tag:blogger.com,1999:blog-67508331794318770672024-03-05T19:34:16.409-08:00Cerita Ku Pertama CrossdressingSemua Cerita yang ada di Blog ini adalah hasil tulisan anda sendiri yang diambil dari Forum Crossdresser Indonesia pertama yang kemudian dilanjutkan di forum yang baru...
bila anda tidak berkenan cerita tersebut di tampilkan, anda bisa email ke indocrossdresser@gmail.com.
Salam Crossdresser Indonesia
terima kasih.Unknownnoreply@blogger.comBlogger119125tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-59459367233592135382017-08-01T06:14:00.002-07:002017-08-01T06:14:40.530-07:00Bu Kost Nakal....<div style="text-align: justify;">
Perkenalkan nama saya Rendi panggil aja rere, pertama saya crossdresser itu pas waktu duduk di bangku kelas 5 SD. Awalnya saya sering pakai pakaian dalam ibu saya sampai saya pas di rumah sering mengurung diri di kamar ibu saya. Kebiasaan itu berlanjut sampai saya lulus SD dan kegiatan itu tanpa sepengetahuan orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Biasanya pas saya crossdressing dirumah saya hanya pake pakaian dalam ibu saya saja karena itu yang paling merangsang dengan ditambah pembalut yang lembut saya waktu itu belum kenal dengan namanya onani, tapi saya sering pegang penis saya dengan pelan-pelan dan begitu kenikmatan saatnya menyentuhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kegiatan itu pun berenti ketika saya lulus SD dan saya sekolah SMP diluar kota begitu pun SMA, akan tetapi pas awal masuk SMA ada sesuatu yang muncul di hati saya yaitu kerinduan saya untuk melakukan crossdesing. Pas SMA saya ngekost di luar kota dan saya mendapatkan tempat kost yang lumayan nyaman dengan harga yang terjangkau terjangkau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pas dikostan saya sering crossdresser menggunakan pakaian dalam ibu kost itu pun dengan sembunyi sembunyi, akhirnya pas kelas 2 SMA saya mulai berani untuk beli pakaian dalam wanita lewat toko online dan waktu itu juga saya beli obat-obatan yang mengenai obat hormon estrogen dan progesteron.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama ibu kostnya adalah Nita dia baru cerai sekitar setahun yang lalu dan dia belum punya anak beliau cerai gara-gara masalah yang rumit sehingga dia lebih untuk tidak menikah lagi. Ibu kost saya itu lumayan cantik kira-kira dia baru 26 tahun dia punya pd yang cukup besar yaitu sekita 32 C dan badanya begitu mulus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika sore itu saya dapat pesan dari agen jasa pengiriman bahwa paketan saya itu sudah nyampai di kostan jadi saya langsung pulang dengan terburu-buru dan akhirnya paket saya tergeletak di depan pintu kamar saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan saya langsung memakai di dalam kamar, yang saya pake pada waktu itu adalah lingerie yang berwarna hitam dan saya juga langsung minum pil hormon 3 pil sekali minum yaitu pil spirolactone, progynova dan pura femme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah saya minum langsung saya nyoba onani dan ahhhh.... nikmatnya. toktoktok!!! suara dari pintu dan pintu langsung kebuka saya lupa pintu nya malah ga di kunci yang masuk ternyata si ibu kost dia langsung ngeliat dan malah senyum, terus saya ngejelasin sambil masih pake lingerie dan saya juga tak lupa masukin penis lagi. Si ibu kost malah bilang "wah kenapa ga pake dildo sekalian re" "enggak ah bu soalnya ga ada" jawab saya sambil senyum-senyum dan nutupi yang bawah pake bantal. "nanti ke rumah ibu ya soalnya ibu mau ngomong sama kamu, awas jangan lupa pake baju" kata si ibu kost sambil keluar kamar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sontak saya langsung ketakutan, karena jika ibu kost lapor ke orang tua saya bisa-bisa saya kena marah karena ayah saya itu sangat disiplin dan keras, terus saya nyoba tenang dan pake pakaian biasa dan pergi ke rumah ibu kost saya yang ada di depan bangunan kostan. Setiba saya di rumah ibu kost, kami nyerita berbagai hal tentang keungan dan beras saya yang ada di ibu kost, di kira mau ngebahas apa sampai-sampai pas di rumah ibu kostnya saya keluar keringat dingin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di akhir ceritanya si ibu kost, dia malah bilang "mau dikasih tau ke orang tuanya ga ?" sontak dalam hati saya langsung kaget "wah bu jangan dong saya mau ngelakuin apa saja deh asal jangan dikasih tau ke orang tua" balas saya dengan nada yang ketakutan, "yaudah berarti nanti kamu cuciin pakaian ibu tiap hari ya terus ibu juga pengen di pijet re nanti malam bisa ga?" jawab si ibu dengan merebahkan diri di kapet "iya bu bisa tapi jangan kasih tau juga ya ke yang lain soalnya kalo ketauan pasti bahaya bu" kata saya sambil menunduk "ok gapapa tapi jangan lupa yang tadi ya"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya langsung ke kamar dan langsung terdiam, kalo ketauan orang tua saya bisa bahaya nih pikir saya, terus saya kepikir pikiran si ibu kost bahwa si ibu ga bakal ngasih tau walaupun sedikit kurang percaya sih tapi karena si ibu kost sering baik jadi saya percaya aja, dan saya langsung nyoba cding lagi walaupun cuma pake daleman aja dan luarnya pake pakaian cowok kaya biasanya</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-5915879347922612702017-08-01T05:52:00.000-07:002017-08-01T05:52:01.276-07:00Tante menjadikanku Wanita<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3px; text-align: justify;">
Aku adalah seorang cowok sebut saja namaku I'in (<span style="font-style: italic;">nama panggilanku sekarang</span>) yang mempunyai kebiasaan-kebiasaan aneh sejak kira-kira umur 11 tahun. Aku sangat suka memakai baju-baju cewek, make-up, dan aksesoris yang sering dikenakan para cewek. Aku pun juga sangat suka memakai pakaian dalam cewek seperti bra, panty, dan juga kamisol. Semua ini berawal sejak aku tinggal di rumah Tante Nia yang mempunyai usaha salon kecantikan di rumahnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 14.3px; text-align: justify;">
<br />Kebiasaanku yang aneh ini berawal semenjak kedua orang tuaku memutuskan untuk bercerai pada saat aku berusia 11 tahun. Setelah peristiwa itu, Papaku pergi dan tidak pernah kembali hingga sekarang. Tidak tahan dengan kondisi ekonomi, Mamaku kemudian menitipkan aku kepada Tante Nia (teman Mamaku) karena Mamaku ingin bekerja di luar kota untuk mencari penghasilan. Setelah Mamaku menyerahkan aku kepada Tante Nia, sejak saat itu aku jarang bertemu Mamaku. Mamaku pulang sebulan sekali hanya sekedar memberi uang kepada Tante Nia untuk mencukupi kebutuhanku dan setiap seminggu sekali Mamaku selalu menelponku hanya untuk tahu keadaanku. Sampai sekarang aku juga tidak tahu apa yang dikerjakan Mamaku di luar kota.<br /><br />Dua bulan tinggal di rumah Tante Nia, aku merasakan hal-hal aneh. Aku jadi punya keinginan untuk berdandan seperti Tante Nia dan kedua pekerja di salon itu. Tetapi hasrat itu masih aku pendam karena di rumah Tante Nia tidak ada pakaian yang sesuai dengan ukuranku. Pakaian, bra, dan celana dalam wanita semuanya seukuran Tante Nia. Aku sangat sedih tapi bagaimana lagi, aku harus menahan semua ini.<br /><br />Ternyata kesedihan yang aku rasakan tidaklah berlangsung lama. Ketika kami makan malam bersama Tante Nia menawari aku sesuatu yang menggiurkan dan inilah sebenarnya yang aku harapkan. Dia mengajak aku menghadiri pesta pernikahan temannya di sebuah hotel terkemuka minggu depan dan meminta aku untuk berdandan cewek seperti teman-temannya. Dari tawaran itu aku pun pura-pura mengajukan beberapa pertanyaan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Tante, kenapa aku harus berdandan seperti tante?" tanya ku.