa saat tiba-tiba Julia berhenti dan berbisik di telingaku, “Biasakan diri kamu dengan rasa sperma ya Yuan, itu rasa yang kamu harus biasakan soalnya akan ada banyak sperma yang akan kamu rasakan dan telan di masa yang akan datang.”

Ia menyambung lagi, “Enak khan Yuan, sayang sekali pengalaman pertama kamu dengan wanita justru juga menjadi pengalaman terakhir kamu. Mulai detik ini Yuan sudah tidak ada, selamat tinggal Yuan, selamat datang…..Yuanita.”

Julia kemudian meniggalkan kamar dan meninggalkanku yang hanya bisa menangis menghadapi masa depanku. Akhirnya akupun tertidur kelelahan.

Aku terbangun saat mendengar pintu kamarku terbuka. Andi dan Julia masuk ke dalam kamar diikuti oleh seorang pria berkulit putih dan 2 orang wanita berpakaian putih. Si pria berpakaian seperti seorang dokter dan kedua wanita berpakaian seperti suster rumah sakit. Si pria berkata pada Andi dan Julia, “Well, you manage to get a chinese girl this time, the Prince will be thrilled with this one.” Andi menjawab, “We know. We hope that the Prince will give us a good prize with this one.”

Si pria kemudian mengeluarkan alat pengukur dan stetoscope lalu mulai mengukur tubuhku dan memeriksa denyut nadiku sambil terus berbicara pada Andi dan Julia tanpa menghiraukanku, “This is the 8th patients right? Let’s prepare her and get on with this.”

Aku tiba-tiba merasa panik yang luar biasa dan mulai meronta lebih keras daripada sebelumnya. Si pria mengeluarkan jarum suntik dan menyuntikkan sesuatu ke dalam lenganku. Tiba-tiba aku merasa lemas dan kehilangan kesadaran. Yang terakhir aku ingat adalah kedua suster tersebut mulai mendorong ranjangku dan….aku kehilangan kesadaran.

Apa yang terjadi selanjutnya seperti mimpi…mimpi yang buruk. Beberapa kali aku terjaga tapi kemudian tertidur lagi. Saat aku terjaga aku melihat seperti dalam ruangan putih besar yang diterangi lampu dengan beberapa orang yang tampak seperti sedang mengoperasi diriku, aku kemudian tidak sadar lagi. Di saat lain aku terjaga dan melihat seseorang sedang mengamati wajahku dan kemudian aku kembali tidak sadar. Di saat lain aku terjaga lagi dan melihat seseorang gadis yang cantik sekali tampak sedang membersihkan tubuhku dengan spons basah dan seperti sebelumnya aku tertidur lagi, demikian seterusnya…..

Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur tapi akhirnya aku terjaga dan merasakan sakit di seluruh tubuhku. Aku berusaha berdiri tapi merasakan kepalaku sangat pusing sehingga aku kembali merebahkan diriku. Aku berusaha melihat sekeliling dan menyadari bahwa aku sudah tidak berada di ruangan sebelumnya. Aku pindah ke satu ruangan yang cukup luas dan berkesan bersih. Dinding ruangan berwarna kuning cerah dan tempat tidurku tidak seperti tempat tidur rumah sakit tapi lebih menyerupai tempat tidur di hotel yang empuk.

Aku tetap berusaha bangun tapi kembali merasakan pusing yang luar biasa, saat itu tiba-tiba pintu ruangan kamarku kembali terbuka dan masuklah seorang gadis yang cantik sekali membawa baskom berisi air. Ia melihat aku sudah tersadar dan tersenyum kepadaku tapi tidak berbicara apapun. Ia kemudian meletakkan baskom di meja sebelah tempat tidurku kemudian mulai membersihkan tubuhku. Aku merasakan air hangat menyapu tubuhku. Si gadis menyapukan spons air hangat tersebut dengan perlahan dan teliti. Ternyata ia sedang memandikan tubuhku.

Aku merasakan spons tersebut menyapu tubuhku dan saat spons itu mengenai bagian putingku aku merasakan kegelian yang tidak seperti biasanya. Aku berusaha melihat bagian dadaku dan terkejut melihat sepasang payudara yang cukup besar pada kedua dadaku. Aku kembali merasakan kepanikan yang luar biasa. Itu semua bukan mimpi buruk. Aku benar-benar memiliki payudara dan bukan payudara kecil melainkan payudara besar seperti ukuran wanita dewasa. Aku berusaha bangun tapi si gadis terus membersihkan tubuhku dan berusaha agar aku tidak bangun. Ia berkata, “Please lay back, I’d have to wash you now.”

Aku tiba-tiba merasa lelah sekali dan dengan pasrah membiarkan gadis itu membersihkan tubuhku. Setelah selesai membersihkan bagian depan tubuhku, ia membalikkan tubuhku sehingga aku tidur tengkurap. Aku merasakan dadaku seolah terganjal sesuatu, seperti bantal besar mengganjal di dadaku selain itu saat aku berbalik aku merasakan bahwa rambutku kini sudah panjang melewati bahuku. Aku tertegun dan berpikir-pikir berapa lama sebenarnya aku sudah tidak sadar?

Tidak lama kemudian si gadis telah menyelesaikan tugasnya dan kembali membalik tubuhku sehingga aku berbaring dengan posisi agak duduk. Si gadis melihat kepanikan pada wajahku dan tersenyum serta berkata, “don’t worry, it’s not that bad. The sooner you accept your fate, the better you will feel.” Saat itu pintu kamar kembali terbuka dan Andi masuk sendirian ke dalam kamarku. Gadis tersebut melihat Andi tapi tidak berani menatapnya langsung. Si gadis kemudian membereskan seluruh bawaannya dan pergi dari ruanganku.

Andi memandangku dan memasangkan sesuatu pada leherku. Bentuknya seperti kalung leher yang cukup ketat melingkari leherku. Ia kemudian berkata, “Selamat datang kembali Yuanita, operasinya berjalan dengan sukses dan kamu sekarang sudah hampir selesai di sini.”

Ia kemudian menyambung, “Dokter berhasil memberi kamu payudara yang indah sekali ukuran 34D.” sambil berkata tangannya meraba payudaraku dan aku merasakan rangsangan yang aneh dan tidak sadar aku sedikit mendesah, “Mmmhm…” Andi tersenyum menyaksikannya, “sensitif khan? Kamu sudah tidak sadar selama 3 bulan dan selama itu kami menyuntikkan hormon wanita ke dalam darah kamu. Sekarang puting kamu sudah tumbuh seperti puting wanita dewasa, indah sekali.” Ia berbicara sambil terus mengelus dan memilin puting payudaraku. Aku merasakan kenikmatan yang aneh menjalari seluruh tubuhku. Andi kemudian melanjutkan, “selain itu dokter juga mengoperasi wajah kamu, sekarang wajahmu benar-benar mirip seperti gadis cantik. Selain itu, 3 bulan dibius dan diinfus menyebabkan tubuh kamu sekarang jadi langsing seperti tubuh gadis remaja.”

Aku mendengar semua ucapannya dengan perasaan yang bercampur aduk, di satu sisi aku begitu muak dengan keadaan yang terjadi tapi di saat lain aku begitu menikmati rabaannya pada puting payudaraku. Andi menambahkan, “kami juga memanggil seorang ahli tato yang sudah menato seluruh wajahmu, sekarang wajah kamu benar-benar cantik seperti wajah gadis yang di make-up. Semua makeup tersebut adalah tato yang tidak mungkin hilang dari wajah kamu.” Andi kemudian menuntunku berdiri dan mengajakku ke lemari pakaian di seberang ruangan. Di depan lemari ini ada satu cermin besar dan Andi menyuruhku melihat ke dalam cermin. Di cermin aku melihat bayanganku sendiri tapi bayanganku tampak cukup berbeda dari bayangan yang biasa aku lihat.

Dalam cermin aku melihat seorang gadis yang mirip dengan aku, gadis itu bisa dibilang seperti saudara kembarku tapi rambutnya yang hitam tergerai panjang melewati bahuku. Wajahku kini benar-benar seperti gadis cantik dengan make-up yang sangat sexy, eye-shadow pink, lipstik pink menyala dan pemerah pipi yang aku sadari ternyata hanya tato. Payudaraku yang cukup besar dengan puting yang seolah-olah menantang siapapun yang melihatnya tapi di antara kedua kakiku aku masih melihat penisku yang walaupun jadi lebih mengecil tapi masih ada di sana, menjadi bukti tentang apa sebenarnya aku ini, seorang pria yang diubah jadi wanita.

Aku tiba-tiba menangis tersedu-sedu dan memohon pada Andi, “Aaandi…..tt..tolong lepasin gue, g…ggue nggak mau jj…jadi seperti ini.” Andi justru tersenyum sinis dan berkata, “maaf Yuanita, nggak bisa. It’s strictly business.” Aku terkulai dan menangis tersedu-sedu di lantai. Saat aku akhirnya berhenti Andi berkata, “kehidupan yang akan kamu jalani bukan kehidupan yang nggak enak. Itu kehidupan yang diimpikan banyak gadis, jangan menangis, jalani kehidupan kamu.”

Ia menyambung lagi, “mulai besok kamu akan mulai belajar bagaimana membawa diri menjadi wanita dan putri kerajaan, jadi nggak boleh lagi kamu ngomong “Lu” “Gua” itu nggak sopan, dan jangan terpikir untuk kabur. Kalung yang kamu pakai itu dilengkapi detektor dan kejutan listrik.” Andi tiba-tiba mengeluarkan satu alat dan memijit tombol pada alat tersebut dan aku merasakan kesakitan seperti sengatan listrik yang bermula di leherku ke seluruh tubuhku. Aku terjatuh dan terbaring lemas.

“Jangan berani macam-macam seperti kabur atau membantah kalau nggak mau merasakan seperti itu lagi.” Ancamnya. Ia kemudian menuntunku kembali ke ranjang dan ia keluar dari ruanganku.

Aku hanya bisa menangis terisak-isak di ranjangku sampai aku tertidur. Andi benar-benar menepati ucapannya keesokan harinya aku memulai pendidikanku sebagai seorang putri dimulai dengan cara berjalan dengan hak tinggi, cara menjaga tubuh dan kecantikan, sejarah negara Brunai Darussalam dan banyak lagi pelajaran lain. Aku juga diajar tentang bagaimana cara memuaskan pria dengan mulutku dan lubang analku, aku sempat hampir muntah pada pelajaran ini untunglah semua hanya teori pikirku, bagaimana kalau aku harus benar-benar melakukannya pada pria lain, aku tidak sanggup memikirkan lebih jauh lagi.

Selama pelajaranku aku sering ditemani oleh gadis yang memandikanku. Aku baru mengerti bahwa ia juga seorang korban seperti aku. Ia adalah gadis ke-7 yang akan dipersembahkan pada Pangeran dalam waktu dekat. Namanya Agnes, seorang Malaysia yang juga diculik dan dijadikan wanita diluar kehendaknya. Dari Agnes aku mengetahui bahwa sekitar seminggu yang lalu Andi dan Julia kembali menculik seorang untuk menjadi gadis yang ke-9. Orang ini seorang keturunan India dan baru saja selesai menjalani operasi serta masih tidak sadar. Aku kemudian ditugaskan untuk memandikan gadis yang baru ini, yang diberi nama Prita oleh Andi dan Julia.

Agnes mengajarkan banyak hal kepadaku dan ia kelihatannya lebih pasrah menerima keadaannya. Ternyata persahabatanku dengan Agnes tidak berlangsung lama. 2 minggu kemudian ia dipersembahkan pada Pangeran ke-3 dan aku kembali sendirian. Prita gadis baru yang diculik masih tidak sadar dan terus menerus dibius sementara perban menutupi dada dan wajahnya. Dari apa yang dialaminya aku juga menyadari apa yang aku alami. Tiap 3 hari sekali seluruh tubuhnya di-elektrolisis, yaitu proses untuk menghilangkan rambut-rambut yang tidak diinginkan di tubuhnya. Barulah aku sadar mengapa setelah sekian lama rambut ketiak dan kemaluanku serta kumis dan jenggotku tidak tumbuh seperti biasanya dan mengapa alisku kini begitu tipis dan feminin seperti alis gadis-fadis sexy.