</span><br /><span style="font-style: italic;">"Ngga apa apa. Soalnya tante sudah pesan dua gaun pesta, yang satu untuk Tante dan satunya buat kamu." kata Tanteku.</span> <span style="font-style: italic;"><br />"Kan aku laki-laki Tante, rasanya tak mungkin aku bisa cantik seperti Tante." kata ku</span><span style="font-style: italic;">.</span><span style="font-style: italic;"><br />Tante Nia berkata, "Jangan khawatir, itu semua yang mengatur Tante. Kamu bisa kok cantik, tapi nanti Tante sendiri yang mendandani kamu."</span> <span style="font-style: italic;"><br />"Oke dech Tante kalau begitu." jawab ku.</span><br /><br />Keesokan harinya Tante Nia mengajak ku berbelanja segala perlengkapan untuk ku seperti bra, celana dalam cewek, stocking dan sepatu dengan heels tinggi. Saat berbelanja, dia pun banyak memberikan saran-saran kepada ku tentang ukuran bra yang nyaman, jenis-kenis celana dalam cewek, sepatu heels tinggi dan stocking. Tapi aku menolak menggunakan sepatu dengan heels yang terlalu tinggi karena aku takut terjatuh saat berjalan di tengah-tengah pesta. Aku merasa belum begitu terbiasa dengan sepatu seperti itu sehingga aku memilih menggunakan sepatu dengan heels yang tidak terlalu tinggi.<br /><br />Setelah membelajakan keperluan ku, Tanteku masih memilih milih kaos-kaos ketat baik yang tanpa lengan maupun dengan lengan berserta rok-rok pendek dan panjang. Ketika aku bertanya untuk siapa barang-barang itu, Tanteku menjawab, "Ya buat kamu. Kamu kan belum punya pakaian buat dipakai sehari-hari." Hatiku pun mulai mendesir mendengar perkataan Tanteku. Aku pun menjawab, "Iya deh Tante. Tidak apa-apa." "Kira-kira kamu mau tidak memakai baju-baju seperti ini di rumah?" tanya Tante. "Iya Tante." jawabku. Lalu Tanteku memilih lebih dari sepuluh kaos ketat baik dengan lengan dan tanpa lengan berikut sepuluh rok pendek dan panjang.<br /><br />Setelah selesai, Tanteku dan aku menuju ke kasir untuk membayar semua itu dan kami langsung menuju ke mobil dan pulang. Didalam mobil, Tanteku baru memberikan alasan kenapa dia membelikan aku baju-baju cewek. Alasannya adalah Tanteku sangat menginginkan punya adik perempuan dan menurut pengamatan Tanteku postur tubuh dan bentuk face aku sangat mirip dengan cewek sehingga sangat cocok bila berdandan cewek. Aku pun memaklumi dan memparcayainya karena dia juga ahli dalam hal kecantikan. Tanteku juga berpesan agar aku tidak mengenakan pakaian cewek saat bersekolah. Akupun paham apa yang dijelaskan Tanteku tetapi dalam hatiku merasa senang karena walaupun tanpa alasan itupun aku sebenarnya ingin berpakaian seperti perempuan setiap harinya. Namun aku tidak menjelaskan isi hatiku kepada Tanteku.<br /><br />Sesampainya dirumah Tanteku langsung menyuruhku menyimpan semua belanjaanku di almari bajuku. Tanteku menyuruh untuk mengeluarkan semua pakaian-pakaian laki-laki yang sudah usang dan tidak bisa dipakai lagi. Setelah selesai melakukan perintah Tanteku, aku disuruh mandi dan mulai memakai pakaian wanita yang dibelikan Tanteku tadi, dari bra, celana dalam cewek, kaos ketat, dan rok pendek. Setelah keluar dari Kamarku, Tanteku tersenyum padaku dan menarik tanganku menuju ke kamarnya untuk diberikan make-up secukupnya. Tanteku mengajari aku berdandan, seperti memakai bedak, lipstik, dan rambut tiruan (wig). Setelah selesai dia pun menghadapkan aku ke cermin dan meminta aku berkomentar. Akupun kagum setelah tahu hasil dandananku. Aku terlihat seperti seorang gadis yang cantik, bahkan Tanteku pun memuji aku juga. "Itu kan, kamu pun bisa secantik ini dan Tante yakin kalau kamu pergi keluar semua orang pasti akan menganggap kamu seorang gadis. Tapi ingat kamu harus bisa menjaga postur tubuh kamu yang seperti ini." kata Tanteku.<br /><br />Lima hari berlalu aku pun merasakan kewanitaan dalam diriku, karena semua pelanggan di salon Tanteku memanggilku dengan sebutan "Adik I'in" atau "Mbak I'in" (n<span style="font-style: italic;">ama yang dikenalkan Tanteku kepada dua pegawainya dan para pelanggannya</span>). Hanya saja kalau bersekolah aku tidak diijinkan memakai seragam sekolah cewek oleh Tanteku, tapi dia memperbolehkan kalau hanya memakai celana dalam cewek dan kamisol cewek asalkan teman-temanku jangan sampai mengetahuinya. Namun, aku tetap mempunyai seragam sekolah cewek karena Tanteku juga membuatkan untukku. Itu hanya dipakai kalau Tanteku mengajak aku pergi pada saat jam-jam sekolah di saat aku ijin tidak masuk sekolah.<br /><br />Setelah satu minggu tibalah saatnya Tanteku mengajak ku untuk menghadiri pesta perkawinan teman Tanteku. Aku pun bangun pagi-pagi benar segera mandi dan bersiap-siap. Setelah Tanteku tahu kalau aku sudah mandi, dia segera mengambil peralatan kosmetik dan mendandani aku. Selesai berdandan aku segera memakai gaun pesta yang sudah diberikan kepadaku.<br /><br /><div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0HF6W_sc8x3rdsDrxpruzuc7wfgF3CGkNmFw5HJBZXGSce8IamelHJ4XWj8tqg8JdzSO9khYddW4R7m1_fugat_8VQOo-q0O8-pS1J7cjJuS8LuX_6VSVvlDF-GSG0x0uXL5DdUAfTgM/s1600/girl's+dress+party+1.jpg" style="color: #029ebb; text-decoration-line: none;" target="_blank"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469848050118499922" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0HF6W_sc8x3rdsDrxpruzuc7wfgF3CGkNmFw5HJBZXGSce8IamelHJ4XWj8tqg8JdzSO9khYddW4R7m1_fugat_8VQOo-q0O8-pS1J7cjJuS8LuX_6VSVvlDF-GSG0x0uXL5DdUAfTgM/s320/girl's+dress+party+1.jpg" style="border: 4px solid rgb(238, 238, 238); cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; padding: 0px; width: 203px;" /></a>(Ilustrasi Foto 1)<br /></div>
Aku tidak menyangka kalau aku terlihat benar-benar seperti cewek walaupun aku masih memakai rambut palsu (wig). Segera aku juga memakai stocking disertai sepatu dengan heels sedang. Aku sangat senang dan senang sekali melihat penampilanku. Tanteku pun juga sangat senang dan bahkan dia juga memujiku. "Kamu cantik sekali sayang. Pantas kok jadi anak perempuan Tante." kata Tanteku sambil tersenyum.<br /><br /><div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBcZ2e3YRGJRxpHUt4VNEwg8H5Wv5bU5ySx0I-aIdbg8b6ffG5UNaQJC8syi_TpI3w0-XaJI_3x6gFuIfJg9ss0oosJ-mMm8cShg61EyjpMbiVqNL-8RKs6fRbLolGnqBHsyYCDl9TXUs/s1600/girl's+dress+party+1+%281%29.jpg" style="color: #029ebb; text-decoration-line: none;" target="_blank"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5469848644302142290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBcZ2e3YRGJRxpHUt4VNEwg8H5Wv5bU5ySx0I-aIdbg8b6ffG5UNaQJC8syi_TpI3w0-XaJI_3x6gFuIfJg9ss0oosJ-mMm8cShg61EyjpMbiVqNL-8RKs6fRbLolGnqBHsyYCDl9TXUs/s320/girl's+dress+party+1+(1).jpg" style="border: 4px solid rgb(238, 238, 238); cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin: 0px auto 10px; padding: 0px; width: 155px;" /></a>(Ilustrasi Foto 2)<br /><div style="text-align: justify;">