Setelah 2 bulan perban di dada dan di wajah Prita dicopot. Aku agak geli saat menyaksikan perban wajahnya dicopot karena saat itu aku melihat walaupun wajahnya sudah diubah jadi seperti wanita tapi kumis dan jenggotnya tumbuh sehingga terlihat agak aneh. Setelah perban wajahnya dicopot barulah dilakukan elektrolisis di wajahnya dan sedikit demi sedikit wajah Prita jadi makin feminin.

Sebagai seorang keturunan India, tubuh Prita berkulit agak hitam tapi hal itu justru menambah kesexy-an Prita. Sedikit demi sedikit aku mulai melihat kecantikan Prita dan kesexy-annya. Kegiatan memandikannya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagiku. Payudara Prita terlihat begitu ranum dengan puting yang menonjol dan berwarna coklat kehitaman begitu menantang untuk dikulum. Aku sengaja meluangkan lebih banyak waktu saat membasuh payudaranya. Aku senang memilin dan meraba putingnya sehingga berdiri dan setelah itu aku mulai sedikit bermain-main dengan putingnya.

Saat membersihkan penisnya juga menjadi pengalaman tersendiri bagiku. Mungkin karena banyaknya pelajaran tentang memuaskan pria aku jadi bertanya-tanya bagaimana rasanya mengulum dan menghisap penisnya yang cukup besar. Suatu hari karena penasaran akhirnya aku memberanikan diri sedikit mengulum dan menghisap penisnya. Saat penisnya kujilat aku merasa Prita agak sedikit bereaksi. Ternyata rangsanganku menyebabkan tubuhnya bereaksi. Penisnya sedikit demi sedikit mulai menegang. Aku tetap meneruskan menjilati kepala penisnya dan sedikit mengulum kepala penisnya dan penisnya makin menegang.

Aku tidak berhenti dan terus melakukan cumbuanku terhadap penisnya. Penisnya mulai berdenyut saat aku mulai mengulum dan menghisapnya. Sebagian diriku ingin tahu apakah teori yang telah aku dapatkan dalam memuaskan pria dapat dipraktekan tapi sebagian dari diriku seolah berteriak untuk berhenti. Aku terus meyakinkan diriku bahwa aku hanya penasaran dan makin memperhebat cumbuanku atas penisnya dan tiba-tiba penisnya menyemprotkan spermanya ke dalam mulutku. Aku tidak sempat menarik mulutku dari penisnya dan terpaksa menelan sebagian spermanya sementara memuntahkan sebagian lagi ke dalam tempat sampah. Setelah itu aku merasakan perasaan yang berkecamuk. Sebagian menyesali tindakanku karena aku merasa aku jadi seperti seorang homosexual tapi sebagian merasa sedikit bangga karena telah berhasil membuat seseorang orgasme. Aku buru-buru menyelesaikan tugasku dan keluar dari ruangan.

Sebulan kemudian Prita siuman dan proses yang terjadi antara Andi dan aku juga terjadi antara Prita dan Andi. Selama ini aku tetap dengan pelajaran-pelajaranku dan aku jadi makin pasif serta pasrah dengan apa yang akan aku hadapi. Kalung yang ada di leherku beberapa kali menjadi sumber penderitaanku terutama saat aku tidak menurut atau mengerjakan sesuatu seperti yang diperintahkan, tapi seiring dengan kepasrahanku kalung tersebut lama-lama tidak lagi menjadi alat hukumanku. Akhirnya setelah beberapa waktu kalung tersebut dilepas oleh Julia. Saat melepas kalung itu pula Julia memberitahuku bahwa waktu untuk aku bertemu dengan Pangeran ke-3 sudah hampir tiba. Perasaanku kembali berkecamuk tapi kembali kepasrahanku mengambil alih.

Aku juga berteman dengan Prita dan sedikit berbeda denganku Prita terus menerus tidak menurut dan tidak mengikuti perintah. Sering aku dengar ia menjerit kesakitan karena sengatan listrik dari kalung yang dipakainya. Andi dan Julia mendorongku untuk berusaha mendekatkan diri dengan Prita dan berbicara padanya agar ia lebih menerima nasibnya. Aku berusaha menasehati Prita tapi terasa ia tidak ingin menerima nasibnya dan ingin melawan sekuat tenaga.

Prita tetap melawan dan memberontak sampai akhirnya Andi mendatangi kamarnya dengan membawa satu alat yang aneh. Alat ini berbentuk seperti sepeda treadmill tapi pada bagian depannya ada semacam tongkat pendek yang ujungnya diperlengkapi dengan semacam dildo berukuran besar. Andi masuk ke dalam ruangan dan aku mendengar Prita berteriak beberapa kali tapi kemudian terdiam. Andi kemudian keluar dari ruangan dan menguncinya dari luar. Seminggu aku tidak menemui Prita dan selama itu makanan hanya dibawakan sekali sehari tapi setelah seminggu aku menemui Prita sudah berubah. Ia menjadi lebih penurut dan pasrah dan sering melihatku dengan pandangan yang aneh seperti pandangan orang yang bernafsu.

Aku jadi agak menjauhi dia dan akhirnya dari Julia aku baru tahu bahwa Andi memakaikan semacam alat yang menyetubuhi analnya tanpa berhenti. Prita diikat di ranjang dan alat ini menyetubuhi analnya terus menerus. Awalnya pasti terasa tidak enak tapi karena alat ini tidak berhenti bekerja (hanya berhenti sebentar waktu Prita makan) akhirnya alat ini menjadi seperti candu baginya. Prita merasakan kenikmatan anal sex dan orgasme berkali-kali kali dalam sehari. Kegiatan yang terus menerus ini menyebabkan Prita jadi tergila-gila dengan anal sex dan ingin di anal terus menerus untuk merasakan kenikm`tan yang sama. seminggu mengenakan alat ini akhirnya Prita jadi tidak bisa berpikir yang lain selain menginginkan anal sex terus menerus. Kasihan Prita.

Aku sendiri semakin hari semakin berharap cemas akan apa yang akan terjadi saat aku dipertemukan dengan Pangeran ke-3 dan akhirnya hari yang aku nantikan tiba. Julia memberitahu bahwa besok aku akan dipertemukan dengan Pangeran ke-3 dan akan pindah ke lokasi haremnya. Malam itu aku gelisah dan tidak bisa tidur. Sekitar jam 2 pagi tiba-tiba pintu ruanganku terbuka dan……Andi masuk ke dalam ruanganku.