<br />Sementara menunggu Tante berdandan aku menunggu di depan rumah. Tak lama kemudian dua teman Tanteku datang dengan taksi dan menyapa ku, "Selamat pagi. Cantik sekali ... Kamu adiknya Nia ya?" sapa salah satu dari mereka. "Iya." jawabku asal-asalan. Mendengar sapaan seperti itu, buku kuduku berdiri, jiwa kelaki-lakianku hilang, dan muncul perasaan bahwa aku ini sama saja dengan mereka, yaitu seorang wanita. "Nia ada dik?" tanya salah satu dari mereka. "Ada Kak, tunggu saja. Dia sedang berdandan." jawab aku. Lalu mereka berdua minta ijin aku untuk masuk rumah dan aku mengijinkan mereka pula.<br /><br />Kira-kira 15 menit Tanteku dan kedua temannya keluar dari rumah. Kemudian Tanteku mengingatkan aku untuk membawa tas kecil berisi tissue, lipstik, dan bedak yang sudah disiapkan Tanteku. Aku pun segera masuk rumah dan mengambilnya. Setelah itu Tanteku mengeluarkan mobilnya dan kami pun berangkat menuju tempat pesta. Di dalam mobil, kami berempat bercanda dan tertawa bersama. Kedua teman Tanteku sepertinya tidak pernah terbersit dalam benak hati dan pikirannya kalau aku ini adalah seorang cowok. Bahkan mereka berdua pun menanyai ku seputar kriteria cowok yang aku suka. Tanpa ragu, aku pun menjawab semua pertanyaan mereka. "Hmmmm ... ternyata seperti ini rasanya jadi cewek. Sungguh menyenangkan." hatiku berkata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />Setelah sampai di tempat pesta, kami berempat langsung menuju ke tempat duduk barisan khusus untuk tamu undangan wanita. Tanpa kusadari, saat menuju ke tempat duduk ada cowok-cowok seumurku yang memandangi aku terus hingga aku duduk. Di tempat pesta itu aku merasakan hal yang sangat istimewa dalam hatiku karena tidak ada satupun orang yang tahu kalau aku ini sebenarnya seorang cowok. Setelah pesta selesai, kami menyempatkan diri untuk berfoto-foto dengan pangantin bersama dengan Tanteku. Sambil menunggu teman-teman Tanteku berfoto-foto, ada seorang cowok seumurku yang mendekatiku dan mengajak ku berkenalan. Aku pun, seperti kebanyakan cewek lainnya, menanggapi ajakan perkenalan itu. Dia meminta nomor HP ku dan aku pun memberikannya. Ternyata dia adalah saudara pengantin perempuan dan kami berdua sempat foto bersama dengan menggunakan HP dia. "Hmmm ... sangat indah hari itu." kata hatiku.<br /><br />Setelah selesai kami pun pulang, tak lupa Tanteku juga mengantar kedua teman-temannya ke rumah mereka masing-masing. Dalam perjalanan pulang Tanteku sempat menanyaiku beberapa pertanyaan.<br /><br /><span style="font-style: italic;">"Tadi kamu kenalan sama cowok ya?" tanya Tanteku.</span><br /><span style="font-style: italic;">"Iya Tante. Hehehe ..." jawabku.</span><br /><span style="font-style: italic;">"Tadi kamu sempat foto bergandengan tangan juga kan. Hmm ... kamu suka dia ya?" tanya Tanteku.</span><br /><span style="font-style: italic;">"Hmmm ... aku kan harus menempatkan diriku sebagai cewek, jadinya aku mau aja diajak foto bergandengan tangan." jawabku sambil malu-malu.</span><br /><span style="font-style: italic;">"Tidak apa apa kok sayang, tapi kamu suka tidak sama dia?" tanya Tanteku lagi.</span><br /><span style="font-style: italic;">"Kalau aku cewek, aku suka dia karena dia juga cakep sih Tante." jawabku.</span><br /><span style="font-style: italic;">"Hehehehe ... pandai juga kamu memilih cowok." jawab Tanteku dengan tertawa lebar.</span><br /><br />Setelah sampai di rumah, aku pun segera melepas gaunku dan membersihkan make-up ku seperti yang Tanteku ajarakan kepadaku. Aku pun segera mengenakan baju keseharianku, kaos ketat dan rok pendek. Sejak saat itu Tanteku, semua teman-temannya, dan kedua pegawai di salonnya menganggap aku cewek seperti halnya mereka. Aku berdandan sebagai cowok hanya saat bersekolah, selepas itu aku selalu berdandan sebagai cewek.<br /><br /><span style="font-style: italic;">(cerita ini dikirim oleh I'in - Crossdresser)</span></div>
</div>
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-75669540957644363842017-08-01T05:20:00.003-07:002017-08-01T05:20:19.239-07:00Kencan dengan Debby<div style="text-align: justify;">
Akhirnya hari sabtu yang aku tunggu-tunggu tiba juga. Minggu ini sungguh sial. Gara-gara menghindar untuk kena razia rambut di sekolah, malah seminggu penuh aku disuruh pakai rok di sekolah. Kemarin hari jumat adalah hari terakhir masa hukumanku. Kemarin aku pakai rok panjang dan kerudung. Sungguh memalukan. Selama seminggu ini aku tidak berani menghubungi Debby. Begitu pun Debby, ia sama sekali tidak menghubungiku. Pagi ini aku mencoba mengingatkan janji kencan kami. Tapi tidak ada balasan darinya. Ketika makan siang, akhirnya sms yang aku tunggu-tunggu pun tiba. Dia menyuruhku untuk datang ke rumahnya sore ini. Aku sangat girang membaca smsnya itu. Jam 16 sore setelah selesai mandi aku langsung pergi ke rumah Debby. Setelah membunyikan bel, pembantunya menyuruhku menunggu di ruang tamu. Tidak ada siapa-siapa di rumah Debby sore itu. Debby kemudian menemuiku di ruang tamu sambil membawa secangkir teh hangat. "Udah siap??" tanya Debby kepadaku. "Sangat siap.. Kita pergi nonton kan??" jawabku. Debby menganggukan kepala. "Eh, kamu serius ga sama aku??" tanya Debby. "Harus gimana buktiin keseriusan aku??" tanyaku balik. "Klo gitu kita kencan tapi kamu pakai baju aku. Gimana??" Debby seolah menantangku. Aku hanya terdiam malu. Sepertinya Debby berusaha mengejekku karena kejadian aku dihukum guru di sekolah. "Tuh kan kamu ga serius. Aku minta gitu aja kamu ga mau." kata Debby seolah kesal. "Ya udah ayo ayo.." kataku. Aku sudah tidak memikirkan apa-apa lagi, yang penting bisa jalan bareng Debby, begitu yang aku pikirkan. Debby terlihat sangat senang melihat aku tunduk terhadap ancamannya. Aku melihat senyum sumringah di wajahnya. Dia kemudian mengajakku ke kamarnya. Di sana aku disuruh ganti baju di kamar mandi. Debby menyiapkan sebuah gaun terusan warna ungu yang berlengan panjang dan sebuah bra. Aku tidak tau cara memakai bra. Debby membantuku memakai bra. Terlihat dadaku menonjol seperti dada wanita. Debby kemudian memakaikanku kerudung dengan warna yang sama. Ia kemudian mendandaniku. Debby meminjamiku sepatu hak tinggi miliki Ibunya yang ukurannya sama dengan ukuran kakiku. Kami pun pergi ke mall untuk nonton. Kami pergi naik angkot. Di angkot jantungku berdetak sangat kencang takut ada yang mengenaliku sebagai pria. Aku tidak berani berbicara maupun menatap wajah Debby. Debby menenangkanku dengan memegang tanganku. Kami pun turun dan pergi nonton. Selama itu kami tidak saling berbicara. Aku terlalu takut untuk berbicara karena suaraku yang terdengar seperti pria tentu akan menimbulkan keanehan tersendiri. Debby kemudian mengajakku makan. Kami memilih tempat yang sepi di pojokan. "Gimana perasaan kamu??" tanya Debby. "Takut" jawabku singkat. "Tau ga knp aku ngajak kamu kencan pake baju cewe??" aku hanya menggelengkan kepala ketika mendengar pertanyaan Debby. "Abis kamu lucu sih" kata Debby. "Waktu aku liat kamu dihukum pake kerudung, kamu cute banget tau, jadi kepikiran deh ide jail ini. Maap yah" kata Debby. Kami pun melanjutkan perbincangan dengan berbagai cerita mulai dari masa SMP kami hingga menceritakan teman-teman kami di SMA. Setelah selesai makan, aku mengantar Debby pulang. Sampai di gerbang Debby langsung menutup pintu gerbang dengan jailnya. "Kamu pulang gitu aja yah, ga usah ganti baju." Spontan aku kaget dan memohon-mohon kepada Debby untuk membukakan pintunya. Dia hanya tertawa terbahak-bahak melihat aku yang sedang panik. Akhirnya setelah puas mengerjaiku Debby membukakan pintu gerbang. Aku melihat papah dan mamah Debby sedang nonton TV. Kembali aku gemetar menghadapi papah dan mamah Debby. Papah dan mamah Debby hanya tertawa melihatku. "Jadi ini cowo yang kamu ceritain." kata Papah Debby, aku hanya membalasnya dengan senyuman. "Sini ganti baju dulu" Debby menarikku ke kamarnya. Aku pun membereskan kerudung dan gaun yang tadi aku pakai. Tidak lupa Debby membersihkan makeupku. Setelah berganti dengan pakaian pria aku keluar kamar dan ngobrol dengan orang tua Debby. Rupanya Debby sudah menceritakan banyak mengenai aku ke Papah dan Mamahnya termasuk hukuman pakai rok yang aku terima. Setelah selesai ngobrol aku pun pamit pulang. Sungguh kencan yang menyenangkan. Aku beruntung punya wanita sebaik Debby.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-75169351038732048572017-08-01T05:19:00.003-07:002017-08-01T05:19:58.866-07:00Dihukum Guru<div style="text-align: justify;">