Ia mulai mendekati ranjangku dan berkata tentang perjalanan hidupku dari awal ia menculik aku sampai esok aku menjadi anggota harem Pangeran ke-3 semua berlangsung 10 bulan dan ia tetap menekankan bahwa ini semua bisnis belaka. Aku pasrah mendengar uraiannya tapi apa yang terjadi selanjutnya tidak pernah aku kira.

Andi mulai melepas bajunya dan berkata, “kamu memang sudah tampak seperti gadis yang cantik tapi kamu masih belum punya pengalaman menjadi seorang gadis. Malam ini saya akan melengkapi pengalamanmu.” Entah karena aku sudah pasrah atau aku sendiri mulai berubah jadi lebih feminin, aku hanya bisa menganggukan kepala dan menundukkan kepalaku menantinya. Andi mulai naik ke atas ranjangku dan memintaku membuka seluruh bajuku. Aku hanya bisa menurut dan melepas seluruh pakaianku sampai tidak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Andi mulai berbisik di telingaku sambil menciumi dan menghisap cuping telingaku, “kamu cantik sekali Yuanita, yang paling cantik yang pernah saya bawa ke sini.” Aku tersanjung mendengar rayuannya, aku memejamkan mataku merasakan ciumannya dan tanganku mulai menjelajahi tubuhnya dari dadanya yang bidang ke perutnya dan terus ke bawah. Tanganku seolah-olah mencari-cari sumber kenikmatan yang terletak di antara kedua pahanya dan saat aku mendapat penisnya aku mulai menggenggamnya dengan sensual.

Andi terus menciumi dan menghisap leher dan tengkukku. Ciumannya membuat aku serasa di awang-awang, tanganku tetap memegang penisnya dan mulai membuat gerakan melingkar mengikuti kontur kepala penisnya. Tangan Andi mulai meraba payudaraku dan jari-jarinya memilin serta meraba putingku. Bagai memperoleh instruksi putingku langsung berdiri dan aku merasakan kenikmatan yang sensual dengan sentuhannya. Aku mulai mendesah dan mendongakkan kepalaku sambil terus memejamkan mataku, “Mmhhmm….” Andi langsung menciumi leherku dan turun ke dadaku sementara tangannya menahan punggungku. Lidah dan bibirnya mulai menelusuri payudara dan puting susuku sambil sesekali menggigit dan menghisapnya. Aku menggelinjang merasakan rangsangannya.

Aku mempererat peganganku pada penisnya dan mulai menggerakkannya dengan perlahan maju mundur mengikuti irama ciumannya pada payudaraku. Andi kemudian menarik tubuhku ke depan sehingga wajahku berada pada perutnya sementara ia mencondongkan tubuhnya ke belakang dan bertumpu pada 2 tangannya. Aku mengerti apa yang ia inginkan dan seolah tanpa keraguan aku mulai menciumi kepala penisnya yang kini sudah mulai agak basah dengan cairan penisnya.

Aku mulai menciumi, menjilati dan mengulum penisnya dengan semua kemampuanku dan merasakan penisnya makin menegang dalam mulutku. Seperti seorang anak kecil yang menjilati eskrim yang nikmat. Aku dapat mendengar Andi mendesah merasakan kenikmatan ini, dan lebih menyorongkan pinggulnya. Aku makin kencang melumat penisnya dengan hisapan, jilatan dan kuluman dan Andi makin kencang menggelinjang. Aku dapat merasakan penisnya bergetar dan makin mengeras di mulutku. Saat aku merasakan penisnya makin mengeras aku justru memperlambat hisapanku dan mulai menjilati batang penisnya dari pangkal penis ke kepala penisnya. Tindakanku ini makin membuat Andi liar. Tiba-tiba ia menarik penisnya dari mulutku dan membalikkan tubuhku sehingga aku membelakangi dia.

Andi mulai mengarahkan penisnya ke lubang anal-ku. Ini saatnya, aku berdebar-debar menyadari bahwa keperawanan analku akan hilang malam ini. Andi mulai mendorong pinggulnya sehingga kepala penisnya mulai memasuki liang analku. Aku terkesiap karena walaupun dari pelajaran yang aku dapat aku tahu bahwa untuk awalnya anal sex akan berasa sakit tapi aku ternyata tidak siap dengan hal ini. Aku terpekik tertahan, “Ah!” dan aku merasa anusku seperti robek disodomi olehnya.

Andi berhenti sejenak tapi selang beberapa detik kembali memajukan pinggulnya. Kini penisnya sudah masuk setengah bagian ke dalam anusku. Aku kembali terpekik, “Aah! Ss…sakit.” Andi malah seperti terangsang mendengar eranganku dan kembali memasukkan penisnya hingga hampir masuk sepenuhnya. Aku menundukkan badanku sehingga posisiku sekarang menungging dengan pantatku mengarah ke atas. Andi makin bernafsu dan kini seluruh penisnya masuk ke dalam anusku.

Aku mulai mengerang karena rasanya begitu aneh dan agak sakit, “ahhhh…..sss..sakit…..aaahhh!” Andi berhenti sejenak dan tiba-tiba tangannya menggerayangi payudaraku. Aku merasakan kenikmatan di dadaku tapi ada sedikit rasa sakit di anusku. Andi kemudian mulai menggerakkan pinggulnya, awalnya perlahan kemudian agak lebih cepat. Aku tetap merasakan kesakitan tapi ada sedikit rasa nikmat di dadaku yang sedikit mengurangi rasa sakit di anusku.

Andi mulai menggerakkan pinggulnya sedikit lebih cepat dan tiba-tiba rasa sakit di anusku sedikit berkurang diganti dengan sensasi yang aneh di area sekitar buah zakarku. Aku ingat dari pelajaran yang aku terima bahwa saat ini penisnya sedang merangsang prostatku dari dalam dan karena rangsangan itu tiba-tiba kurasakan penisku sedikit menegang.