Waktu itu aku masih duduk di kelas 1 SMA. Aku menyukai rambut dengan model belah pinggir dengan poni yang dipanjangkan. Bagian belakang rambutku pun dipanjangkan agar menambahkan kesan keren di mata wanita. Dan itu terbukti benar, setelah beberapa minggu melakukan pendekatan dengan Debby, akhirnya aku berhasil merebut hati Debby. Debby selalu memuji penampilanku. Sabtu ini aku dan Debby akan pergi kencan untuk pertama kalinya. Ketika hari senin, sekolah kami seperti biasa melakukan upacara. Dan betapa kagetnya aku setelah upacara selesai ada razia rambut panjang. Seperti biasa ketika razia, siswa pria tidak diperkenankan memiliki rambut yang panjangnya melebihi aturan yang telah ditentukan oleh sekolah. Dan dengan model rambutku saat ini, jelas-jelas ini melanggar peraturan. Satu per satu pria dicek rambutnya dan yang tertangkap langsung dipotong dengan model yang tidak beraturan. Aku sangat panik, bagaimana mungkin aku pergi kencan dengan model rambut berantakan. Apa kata Debby nanti. Akhinya aku memutuskan untuk nekat melarikan diri. Aku lari ke arah yang berlawanan dengan arah guru melakukan razia. Salah satu guru mendapati bahwa aku melarikan diri. Dia spontan berteriak, "Hei kamu jangan lari.." beberapa guru lainnya melihat ke arahku dan mengejarku. Aku kalah jumlah sehingga hanya setelah berlari beberapa meter, aku ditangkap. Tapi aku tidak menyerah begitu saja. Aku melawan dan mencoba melarikan diri. Tanpa sadar ternyata aku mendorong beberapa orang guru dan beberapa di antaranya sampai terjatuh. Jelas itu memancing kemarahan guru. Guru olahragaku mengejarku dan memukulku tanpa ampun. Aku tergeletak di lantai dan dibawa ke ruang kesiswaan. Di ruang kesiswaan aku hanya tertunduk menyesali perbuatanku. Ibu Gina adalah guru BPku. Dia sangat cantik. Dia masih bisa tersenyum kepadaku. "Kenapa kamu mau lari??" kata Ibu Gina. "Saya takut rambut saya dicukur berantakan Bu" jawabku. "Kamu tau kamu salah??" tanya Ibu mencoba bersabar. "Iya Bu, saya tau. Maafin saya Bu." aku mencoba menjelaskan penyesalanku. "Ya udah, klo kamu ga mau dicukur, Ibu ga akan maksa qo." mendengar hal tersebut aku merasa sangat senang. Tidak sia-sia aku mencoba melarikan diri. Namun beberapa saat kemudian Ibu Gina melanjutkan perkataannya, "Sana kembali ke kelas. Tapi pake ini yah." Ibu Gina berkata kepadaku sambil menyodorkan sebuah bungkusan. Aku membuka bungkusan tersebut dan betapa kagetnya aku ketika melihat sebuah kemeja putih, rok panjang dan sebuah kerudung. Aku bingung dengan apa yang aku lihat. Kesenanganku tadi seolah sirna begitu saja. "Sana ganti baju dulu atau kamu saya skors karna perbuatan kamu." aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak mau aku kena skors. Aku pun masuk ke WC guru dan berganti di sana. Aku memakai rok panjang dan kemeja putih. Aku tidak tau cara memakai kerudung. Aku kembali ke ruangan Ibu Gina dan menjelaskan bahwa aku tidak bisa memakai kerudung. Ibu hanya tersenyum dan menyuruhku untuk duduk. Ibu kemudian membantuku memakai kerudung. Aku disuruh kembali ke kelas dan setelah pulang sekolah baru kembali ke ruang BP. Aku kembali ke kelas dengan tertunduk malu takut ada yang mengenaliku. Aku pun mengetuk pintu dan masih tertunduk malu, aku mendengar tawa terbahak-bahak dari teman-teman sekelasku. Aku tidak berani melihat kiri kananku dan langsung menuju bangkuku. Beberapa temanku menggodaku. Aku tidak berani melihat mereka. Dan apalagi Debby. Aku tidak berani melihat ke arah Debby. Ketika istirahat tiba, teman-temanku mengerumuniku dan menjaili aku. Aku sangat malu dengan perlakuan mereka. Ketika kelas kembali dimulai, beberapa guru pun menjailiku. Lengkap sudah aku dipermalukan hari itu. Begitu bel pulang berbunyi, aku langsung berlari ke ruang BP. "Aku menangis di depan Ibu Gina menyesali perbuatanku." Ibu Gina memelukku. "Sabar yah, besok ga usah pake kerudung lagi." kata Ibu Gina. Aku merasa lega dengan perkataan Ibu Gina. Tapi lagi-lagi ternyata perkataan itu belum selesai. "Besok ga usah pake kerudung lagi, besok pake rok yang pendek aja." aku langung lemas mendengar perkataan tersebut. Setelah ganti baju dengan celana panjangku, aku pun pulang. Keesokan harinya pagi-pagi aku mencoba menghindar berharap Ibu Gina lupa dengan hukumanku. Aku langsung masuk kelas. Di tengah pelajaran Ibu Gina memanggilku. Ternyata dia tidak lupa. Aku disuruh ke ruang BP. Aku kemudian mengganti celana panjangku dengan rok pendek yang telah disediakan Ibu Gina. Di sana aku dimarahi karena menghindar dari hukuman. Hukumanku pun diperpanjang menjadi 1 minggu. Selama satu minggu tersebut aku diharuskan memakai rok. Minggu yang benar-benar memalukan.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-60164763077463725562017-08-01T05:05:00.000-07:002017-08-01T05:05:10.251-07:00TERPAKSA IKUT<div style="text-align: justify;">
Akhirnya aku masuk SMA juga, walaupun SMA yang aku masuki adalah SMA swasta dan terletak di pinggiran kota, tapi aku senang bisa bersekolah disana. SMA Titrakencana adalah sebuah SMA yang kecil, jumlah siswa seangkatannya saja rata-rata hanya 30 orang. SMA Titrakencana memang SMA untuk orang-orang yang rata-rata dihuni oleh siswa pas-pasan, seperti aku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun SMA ku ini kecil, tapi SMA ku ini terkenal sebagai SMA yang paling banyak menjadikan siswa didiknya dokter, walaupun kejayaan itu sudah berlalu 5 tahun lalu. SMA ku ini terkenal dengan ekstrakulikuler PMRnya, yaitu palang merah remaja. Tentu saja aku masuk kesana karena ingin menjadi dokter, mengikuti PMR, dan ingin mengembalikan kejayaan SMA ku ini sebagai salah satu SMA yang terkenal sebagai calon bakal dokternya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku adalah Sandi, anak kelas X, dan kelasku adalah satu-satunya di angkatanku dan berjumlah 25 siswa termasuk diriku. Ekstrakulikuler PMR yang kuikuti juga hanya terdiri dari 9 orang, 4 orang berasal dari kelas XII yang bentar lagi lulus, 3 orang kelas XI, dan 2 orang dari angkatanku kelas X.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah 3 bulan aku mengikuti PMR, aku cukup terkenal di PMR karena aku memang bercita-cita menjadi dokter dan aku banyak belajar tentang medic. Bulan depan pada pertengahan Desember setelah UAS tentunya, akan diadakan perlombaan PMR tingkat kabupaten dan kota, bila menang dapat mengikuti perlombaan setingkat provinsi, dan kalo menang lagi dapat mewakili provinsi untuk berlomba di tingkat nasional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
9 orang yang bergabung dalam PMR sekolahku akan dipilih menjadi 5 orang dan disyaratkan dengan komposisi 2 pria dan 3 wanita. Disanalah awal masalah dimulai, dikarenakan kelas XII bentar lagi akan mengikuti ujian nasional jadi kelas XII tidak diperbolehkan mengikuti perlombaan tersebut, sangat disayangkan karena pada tahun lalu sekolah ku mewakili hingga tingkat provinsi dan kalah di tingkat nasional, semua itu berkat kontribusi kakak-kakak kelas XII, dan si kembar jenius Andre dan Andri dari kelas XI.