Aku masih sedikit mengerang tapi eranganku jadi susah dibedakan antara erangan nikmat atau sakit, “aahhh….aahhhh…mmhmmm….mmhhmmm…..” Aku mendesah dan mengerang seperti erangan gadis yang sedang menikmati permainan sex yang luar biasa. Andi makin mempercepat gerakan pinggulnya sementara tangannya terus meraba dan memilin puting susuku. Gabungan rangsangan ini menyebabkan aku merasa kenikmatan yang aku alami makin meningkat menggantikan rasa sakit yang tadi aku alami. Aku terus mendesah dan tidak terasa ikut menyorongkan pinggulku ke belakang mengikuti irama gerakannya.

Saat ini kami berdua bergerak berirama maju mundur seperti 2 orang kekasih yang sedang memadu cinta, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan juga merasakan penisnya makin membesar dan mengeras dalam anusku. Aku sendiri seperti kesetanan dengan kenikmatan ini dan berusaha menjepit penisnya dengan anusku. Tindakanku ini menyebabkan Andi makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba cairan hangat spermanya muncrat di dalam anusku. Aku merasakan cairan spermanya menyemprot dalam ke tubuhku dan pada detik itu aku juga menyemprotkan sedikit cairan spermaku ke ranjang. Saat itu aku merasakan sensasi yang aneh karena aku merasa…..menjadi wanita……merasakan seorang pria menyemprotkan benihnya ke dalam tubuhku.

Aku masih menggerakkan pinggulku maju mundur seolah berusaha memompa penisnya agar memuntahkan seluruh spermanya ke dalam tubuhku. Sedetik kemudian aku merasakan Andi memeluk tubuhku dan memompakan kembali penisnya ke dalam anusku.

Kami berpelukan untuk beberapa saat dan Andi menciumi telinga serta tengkukku. Saat itu aku merasa sangat feminin seperti seorang gadis yang berhasil memuaskan pasangannya. Tak terasa kami tertidur kelelahan sambil terus berpelukan dan penisnya tetap ada dalam anusku…..

Aku terjaga saat pintu kamarku terbuka, dan aku baru menyadari kemudian bahwa Andi sudah tidak berada dalam kamarku lagi. Ada sedikit perasaan kehilangan w`ktu menyadari bahwa aku sendirian di dalam kamar, bagaimana tidak, malam sebelumnya aku telah kehilangan keperawananku dan menikmati rasanya menerima benih seorang pria dalam tubuhku, tapi melihat serombongan orang yang masuk ke dalam kamarku perasaan tersebut perlahan tergantikan dengan perasaan semangat untuk menghadapi hari ini, hari di mana aku akan diperkenalkan dengan Pangeran ke-3 kerajaan Brunai.

Serombongan orang yang masuk ke dalam kamarku ternyata bertujuan untuk mempersiapkan diriku agar dapat tampil secantik mungkin menyongsong hari ini. Aku diperintahkan untuk mandi dan mencuci seluruh tubuhku sebersih-bersihnya. Aku meluangkan waktu lebih lama untuk membersihkan tubuhku terutama anusku yang dipenuhi sisa sperma Andi yang sebagian telah mengering.

Setelah aku selesai mandi para inang dan perias yang sudah menanti mempersilahkan aku untuk mengenakan pakaian yang telah dipersiapkan. Aku mengenakan satu set pakaian dalam wanita berwarna hitam yang sexy sekali. Aku mengenakan celana dalam hitam dengan potongan french cut dengan renda feminin di sekelilingnya. Penisku tidak tertutup seluruhnya tapi gesekan yang aku rasakan antara penisku dengan bahan kain berenda ini menimbulkan sensasi yang erotis sekali.

Setelah itu aku mengenakan korset basque menerus dengan bra yang juga berwarn` hitam. Dilanjutkan dengan garter belt hitam dan stocking tipis berwarna hitam. Walaupun pakaian dalamku sangat sexy tapi gaun kebaya yang aku harus kenakan justru berkesan sangat anggun dan feminin. Kebaya long torso berwarna pink dengan brokat dan renda yang tipis dan menerawang di beberapa bagian menambah kesan sexy dan anggun. Akhirnya aku diminta untuk mengenakan kain panjang yang sebagian melewati kakiku dan mengenai lantai.

Kain serupa kebaya ini menyebabkan aku hanya bisa berjalan selangkah demi selangkah kecil dan menambah kesan anggun dan feminin dalam jalanku. Setelah mengenakan pakaian lengkap aku diminta untuk mengenakan selop berhak tinggi berwarna emas dan diakhiri dengan aksesoris berwarna emas pada gelang tanganku, kalung emas dan anting-anting panjang berwarna emas.

Kemudian aku duduk pada meja rias dan perias mulai mengatur rambutku. Rambutku yang kini sudah panjang sepunggung di tata dan diangkat ke atas kemudian dihias dengan hiasan daun-daunan berwarna emas.

Walaupun wajahku sudah bertato riasan ternyata perias masih menyapukan lagi riasan yang berfungsi menambah kecantikan wajahku. Ia memulai dengan concealer dan foundation warna kuning langsat dan dilanjutkan dengan bedak tabur yang menyebabkan kesan wajahku sangat halus dan seolah bercahaya. Ia kemudian menyapukan eye-shadow warna abu-abu tua di tepi mataku dan warna oranye emas pada kelopak mataku. Tidak lupa ditambah dengan eyeliner cair pada garis mataku yang menyebabkan mataku yang agak sipit jadi terkesan bertambah besar dan feminin.

Perias kemudian membentuk alisku menjadi lebih tegas tapi sangat feminin dan diakhiri dengan bulu mata palsu yang agak panjang. Saat mengenakan bulu mata palsu ada kesan aneh seolah mataku jadi bertambah berat tapi ternyata efeknya begitu sexy seolah mataku menjadi begitu sayu dan berkesan feminin.

Perona pipi yang dioleskan pada tulang pipiku berwarna oranye muda pada bagian atas tulang pipiku dan berwarna pink gelap pada bawah tulang pipiku dan kesannya pipiku begitu sexy dan wajahku berkesan lebih ramping.

Terakhir perias membubuhkan lisptick berwarna pink tua dan diikuti dengan pensil bibir berwarna merah terang. Hasil akhir dari riasannya, wajahku berkesan seperti seorang gadis muda yang polos dan feminin. Aku cukup terkejut melihat hasilnya tapi juga merasa kagum bahwa ternyata wajah cantik yang memandang dari cermin adalah wajahku sendiri.

Andi dan Julia kemudian menghantarku keluar dari ruangan dan dari bangunan tempatku disekap. Inilah saatnya, aku akhirnya keluar dari penjaraku tapi aku agak trenyuh menyadari bahwa aku sedang digiring dari satu penjara ke penjara lain, yaitu harem tempat Pangeran ke-3 memelihara gadis-gadisnya.

Ternyata bangunan tempatku disekap masih berada dalam complex istana Sultan Brunai dan kami hanya berkendara sebentar sekali tiba di satu complex istana tempat tinggal Pangeran ke-3.

Aku turun dan diminta menunggu di sisi istana bersama beberapa orang yang aku yakin adalah para penjaga yang menjaga agar aku tidak pergi ke mana-mana. Andi dan Julia masuk menemui Pangeran ke-3 dan tidak lama kemudian aku diminta untuk masuk ke ruangan yang sama.

Ruangan yang aku masuki adalah ruangan kerja besar yang ditata dengan sangat mewah. Di ujung ruangan aku melihat seorang pria yang bertubuh tidak terlalu besar tapi memancarkan kesan kewibawaan. Inilah Pangeran Malik, Pangeran ke-3 putra dari Sultan Hassanal Bolkiah, sultan Brunai. Saat diperkenalkan aku menunduk dan memberi salam sesuai pelajaran yang telah aku terima.

Aku menundukan wajahku tapi berusaha mencuri lihat reaksi Pangeran Malik. Ia tersenyum padaku dan pada Andi serta Julia, kemudian ia berdiri dan mulai mengamatiku dari atas ke bawah dan dari depan ke belakang. Ia kemudian menyuruhku mengangkat wajahku dan saat itu aku bertatap muka dengannya. Wibawa yang terpancar dari matanya menyebabkan aku tidak sanggup menatap matanya berlama-lama. Aku menundukkan wajahku kembali.

Pangeran Malik kemudian berbicara pada Andi dan Julia sebentar kemudian menyuruh mereka keluar dari ruangan. Julia sempat berbisik kepadaku sebelum meninggalkan ruangan, “Selamat tinggal Yuanita, hidup kamu akan terjamin sekarang.” Aku tidak tahu harus senang atau sedih mendengar ucapannya tapi aku berusaha tetap tenang.

Pangeran Malik kemudian mengajakku keluar dan membawaku jalan-jalan di sekitar lingkungan istana. Pangeran Malik tidak terlalu tinggi, bahkan jika aku tidak mengenakan selop high-heels aku yakin bahwa tinggi tubuhku masih lebih tinggi dari tubuhnya, apalagi sekarang saat aku memakai high-heels, Pangeran Malik hanya setinggi bibirku.

Aku menemaninya berjalan-jalan dan dia berusaha menceritakan tentang kerajaan Brunai dan posisinya dalam kerajaan tapi sementara berjalan aku dapati bahwa berulang kali ia menatap wajahku dan dadaku. Aku menemaninya berjalan dengan langkah-langkah kecil sampai akhirnya kami tiba di harem tempat para gadis tinggal.

Ia memperkenalkan diriku pada penghuni harem lainnya, “Ladies, this is Miss Yuanita, a new member of our household.” Para gadis menyambutku dengan gembira. Aku hanya mengenali wajah Agnes di antara para anggota harem tersebut, ia menyambutku seperti seorang yang menyambut teman baik yang datang dari jauh, “Yuanita, you finally here. Let me introduce you to everyone else.”

Agnes memperkenalkanku dengan para anggota harem, ada Cecilia, Angela dan Raisya 3 orang gadis Melayu yang berasal dari Malaysia, Maria juga seorang gadis Melayu dari Indonesia, Suzie yang berasal dari Filipina dan Jeanie seorang gadis berkulit putih dari Australia. Pangeran Malik senang melihatku disambut oleh para gadis dan berbicara pada penjaga harem. Belakangan aku baru mengetahui bahwa ia ingin aku dipersiapkan untuk menemaninya malam ini.

Pangeran Malik kemudian meninggalkan kami semua untuk saling berkenalan dengan lebih akrab. Setelah acara makan siang, inang penjaga harem memanggilku dan memintaku untuk bersiap-siap menemani Pangeran Malik malam ini. Aku merasakan kepasrahan dan hanya mengangguk mengiyakan.

Aku kembali dirias dan dipersiapkan kemudian diminta menunggu dalam kamar. Kamar ini sangat mewah dan indah sekali. Aku menunggu di tepi ranjang. Beberapa saat kemudian Pangeran Malik masuk ke dalam ruangan dan berbicara denganku, “Yuanita, I’m glad that you’re here to become my companion for the evening. Let’s have some dinner first.”

Kami bersantap malam sambil Pangeran Malik terus menerus memuji kecantikanku dan berbicara tentang Brunai. Aku tidak berani menjawab banyak hanya beberapa kali tersenyum dan mengangguk. Tindakanku ternyata menyenangkan Pangeran Malik yang menganggapku begitu halus dan feminin.

Tidak perlu menunggu lama setelah kami makan malam Pangeran Malik mulai menuntunku ke tempat tidur dan memintaku duduk di tepi tempat tidur sementara ia duduk di sebelahku. Ia mulai dengan membelai rambutku dan dengan perlahan tanpa terburu-buru mulai melepaskan sanggul rambutku dan aksesoris-aksesorisku. Ia kemudian memintaku untuk mulai membuka bajuku sementara ia sendiri membuka bajunya dan masuk ke bawah selimut. Ia memintaku masuk pula ke dalam selimut dan berbaring bersama.

Ia kembali merayu dengan berkata betapa cantiknya aku dan kemudian mulai menciumi bibirku. Aku merasakan ciumannya begitu bernafsu dan bersemangat. Aku berusaha membalas sedapatku untuk mengimbanginya. Tangannya mulai menggerayangi tubuhku dan berhenti pada payudaraku. Ia mulai memilin-milin putingku dan meraba-rabanya. Kembali tubuhku dilanda kenikmatan yang aneh dan aku mulai mendesah nikmat, “mmhmm…..”