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5 orang yang mengikuti lomba PMR tersebut sudah jelas pasti 3 dari kelas XI, dan 2 dari X. Kak Andre (XI), Kak Andri (XI), Ci Melisa (XI), dan Lia (X) sudah pasti mengikuti lomba tersebut, dengan begitu sudah terisi 4 slot, 2 pria dan 2 wanita, sangat disayangkan aku tidak bisa mengikuti perlombaan tersebut karena sisa 1 slot hanya disediakan untuk wanita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tinggal 2 minggu lagi sebelum perlombaan dimulai, tetapi tim PMR sekolahku masih kurang 1 siswa untuk mengikuti lomba tersebut dikarenakan tidak ada siswa yang mau dan tidak berkompeten. Hingga akhirnya diadakan rapat PMR untuk membahas tentang perlombaan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ci Lani (XII) yang merupakan ketua umum PMR sekolahku meminta masukan kepada seluruh anggota PMR untuk membahas tentang sisa 1 siswa wanita yang harus mengikuti lomba PMR untuk mewakili sekolah. Setelah 2 jam berdiskusi dan berdebat akhirnya Ci Melisa melontarkan ide gila untuk menjadikan diriku sebagai seorang siswi untuk mengikuti perlombaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku mengusulkan Sandi untuk mengikuti perlombaan ini, dia kan badannya kecil, kurus lagi, juga tidak terlalu tinggi, bisa disamarkan dikit-dikit lah untuk mengikuti perlombaan PMR, gimana kalian setuju gak?” kata ci Melisa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya setelah diadakan voting, 8 suara setuju dengan usulan ci Melisa, hanya 1 orang yang tidak setuju yaitu diriku. Mau bagaimana lagi, akhirnya aku juga harus mengikuti hasil voting tersebut, demi mewakili sekolahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Esok harinya pada hari minggu aku pun diundang ke rumah ci Melisa, kebetulan sekali di rumahnya tidak ada siapa-siapa, karena kedua orang tuanya sibuk dengan usaha rumah makan mereka. Aku diundang jam 8 pagi, dan aku pun pergi ke rumahnya. Tentu saja sehari sebelumnya aku sudah disuruh untuk mempersiapkan diriku, dari mencukur bulu-bulu yang ada di wajah sampai seluruh badanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di rumah ci Melisa, ternyata sudah ada Lia juga disana. Aku pun disamput oleh mereka berdua. Dan dibawanya lah aku ke kamar ci Melisa. Kamarnya begitu cantik dengan nuansa warna pink, cewek banget lah kamarnya tuh, apalagi ditambah dengan aksesoris Hello Kitty, kawaii...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“San sekarang kamu ke kamar mandi dulu, terus bersihin muka kamu, sementara kita mempersiapkan alat-alat make up untuk ngebuat kamu jadi cantik” kata ci Melisa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, tak menyangka di dalam kamar mandinya banyak kutemukan pakaian dalam dari celana dalam dan BH yang digantung. Aku pun penasaran, dan aku memegangnya, ternyata sensasi memegang BH itu sungguh lucu, empuk-empuk dan lembut gimana gitu ketika dipegang cupnya... Itu adalah pertama kalinya aku memegang BH. Keasikan meraba-raba pakaian dalam ci Melisa, pintu kamar mandi pun diketuk oleh Lia dan memberi tahu untuk segera keluar agar aku bisa segera di make-up. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oke San, sekarang kamu cukup duduk di depan meja rias ini dan mendengarkan apa yang aku suruh yaaaa…. Jangan banyak gerak juga, kamu gak mau kan eyeliner ini menusuk ke bola matamu, hahahaha..” tawa ci Melisa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa menit, aku pun diberi foundation, concealer, bedak, eyeshadow tipis warna kecoklatan, eyeliner hitam tipis di mataku, dan lip gloss, aku merasakan sensasi yang tidak biasa, mukaku terasa berat, mungkin karena ini adalah pertama kalinya aku di make-up.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua puluh menit sudah berlalu, aku disuruh melihat ke depan cermin, dan betapa kagetnya aku dengan tampilanku. Mukaku menjadi putih, mungkin karena efek bedak, tapi terasa beda, terlihat menjadi halus seperti sutra. Yah jujur saja memang aneh melihat wajahku di make-up, tapi setelah di pasangkan wig panjang sebahu dengan poni rata depan, aku pun terkejut. Betapa cantiknya diriku, aku merasa secantik artis korea, mungkin aku bisa menjadi anggota JKT48 dengan kecantikanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sekarang kan sudah cantik, ayo buka baju kamu, baju aja lohhh… celananya gak usah dulu” suruh Lia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku membuka bajuku, dan dipasangkannya BH kawat oleh Lia ke badanku, muncul perasaan nikmat tersendiri bagiku, serasa ada yang menekan di dadaku. Tidak hanya dipakaikan BH, BH nya pun disumpel dengan tissue agar tampak berisi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mending ganti deh isinya jangan pakai tissue, coba pake celana dalamku deh, biar lebih berisi dan lebih nyata bentuknya” suruh ci Melisa ke Lia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara Lia memasangkan BH pada badanku, ci Melisa sudah menyiapkan beberapa baju dan dress untuk kucoba. Aku pun mencoba satu persatu sesuai arahan ci Melisa dan Lia. Aku merasa seperti sedang menjadi model fashion show karena disuruh-suruh gonta ganti banyak baju.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah satu jam lebih mencoba-coba banyak baju, Lia dan ci Melisa telah memutuskan baju mana saja yang akan aku bawa nanti selama 4 hari acara lomba tersebut. Dari baju casual sehari-hari, celana jeans, rok mini, hotpants, baju tidur, dress, hingga pakaian dalam dipersiapkan. Beruntungnya diriku memiliki ukuran kaki yang sama dengan Lia, entah aku yang beruntung atau memang ukuran kaki Lia yang besar untuk seorang wanita, sehingga diriku dapat dengan pas menggunakan sepatu-sepatunya. Aku pun diberi pinjam alat-alat make-up dan wig yang kukenakan untuk kupelajari cara menggunakannya agar aku terbiasa. Pokoknya semua kebutuhan ku untuk menjadi wanita sudah dipersiapkan oleh mereka berdua. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak lupa mereka mendokumentasikan apa yang terjadi pada saat itu, mereka melakukan selfie dengan ku, dan banyak sekali mereka ngefoto diriku dengan berbagai pose dan pakaian, dari pas foto, foto dengan baju casual sehari-hari, gaya-gaya nakal, bahkan dengan busana dress untuk pesta. Tentu saja bila aku melakukannya, karena bila aku tidak menurut, aku diancam foto-fotoku ini akan disebar oleh mereka... ohhh malangnya nasibku....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-67973443628692321862013-05-10T00:04:00.001-07:002013-05-10T00:04:44.751-07:00FANTASI BH TANTE DAN KEPONAKANYA<div style="text-align: justify;">
waktu aku smp aku tinggal bersama om ku disebuah kota aku baru lulus
sd di sebuah desa di ajak sama om agar masuk smp di
kota tempatnya bekerja.akupun diberikan sebuah kamar yang terletak di
dekat dapur rumah omku mempunyai 3 kamar saja selain kamar om dan tante
ada kamar kak yulli yang merupahkan keponakan dari tanteku. kak yulli
waktu itu sudah semester 3 di sebuah ptn di kotaku. aku sangat bahagia
sekali sebab selama 6 bulan berjalan keluarga om ku sangat baik
kepadaku begitupun kak yulli <br />kak yulli sudah anggap aku sebagai
adiknya aku sangat senagng dengan perlakuan ka yulli apalagi di sangat
cantik
tubuhnya semok dia agak pendek tapi yang membuat aku bahagia adalah
tetek ka yulli begitu besar, pada suatu hari aku kebelet pipis tapi kak
yulli lagi pakai kamar mandi dan lagi mandi aku terpaksa tuggu setelah
kak yulli keluar langsung aku masuk dengan cepat ke dalam kamar mandi
selagi aku pipis aku melihat BH kak yulli lagi di gantung di kamar
mandi darah jantanku mulai berdesis melihat bh dlam ukuran besar dan
wangi badan orang yang pakai tergantung di sana akupun mengambil bh
tersebut dan memegangnya di stu trlihat ukuran bh ternyata ukuran bh kak
yulli 36 c entah apa yang masuk membisikiku sehingga akupun mulai
memakai bh kak yulli dan aku berfantasi bahwa dirriku kak yulli sambil
meremas-remas bh berkawat dan bermotif seperti kebaya itu sambil aku
kocok penisku dan spermanya kutumpakan kedalam cdnya setelah selesai aku
keluar dan aku mersakan ingin sekali menjadi seperti kak yulli
miempunyai payudara besar dan memakai
baju yang sangat ketat. mulai saat itu akau selalu masuk ke kamar mandi
setelah kak yulli mandi agar aku bisa berfantasi dengan bhnya bh kaka
yuli bentuk dan motifnya berbeda tapi ukuran nya sama 36 c dan berkawat.