Pangeran Malik makin memperhebat cumbuannya dengan menciumi dan menghisap leher serta meraba putingku. Ia seperti begitu bernafsu merangsangku. Aku menggelinjang kegelian dan terangsang hebat dengan rabaannya, “Mmmhmmm…..aaaahhhhh……”

Pangeran Malik kemudian mulai menciumi dan menjilati payudara dan putingku sementara tanganya mulai meraba perut dan pangkal pahaku. Aku makin liar menggelinjang merasakan rabaan dan cumbuannya yang hebat. Mungkin karena Pangeran Malik sendiri seorang penyuka sesama jenis, ia seperti tahu dengan tepat hal-hal apa yang dapat membuatku serasa di awang-awang.

Saat bercinta dengan Andi aku merasakan sensasi romantis dan halus sementara dengan Pangeran Malik aku merasakan rangsangan dan gairah. Pangeran Malik mulai mengangsurkan pinggulnya ke wajahku dan aku mengerti apa yang ia inginkan. Aku mulai menjilat dan mengulum kemaluannya. Kemaluannya sungguh sangat besar dan agak panjang membuatku agak kuatir bagaimana rasanya jika penisnya ini memasuki lubang analku.

Aku terus membasahi penisnya dengan ludahku agar saat penisnya nanti memasuki diriku cairan ludahku dapat berfungsi sebagian sebagai pelumas. Aku mengulum dan menghisap kemaluannya dengan bernafsu seolah ingin membalas rangsangan yang telah ia berikan sebelumnya. Aku menghisap dan mengulum dan dapat mendengar bunyi “slurp….slurp.” yang terdengar begitu erotis.

Beberapa menit kemudian Pangeran Malik mulai membalik tubuhku dan mulai mengarahkan penisnya ke lubang analku. Aku kuatir tapi juga penasaran ingin merasakan hujaman penisnya ke dalam lubang analku. Pangeran Malik ternyata tidak menunggu perlahan-lahan untuk menghujamkan penisnya dan aku tersentak kesakitan saat penisnya menghujam ke dalam lubang analku, “Aaaaaahhhh!…..” aku mengerang kesakitan saat penisnya yang besar masuk ke dalam diriku. Aku merasa tubuhku seperti dirobek dari lubang analku.

Aku berusaha menahan rasa sakit yang timbul sementara Pangeran Malik terus berusaha memasukkan seluruh penisnya ke dalam tubuhku. Aku mengerang dan merintih karena rasa sakit yang ditimbulkan dan hampir memohon padanya untuk berhenti, tapi aku ingat dari pelajaran yang aku peroleh bahwa aku tidak boleh meminta apapun saat Pangeran menyetubuhiku. Itu dianggap sebagai kekurangajaran. Akhirnya aku hanya bisa menahan rasa sakit dan menggerakkan pinggulku seolah-olah ingin agar penisnya dapat “bersarang” di tempat yang tepat.

Tiba-tiba aku merasakan sensasi yang aneh di area dekat kantung zakarku. Seolah-olah ada sesuatu yang menggelitik penisku dari dalam tubuhku. Sensasi aneh ini semakin lama semakin nikmat dan rintihan kesakitanku tiba-tiba berubah jadi rintihan kenikmatan, “Mmmhm…..hhhmmmm…..hmhmmmm……” Aku mendengar Pangeran Malik juga sedikit merintih, rupanya ia juga menikmati cengkeraman analku pada penisnya.

Pangeran Malik berhenti sebentar membiarkan lubang analku menyesuaikan dengan ukuran penisnya dan beberapa detik kemudian mulai memompa analku dengan menggerakkan pinggulnya maju dan mundur. Aku mengikuti irama gerakannya dengan turut menggerakkan pinggulku sedemikian seolah-olah tidak ingin penisnya keluar dari lubang analku, seolah-olah ingin menghisap seluruh kenikmatan yang ditimbulkannya ke dalam diriku.

Gerakan kami makin cepat dan liar dan aku merasakan penisku sendiri agak menegang karena rangsangan penis Pangeran Malik pada prostat-ku. Kami berdua sama-sama mendengus dan merintih, “Aaahh…..aaahhhh…..aaahhh…..” Aku dapat mendengar pahanya “menepuk-nepuk” pantatku dan penisnya makin dalam dan makin cepat memompa analku.

Aku merasakan penisnya makin menegang dan keras dalam analku dan tiba-tiba tanpa kusadari penisku sedikit memuncratkan cairan spermanya. Aku merasakan puncak kenikmatan yang tiada duanya tapi Pangeran Malik sendiri belum berhenti, ia tetap memompakan penisnya dalam tubuhku. Kembali aku rasakan kegelian pada area dekat kantung zakarku dan penisnya seperti terus membesar dan menegang dalam analku.

Tiba-tiba aku rasakan semprotan cairan hangat dari penisnya menyemprot ke dalam tubuhku. Pangeran Malik masih memompakan penisnya beberapa kali ke dalam analku seolah-olah ingin menghabiskan seluruh spermanya dalam tubuhku. Aku merasakan sebagian benihnya yang hangat sedikit meleleh keluar dari analku turun ke pahaku.

Kami berdua tergeletak kelelahan dan dengan penisnya masih di dalam diriku kami berdua terkulai kelelahan. Pangeran Malik kemudian menarik penisnya dari analku dan kurasakan rasa geli yang nikmat saat penisnya keluar dari analku. Ia masih menciumi pundak, punggung dan tengkukku sambil terus merayu serta memujiku. Aku merasakan perasaan aneh dalam hatiku, aku merasa begitu disayang dan dicintai oleh Pangeran ini. Kami berdua tertidur kelelahan sambil terus saling berpelukan.

Kegiatanku sehari-hari menjadi rutinitas yang aku jalani dengan gembira, aku berkumpul dengan sesama teman gadis di harem, merawat diri secantik mungkin dan di malam hari menikmati sex yang luar biasa. Beberapa bulan aku menjalani kehidupanku baru kusadari bahwa aku menjadi gadis favorit Pangeran Malik. Ia sendiri memang tertarik dengan gadis China dan dengan postur tubuh dan kecantikanku Pangeran Malik menjadi tergila-gila denganku.