suatu hari ada pernikahan keluarga tanteku di kampung sehingga om dan
tante di temani kak yulli ke kampung selama satu hari esok siang baru
mereka pulang sehingga akun di tugaskan untuk menjaga rumah aku senag
sekali mendengarnya setelah mereka pergi kira2 jam 8 pagi kebetulan hari
itu lagi libur aku masuk ke ke kamar ka yuli dan membuka lemari
pakaianya ternyata banyak bh dan cd g string di sana jantungku berdegup
kencang tanganku gemetaran aku merasa 2 hari aku bakalan berfantasi
jadi wanita akupun teringat akan tanteku segere aku kemar tanteku dan
membuka di lemari pakaian dalam dan melihat banyak juga bh tanteku dan g
stringnya di lemari pakaianya aku lihat juga stoking karena kebetulan
tanteku kerja di sebuah bank. hari
itu akumencoba menjadi kak yulli aku pakai bh dan cd serta baju
ketatanya bh aku masukin tiga sekaligus duanya sebagai payudara dan
satunya fungsi tetap sebagai bh sehingga aku kelihatan montok alias
semok aku kemudian pakai celana ketatnya kak yulli dan sepatu hak tinggi
punya tanteku kemudian aku berfantasi sambila nonton flim porno sampai
sore dengan menggunakan pakaian kak yulli dari pagi sampai sore
kontolku mengeluarkan pejunya 3 kali karena aku onani sambil
berfantasi,pada malam hari setelah makan aku mencoba jadi tanteku dengan
memakai bh tante ukuran 36 b lebbih kecil dari kak yulli dan memakai
blazer tante serta stoking aku seperti kariawan bank beralan lenggak
lenggok di dalam rumah sendirian untuk menutupi rambutku aku sngaja
menggunakan jilbab,malam itu aku satu kali mengelluarkan peju dan aku
pun tertidur setelah menaggalkan baju tante aku tidur hanya mengenakan
bh tante dan cd nya tante diatas tempat
tidur yang penuh dengan bh kak yulli.<br />keesokan harinya aku
mengemblikan semua ketempatnya dan menungu kedatangan omku dari kampung
setelah paengalaman waktu itu aku selalu melakun cding tanpa
sepengetauan om sek dan aku baru tau kalo ada orang sepertiku di bumi
ini setelah perkenmbangan internet<br />catatan" SETIAP KALI AKU MELIHAT WANITA TETEK GEDE AKU SELALU INGIN MENGAMBIL BH NYA"<br />sampai
sekarang aku menjadi maniak bh, aku ingin bercerita lagi tentang
pengalamanku sampai saat ini tapi mungkin besok atw lusa ini sebagai
perkenalanku dengan teman2 cdr buat admin semoga aku bisa jadi
member!,,,,,hehehehehhe please<br />terima kasih semuanya!.....................</div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td valign="top"></td></tr>
</tbody></table>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-75568869836670036222013-04-14T22:58:00.003-07:002013-04-14T22:58:26.410-07:00"Masuk SMK Kecantikan"<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Masih di salon Tante Susi, aku mendengarkan sebuah cerita menarik dari
Tina. Tina adalah salah seorang pegawai Tante Susi. Tina merupakan
seorang hair stylist dan penata rias kesayangan Tante Susi. Dia dulunya
adalah seorang cowo normal seperti aku. Dia menceritakan masa lalunya
sampai bagaimana ia bisa bekerja di salon. “Dulu aku ditinggal oleh
papah dan mamahku.” Tina memulai ceritanya. “Papah dan mamah meninggal
karena kecelakaan, Tante Susi adalah sahabat mamah. Karena tidak ada
keluarga yang menerima aku, akhirnya Tante Susi memutuskan untuk merawat
aku.” kata Tina mengingat masa lalunya. “Ia merawat aku sejak kelas 5
SD hingga aku SMP. Ketika aku mau memilih masuk SMA, tante Susi
menyarankan aku agar masuk SMK, tujuannya adalah agar aku dapat
memperoleh keahlian khusus di sana. Aku pun melihat daftar
jurusan-jurusan</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/null" name="more"></a><br /></span></span>
</div>
<div class="msg" style="text-align: justify;">
<wbr></wbr><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> yang terdapat di SMK bersama Tante Susi. Mulai
dari otomotif, teknik mesin, teknik elektro, akuntansi, dan yang paling
menarik perhatian Tante Susi adalah jurusan kecantikan. Saat itu Tante
Susi menyarankan aku untuk memilih jurusan tersebut agar aku dapat
membantunya di salon. Sebenarnya aku agak keberatan namun aku merasa
tidak enak sama Tante Susi karena selama ini ia telah banyak merawat
aku. Aku meminta waktu kepada Tante Susi untuk berpikir. Tante pun
mengiyakan.”, Tina kemudian berhenti sejenak lalu ia kembali
melanjutkan, “Keesokan harinya aku melihat pekerjaan di salon banyak
berhubungan dengan wanita-wanita cantik. Itu juga yang menjadi
motivasiku, kupikir di SMK Kecantikan nanti pasti ada banyak
wanita-wanita cantik. Aku pun datang kepada Tante Susi dan mengatakan
bahwa aku bersedia untuk masuk ke sana. Tante Susi pun terlihat bahagia
mendengar keputusanku. Akhirnya kami pergi mendaftar dan saat pengumuman
penerimaan siswa baru aku diterima di sana.” Tina mengambil segelas air
dan kemudian meminumnya. Ia terlihat seperti wanita sungguhan. Dengan
menggunakan baju tanpa lengan dan rok pendek, ia terlihat lebih feminim.
“Saat ospek semuanya berubah. Ospek di SMK dibagi menjadi 2 tahap. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div class="msg" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div class="msg" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Tahap pengenalan lingkungan dan masa adaptasi siswa.” Tina tiba-tiba
melanjutkan ceritanya. “Ketika hari pertama aku masuk ke sana, aku
melihat kakak kelasku sangat galak. Peraturan pertama adalah ‘Tidak
peduli latar belakang kalian apa, kalian adalah satu kesatuan, kami
tidak mau membeda-bedakan</span></span><wbr></wbr><span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"> siapa kalian, pokonya kalian satu’” Tina
mencoba menirukan gaya kakak kelasnya. “Nah, kamu tau ga salah satu
aturan yang mereka terapkan selama ospek adalah mereka masih menggunakan
seragam SMP sampai masa pelantikan. Aku sih oke” aja tapi ternyata
kakak kelas tersebut memanggilku dan mengatakan peraturan ini berlaku
untuk pria dan wanita. Kamu diharuskan menggunakan rok SMP dan juga
menggunakan make up. Tujuannya agar kamu terbiasa dengan benda-benda
yang berhubungan dengan wanita. Mendengar peraturan tersebut aku pun
langsung lesu. Parahnya lagi, kami tidak diperkenankan untuk membawa
baju ganti, jadi dengan kata lain rok tersebut harus dipake dari rumah.
Aku pulang ke rumah dan menceritakan semuanya ke Tante Susi. Tapi tante
justru hanya menertawakan saja dan berjanji akan membantu.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div class="msg" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
</span></span></div>
<div class="msg" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">
Beberapa hari
sebelum ospek dimulai tante mengajakku ke pasar untuk mencari rok smp.
Tante membelikanku 2 buah rok SMP. Yang satu adalah rok pendek, dan yang
satu lagi rok panjang rample. Tante juga mengajakku untuk membeli
kerudung warna putih dari bahan satin. Hari ospek pun tiba, lalu aku
memakai rok pendek SMP. Tante melihat ada yang salah, payudaraku tidak
terlihat, ia kemudian membawa bra dan memasangnya di dadaku. Aku merasa
risih, tapi belum cukup sampai di situ tante melanjutkan dengan bedak
dan lipstik di wajahku. Aku pun berangkat untuk ospek. Pada hari jumat
aku menggunakan rok SMP panjang lengkap dengan kerudung yang sudah
dibeli oleh Tante Susi. Selama 2 bulan aku memakai rok ke sekolah.
Akhirnya masa ospek berakhir dan aku terbebas dari rok. Begitu pikirku,
namun ternyata SMK Kecantikan tetaplah SMK Kecantikan. Selama 3 tahun
sekolah aku selalu berhubungan dengan baju wanita dan makeup. Aku
dituntut untuk tampil cantik. Sekalipun aku adalah seorang pria sejati.”</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
“Setelah masa ospek berakhir, aku berpikir sudah selesai aku
diperlakukan sebagai seorang wanita. Ternyata itu belum selesai. Selama 3
tahun sekolah di sana aku selalu berhubungan dengan pakaian wanita dan
dituntut untuk tampil cantik. Sekalipun aku adalah seorang pria sejati.”
kata Tina menceritakan masa-masa SMKnya. “Selesai masa ospek, aku
dipanggil oleh salah seorang guru. Ternyata dia adalah bagian kesiswaan.
Guru tersebut menerangkan bahwa selama sekolah nanti aku akan selalu
berhubungan dengan tata busana, tata rambut, dan tata rias. Dia kemudian
menyarankan untuk memanjangkan rambutku seperti wanita, agar memudahkan
dalam pelajaran praktek. Sebagai siswa pria aku diijinkan memiliki
rambut panjang dengan catatan, aku ke sekolah menggunakan rok layaknya
seorang wanita.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Wajahku langsung pias mendengar peraturan tersebut. Tapi
guru tersebut memberiku semangat karena semua ini untuk tujuan yang
baik supaya aku terbiasa. Aku pun bersedia mengikuti aturan tersebut.
Aku menceritakan peraturan tersebut kepada Tante Susi dan Tante kemudian
membelikan rok SMA yang pendek dan yang panjang untuk aku gunakan
sehari-hari. Hari demi hari aku lalui. Aku selalu ke sekolah menggunakan
rok dan mulai terbiasa menggunakan rok. Rambutku pun tumbuh mulai
panjang. Tante Susi selalu membantuku untuk menata rambut. Aku mulai
terlihat seperti wanita ketimbang pria. Pada saat ujian praktek, aku
kebagian tema wanita kantoran. Aku dan pasanganku harus bergantian
saling mendandani. Hari itu aku menggunakan blazer dan rok warna hitam,
tidak lupa aku memakai sepatu high heels. Kami bergantian saling
mendandani dan akhirnya kami mendapatkan nilai yang baik. Begitu lulus
aku diminta Tante Susi untuk membantu di salonnya. Awalnya aku membantu
dengan berpenampilan sebagai seorang pria, tapi entah kenapa mungkin
karena selama 3 tahun selalu berpenampilan sebagai seorang wanita aku
merasa risih menggunakan pakaian pria. Aku pun menceritakan keluhanku
kepada Tante Susi, Tante Susi mempersilahkan aku untuk berpenampilan
sebagai wanita jika aku memang nyaman. Akhirnya semenjak saat itu aku
selalu tampil sebagai seorang wanita.” </span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-9435843936275935082013-04-14T22:46:00.003-07:002013-04-14T22:46:17.568-07:00Kerja di Salon <div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span class="userContent">Perkenalkan namaku adalah Andi. Aku adalah
anak paling bungsu dari 2 bersaudara. Kakakku adalah seorang wanita
cantik yang merupakan pemiliki sebuah salon di kota Garut. Sedangkan aku
tinggal berdua dengan mamahku di Bandung. Semenjak ayah meninggal,
kondisi keuangan keluarga kami mulai kacau balau. Semula Kakak yang
menjadi tulang punggung, namun setelah menikah Kakak k<span class="text_exposed_show">emudian
ikut suaminya ke Garut. Alhasil tinggal aku dan mamaku yang harus
berjuang untuk melanjutkan hidup. Sebelum pergi ke Garut Kakak menitip
pesan kepadaku agar aku mau mencari pekerjaan untuk membantu Ibu. Ia
kemudian mengenalkanku dengan seorang waria cantik bernama Susi. Susi
merupakan salah satu pemilik salon besar di Kota Bandung. Ia salah satu
potret waria sukses dalam bisnis salon. </span></span><br />
<a href="http://www.blogger.com/null" name="more"></a><br />
<span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><br /> Aku membuat janji dengan
tante Susi pada hari Jumat untuk bertemu di salonnya. “Masuk” katanya.
Aku pun masuk dan sepintas melihat-lihat beberapa pegawainya sedang
melayani pelanggan. Dia kemudian menyuruhku masuk ke ruang kerjanya. Di
sana aku ditanya beberapa pertanyaan seputar pengalamanku bekerja dan
juga keahlianku. Setelah itu tantu Susi menjelaskan mengenai apa saja
yang menjadi tugasku nanti. Di akhir perbincangan tante Susi bertanya,
“Bagaimana kamu sudah mengerti??”. “Mengerti Tante..” jawabku. Tante
Susi kemudian kembali bertanya, “Satu hal lagi, kamu siap bekerja dengan
menggunakan pakaian wanita??” mendengar pernyataan tersebut aku
langsung terkejut dan kebingungan. “Sudah Tante duga kamu pasti kaget,
semua pegawai Tante adalah wanita dan waria, Tante ga mau ada pegawai
pria di sini. Makanya nanti kamu pake baju wanita saja yah.” Aku hanya
kebingungan mendengar pernyataan Tante Susi. “Begini saja, supaya
terbiasa, mulai senin nanti kamu pake hot pants dulu aja, nanti klo udah
mulai enakan kita coba pake rok sama dress. Gimana?? Di rumah kamu ada
baju bekas Kakak kamu kan??” Tante Susi coba melanjutkan. “Nanti Tante
bilang deh sama Mama kamu supaya kamu dibantuin. Biar keliatan lebih
cantik.” kata Tante Susi sambil tersenyum. Kami pun mengakhiri
pembicaraan hari itu. Aku pulang sambil kebingungan apa yang harus aku
perbuat. Saat pulang ke rumah Mama bercerita kalau Tante Susi telah
memberitahukan mengenai pekerjaan yang akan diberikan kepadaku. Aku pun
hanya tertunduk malu mendengar penjelasan dari Mama.</span></span><br />
<span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><br /> Tiba saatnya
hari senin. Mama membangunkanku tepat jm 7 pagi. Aku kemudian mandi dan
menuju kamarku. Di sana Mama sudah menunggu. Aku disuruh menggunakan
celana dalam wanita. Mama lalu menolongku memakai bra. Setelah itu aku
disuruh memakai stocking, hotpants dan kaos ketat warna putih. Semuanya
adalah pakaian Kakakku. Setelah selesai menggunakan semua pakaian
tersebut, Mama kemudian mendandaniku. Berbagai perasaan bercampur aduk
mulai dari malu hingga rasa penasaran. Tanpa disadari, kemaluanku
berdiri ketika aku didandani menjadi wanita. Setelah semua selesai, aku
memakai sandal hak tinggi milik Kakak. Aku tidak bisa membayangkan
bagaimana aku keluar dengan dandanan seperti ini. Apa kata tetanggaku
jika melihat aku seperti ini. Tapi Mama malah tertawa dan memberiku
semangat. Aku pun keluar sambil tertunduk malu, beberapa tetanggaku
melihat aku dengan wajah keheranan, beberapa lainnya malah menggodaku.
Aku terus berjalan dengan cepat meski sandal ini membuat langkahku
terhambat. Aku naik kendaraan umum, tapi anehnya sepertinya mereka
melihat aku seperti wanita biasa. Aku pun bercermin dan kagetnya aku
melihat betapa cantiknya diriku. Hal ini membuatku sedikit lega. Aku pun
tiba di salon dan memulai pekerjaan hari pertamaku. Hari pertama yang
sangat mendebarkan tapi menjadi awal dari perjalanan panjangku.</span></span><br />
<br />
<span class="userContent">Seminggu pertama bekerja di salon Tante Susi
aku mulai terbiasa menggunakan pakaian wanita. Setiap hari aku memakai
hotpants yang dipadukan dengan kaos lengan pendek, baju tenktop maupun
kaos bertali yang diikatkan ke leher. Hari ini aku memakai hotpants yang
dipadukan dengan baby doll. Awalnya memang memalukan dan terasa aneh,
tapi aku mulai terbiasa memakai pakaian wani<span class="text_exposed_show">ta.
Hari ini Tante Susi kembali memanggilku ke kantornya. “Mulai minggu
depan, kamu pakai rok atau dress yah..” kata Tante Susi. Aku hanya bisa
mengiyakan apa yang dikatakan oleh Tante Susi. Hari Senin berikutnya aku
membongkar lemari kakakku dan menemukan sebuah rok pendek warna hitam.
Aku kemudian memadukannya dengan kemeja putih dengan bahan satin. Ketika
menggunakan rok dan kemeja ini, aku merasakan sesuatu yang nyaman. Aku
kemudian mulai belajar berdandan sendiri tanpa bantuan Mama. </span></span><br />
<br />
<span class="userContent"><span class="text_exposed_show">Mama
kemudian melihatku berdandan lalu memuji hasil dandananku. Aku pergi ke
salon hari itu dengan menggunakan rok dan kemeja satin. Di salon, aku
melihat Tante Susi berdiskusi dengan salah satu pegawainya, setelah itu
aku disuruh untuk duduk di depan meja rias. Ternyata Tante Susi menyuruh
pegawai tersebut untuk menata rambutku. Rambutku disambung sehingga
panjangnya sebahu lebih. Aku terlihat lebih feminim.</span></span><br />
<br />
<span class="userContent"><span class="text_exposed_show"> Minggu itu aku
memakai rok dan dress untuk bekerja. Saat hari Jumat tiba, seperti biasa
Tante Susi memanggilku ke kantornya. Tapi tidak biasanya kali ini aku
dipanggil saat pagi hari. Ia kemudian menyuruhku untuk duduk di meja
rias. aku kembali didandani, kali ini sepertinya lebih serius dari
biasanya. Lebih banyak perabotan yang disiapkan. Setelah selesai
didandani seorang asisten Tante Susi membawa aku ke ruang ganti. Aku
disuruh memakai gaun pengantin. Dari penjelasan asisten Tante Susi, ia
menginginkan aku untuk menjadi model dalam buletin yang biasa
diterbitkan oleh salon tersebut. Aku pun masuk ke sesi foto. Setelah
selesai dengan gaun pengantin, aku memakai gaun malam dari bahan satin
berwarna hijau muda, setelah itu terakhir aku disuruh memakai kebaya.
Hari itu aku mulai merasakan sesuatu yang menyenangkan ketika
berpenampilan sebagai wanita.</span></span><span class="userContent"><span class="text_exposed_show"> </span></span><br />
</span></span><span class="userContent"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-41641934569833816662013-04-14T22:31:00.003-07:002013-04-14T22:31:30.308-07:00Ekskul Seni Tari<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Namaku Deni. Aku baru saja masuk SMA 2 minggu yang lalu. Saat ini
aku bersekolah di salah satu SMA negeri favorit di Kota Bandung.
Sebelumnya aku berasal dari SMP Tasikmalaya. Aku pindah ke Kota Bandung
bersama sahabat kecilku. Namanya Rina. Aku dan Rina sudah seperti adik
kakak. Keluarga kami pun sudah saling mengenal dengan baik. Di Bandung
aku tinggal bersama Tantenya Rina. Kami selalu pergi ke sekolah
bersama-sama. Kebetulan kami berada di kelas yang sama. Meski sudah 2
minggu sekolah, tapi adaptasiku terhadap lingkungan yang baru tidak
berjalan dengan baik. Aku masih belum mempunyai teman dekat. Terutama
teman laki-laki. Mungkin karena aku dan Rina terlalu dekat. Jadinya
orang-orang berpikir kami sedang pacaran. Berbeda dengan diriku, Rina
orangnya sangat supel dan pandai bergaul.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/null" name="more"></a><br />
Rina sudah memiliki banyak
teman wanita. Selama 2 minggu ini aku hanya berteman dengan Rina dan
teman-teman wanitanya. Di sekolah kami terdapat beberapa kegiatan
ekskul. Setiap siswa wajib memilih satu ekskul. Itu membuatku bingung
karena dari berbagai demo yang ditunjukkan tidak ada yang membuatku
tertarik. Sampai hari terakhir pendaftaran aku masih belum memilih
ekskul apapun. Siang itu Rina datang menghampiriku. Dia memarahiku
karena aku tidak bergerak untuk mencari ekskul.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Akhirnya dia menarikku
dan mendaftarkanku untuk mengikuti ekskul seni tari bersama dia dan
teman-temannya. Aku
menolak namun Rina terus memaksa. Alasannya agar Rina tidak sendirian
ketika mengikuti ekskul seni tari. Rina memang pandai menari. Sejak SMP
dulu dia selalu menjadi penari utama jika ada acara di sekolah kami.