Beberapa bulan setelah aku tinggal di haremnya, beberapa gadis kemudian menyusul menjadi anggota harem ini termasuk Prita, lalu seorang gadis Jepang yang diberi nama Mayumi dan seorang gadis Amerika Latin yang diberi nama Rachel. Setelah hampir setahun aku tinggal di haremnya, Ratu tiba-tiba jadi sering mengunjungiku dan mengajakku berbicara.

Dari Ratu aku akhirnya tahu bahwa Pangeran Malik ingin menikahiku secara formal dan menjadikanku istrinya. Tapi Sultan Hassanal Bolkiah tidak setuju dikarenakan statusku. Ratu akhirnya memberi alternatif yang akhirnya diterima oleh Sultan yaitu, Pangeran Malik boleh menikahiku dengan syarat aku benar-benar dijadikan wanita sepenuhnya. Ratu mengajakku berbicara dan menyerahkan keputusan akhir pada diriku.

Beberapa minggu aku memikirkan hal ini. Jika aku menerima berarti aku benar-benar melangkah menuju jalan di mana aku tidak mungkin kembali. Penisku akan dioperasi menjadi vagina dan aku benar-benar tidak mungkin menjadi pria lagi. Setelah berpikir keras akhirnya aku memutuskan untuk menyetujui hal ini. Mungkin ini memang takdirku, mungkin aku memang ditakdirkan untuk menjalani sisa hidupku sebagai wanita.

Tidak butuh waktu lama untuk melakukan operasi kelamin ini. Aku dioperasi menjadi wanita di Thailand dan tinggal beberapa waktu di sana untuk memulihkan diri. Setelah kembali ke Brunai persiapan pernikahan dilangsungkan dengan cukup meriah.

Aku akhirnya menikahi Pangeran Malik dan menjadi Putri Farah Yuanita, nama Farah adalah tambahan dari Pangeran Malik sendiri. Walaupun sudah memiliki vagina, Pangeran Malik tetap lebih menyenangi anal sex dan saat malam pernikahan kami, kami melakukan hubungan intim yang sangat bergelora. Kami berhubungan beberapa kali sampai menjelang pagi.

Kami kemudian berbulanmadu dengan berkeliling dunia, termasuk pergi ke Bali dan Indonesia. Saat di Indonesia inilah baru aku sadari betapa panjang perjalanan hidupku. Walaupun baru 2 tahun meninggalkan Indonesia tapi telah begitu banyak hal yang terjadi. Aku jadi agak murung.

Pangeran Malik menanyakan hal ini padaku, “What’s wrong honey?”

“Nothing Sire, I just feel weird back to Indonesia as a woman.” Aku menjawab Pangeran Malik. Aku kemudian memohon padanya, “Darling, I never ask for anything but can I ask for a particular favor?”

“What’s favor?” Pangeran Malik bertanya

“I…..em……I want to see my parents for the last time. Not meeting them, just see them…..from distance if necessary.” Aku menjawab sambil memohon padanya.

Setelah berpikir sejenak ia mengiyakan. Kami naik pesawat pribadinya ke Jakarta dan mengendarai mobil mewahnya ke rumahku. Akhirnya, setelah sekian lama aku tiba lagi di rumahku. Kami memarkir mobil agak jauh dari rumahku dan ia menyuruh seorang bodyguardnya untuk memasang kamera kecil di depan rumahku. Aku memperhatikan dan menunggu beberapa saat sampai akhirnya…….

Mamahku keluar dari rumah sebentar dan aku tiba-tiba menangis terharu, aku begitu rindu pada Mamah tapi aku sendiri tidak bisa menemuinya. Beberapa waktu kemudian aku juga melihat Papahku dan setelah mengamati mereka beberapa saat aku akhirnya menyadari bahwa mereka berdua tidak pernah berhenti mencariku.

Aku memohon pada Pangeran Malik lagi untuk dapat mengirimkan surat pada mereka minta mereka untuk merelakan aku. Awalnya Pangeran Malik menolak tapi melihatku menangis akhirnya ia mengijinkan.

Aku menulis surat pada mereka minta mereka untuk merelakanku dan memberitahu mereka bahwa aku baik-baik saja tapi tidak bisa kembali pada mereka. Aku tidak menceritakan hal-hal yang terjadi dan aku ragu apakah kedua orangtuaku akan menghentikan pencarian mereka tapi paling tidak ini dapat sedikit menenangkan mereka.

Pangeran Malik mengatur supaya suratku dapat diserahkan dalam beberapa hari kemudian kepada kedua orangtuaku. Ternyata surat itu disertai oleh cek miliaran rupiah dari Pangeran Malik pada kedua orangtuaku, dan seperti yang aku perkirakan kedua orangtuaku tetap tidak berhenti mencariku.

Setahun setelah menikah Ratu mengatur supaya aku seolah-olah hamil dan memiliki anak. Dengan kekuasaan Sultan dan Ratu hal tersebut mungkin terlaksana dengan mudah. Inilah takdir hidupku, dari seorang pria normal akhirnya menjadi wanita, menjadi istri seorang pangeran dan akhirnya menjadi seorang ibu. Aku tetap berusaha melakukan yang terbaik yang bisa kulakukan.

Sementara itu walaupun telah menikahiku Pangeran Malik tetap melanjutkan hobinya untuk mengoleksi “gadis-gadis” ke dalam haremnya. Jadi berhati-hatilah lain kali jika pergi berlibur sendirian, anda dapat berakhir seperti diriku…….

http://ceritacd.blogspot.com

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Jadi terobsesi diculik nih :D,
tapi jangan ganti kelamin, lebih enak CD

Anonim mengatakan...

hehehe,,jdi pngen

Anonim mengatakan...

jdi pengenn nih,, paling suka sm yang anal soalnyaa hihiii

Anonim mengatakan...

wah kalo saya pengen... kisah ini terjadi pada saya.... dioperasi jadi wanita ..
anggap saja suatu berkah utk menjalani sisa kehidupan

Anonim mengatakan...

Gua pengen donk, ni kisah, kejadian sama gue, tapi jadi cewe tulen, dan gk jadi pelacur, klo masalah penculikannya mah oke aja

Bu Kost Nakal....

 Perkenalkan nama saya Rendi panggil aja rere, pertama saya crossdresser itu pas waktu duduk di bangku kelas 5 SD. Awalnya saya sering paka...