Melihat semangat Rina untuk ikut ekskul seni tari, akhirnya aku pun
mengiyakan ajakan dia. Minggu depannya ekskul pun dimulai. Aku heran
ketika melihat hanya aku satu-satunya pria di ekskul tersebut. Aku pun
mendapat sorak sorai ketika aku masuk ke ruangan ekskul. Aku jadi malu,
tapi pelatih kami malah menyemangatiku.<span class="word_break"></span>
Akhirnya aku pun mulai berlatih. Hari itu kami mempelajari gerakan tari
jaipong. Aku diharuskan bergerak lemah gemulai mengikuti iringan musik.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Beberapa bulan kami terus berlatih tarian tersebut hingga pada bulan
Oktober sekolah mengadakan pentas seni. Ekskul kami diwajibkan untuk
menampilkan sesuatu untuk pentas seni tersebut. Pelatih memilih beberapa
orang yang ia nilai layak untuk tampil. Aku dan Rina salah satunya.
Tanpa berpikir panjang aku hanya mengiyakan permintaan pelatih tersebut.
Akan tetapi betapa kagetnya aku ketika beberapa minggu menjelang
pentas, diadakan fiting kostum. Ternyata nanti aku akan menari sebagai
seorang wanita. Aku harus menggunakan kostum tari wanita. Aku langsung
menolak, tapi justru pelatih malah memarahiku dan mengancam akan melapor
ke kepala sekolah.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Aku tidak bisa menghindar dan terpaksa mengikuti
kemauannya. Hari pertunjukkan pun tiba. Rina menyarankan aku untuk
memakai baju dalam dari rumah. Rina meminjamiku tenktop. Namun ia
melihat aku tidak memiliki payudara, akhirnya dia memakaikan aku bh dan
menyumpalnya agar payudaraku terlihat. Tidak lupa Rina juga meminjamkan
celana ketat pendeknya kepadaku. Aku kemudian memakai jaket dan celana
panjang. Kami pun berangkat ke sekolah. Setelah tiba di sekolah kami
langsung masuk ke ruang ganti. Di sana aku membuka jaket dan celanaku
kemudian memakai kostum tariku. Setelah selesai memakai kostum, panitia
membantuku memakai make up dan menata rambutku. Itulah pengalaman
pertamaku menari sebagai wanita di depan banyak orang.</span></span>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-25628203917011358272013-04-14T22:21:00.000-07:002013-04-14T22:21:37.826-07:00Masuk Pesantren Perempuan<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Suatu ketika aku diminta untuk kembali menari di sebuah pernikahan.
Seperti biasa, aku diharuskan memakai gaun perempuan. Aku sudah mulai
terbiasa memakai gaun dan juga berdandan sebagaimana wanita. Aku mulai
menjaga berat badan dan bentuk tubuhku agar aku tetap terlihat seperti
wanita. Hari ini aku memakai gaun warna ungu. Panjangnya selutut,
terbuat dari bahan satin. Meskipun aku sudah terbiasa memakai gaun, tapi
setiap memakainya aku selalu terangsang karena bahannya yang halus
ketika menyentuh kulit. Setelah memakai gaun aku pun mulai didandani.
Saat pertunjukan pun tiba. Aku menari dengan sangat baik. Setelah
selasai menari, kami biasa berkeliling untuk menikmati makanan yang
disediakan. Alangkah kagetnya aku ketika aku melihat papah dan mamahku
berdiri di depanku.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><a href="http://www.blogger.com/null" name="more"></a><br />
Wajahku langsung pias. Aku tak sanggup berdiri
rasanya. Papah menunjukkan wajah yang sangat kesal. Sedangkan mamah
terlihat sangat sedih. Aku tidak bisa berkata-kata. Meskipun aku
berdandan seperti wanita, tapi tampak jelas mereka mengenaliku. Papah
menghampiriku dan berkata, “Selesai acara ini, kamu langsung ikut papah
dan mamah ke hotel.” aku hanya bisa mengangguk saja. Selesai acara, aku
ikut papah dan mamah ke hotel tempat mereka menginap. Aku masih memakai
gaun yang kugunakan tadi. Di mobil tidak ada pembicaraan yang terjadi.
Kami masih saling diam satu sama lain. Sesampainya di hotel mamah
menyuruhku membersihkan make up yang menempel. Papah dan mamah langsung
ganti baju.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Aku tidak bisa ganti baju karena memang tidak membawa baju
ganti. Mamah kemudian menyodorkan dasternya. Aku tidak berani menolak
dan langsung mengganti gaun yang kupakai dengan daster milik mamah.
Setelah itu aku disuruh duduk dan menceritakan apa yang sebenarnya
terjadi. Kemudian dengan rasa malu aku pun menceritakan semua yang
terjadi. Mulai dari masuk ekskul tari hingga diajak jadi pagar ayu.
Papah kemudian menamparku. Dia terlihat sangat kesal. Mamah menangis
mendengar ceritaku. “Besok kamu ikut papah dan mamah kembali ke
Tasikmalaya.” aku hanya tertunduk mendengar bentakan dari papah. Hari
itu aku tidur di hotel. Keesokan paginya aku kembali menggunakan gaun
yang kemarin kugunakan. Kami bergegas untuk mengambil barang-barang
milikku yang disimpan di rumah tantenya Rina. Mamah menceritakan
semuanya kepada Rina, kami kemudian berpamitan. Dalam perjalanan menuju
Tasikmalaya mamah dan papah sepertinya sedang merencanakan sesuatu.
Sesuatu yang berdampak besar dalam hidupku.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Sore harinya kami tiba di Tasikmalaya. Aku kembali ke kamarku dan tidur
untuk semalam. Besok paginya aku disuruh mandi. Setelah selesai mandi,
mamah menungguku di kamar. Terlihat mamah menyiapkan pakaian untukku.
Sebuah baju dalam lengan panjang warna coklat, baju perempuan, rok
panjang, dan kerudung. Aku kemudian melihat mama menyodorkan celana
dalam wanita kepadaku. Aku tidak bisa mengelak. Aku langsung memakainya.
Kemudian mamah membantuku memakai bra.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Setelah itu aku disuruh memakai
baku dalam lengan panjang dan baju luar warna putih. Setelah itu aku
memakai rok panjang. Mamah kembali membantuk memakai kerudung. Tidak
lupa mamah mendandaniku. Aku sangat malu. Aku kemudian disuruh memakai
high heels. Papah sedang berada di mobil. Mamah membawa 2 buah koper dan
memasukkannya ke dalam mobil. Aku juga disuruh naik ke mobil. Aku
bingung dengan apa yang terjadi. Kami bertiga pergi meninggalkan rumah.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Aku tidak tahu kemana tujuan kami sampai di suatu tempat mamah
menyuruhku turun. Aku melihat sebuah papah dengan judul pondok
pesantren. Sepertinya aku akan ditempatkan di pesantren tapi mengapa aku
harus berpenampilan seperti wanita. Mamah dan papah kemudian masuk ke
kantor dan berdiskusi dengan seseorang di sana. Aku menunggu di luar dan
melihat-lihat. Terlihat beberapa wanita sedang membersihkan halaman
kompleks tersebut. Beberapa saat kemudian Mamah dan Papah keluar lalu
memberikan pesan kepadaku, “Kamu baik-baik di sini yah, nurut sama apa
kata guru kamu.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Papah dan Mamah pulang dulu” kata mamah sambil menitikan
air mata. Terlihat papah memeluk mama dan menguatkan mamah yang sedang
sedih. Papah kemudian menambahkan, “Kamu mau jadi wanita kan, sekarang
kamu harus belajar jadi wanita yang baik.” Aku kebingungan mendengar
perkataan papah. Sepertinya mereka salah tanggap dengan apa yang aku
ceritakan. Aku berusaha menjelaskan tapi guruku mencoba menenangkan aku.
Papah dan mamah kemudian pergi meninggalkanku sendiri. Aku diantar oleh
guruku ke kamarku. Aku ditempatkan sendirian, dipisahkan dari yang
lain. Guruku menjelaskan peraturan yang harus aku patuhi. Aku hanya
mengangguk mendengar semua penjelasannya. </span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span>Sudah seminggu semenjak aku tiba di pesantren ini. Setiap hari aku
dituntut untuk belajar menjadi wanita yang baik. Aku belajar untuk
membersihkan rumah, memasak, mencuci, dan juga aku belajar mengenai
sikap-sikap yang harus selalu aku pegang dalam hidup ini. Semua itu
kupelajari sambil berpenampilan sebagai wanita. Aku selalu memakai baju
lengan panjang, rok panjang dan juga kerudung. Hari sabtu ini merupakan
hari yang spesial bagiku. Salah seorang kakak sepupuku akan mengadakan
pernikahan. Mamah meneleponku agar aku bisa mengikuti acara pernikahan
tersebut. Mamah juga sudah meminta ijin kepada guruku untuk mengikuti
acara tersebut. Mamah berjanji akan menjemputku siang hari. Jam 1 Mamah
tiba di pesantren ini. Kami tidak langsung pergi, Mamah mengajakku untuk
menceritakan kegiatanku sehari-hari. Aku mengajak Mamah jalan-jalan.
Aku menceritakan semuanya</span></span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
<span> Kamarku, aku belajar mencuci, menyapu
halaman, kelas tempatku belajar. Entah mengapa aku menjadi lebih cerewet
dari biasanya. Aku merasa jiwa perempuanku seolah tumbuh di tempat ini.
Selesai bercerita, kami pun pergi. Kami tidak langsung pulang ke rumah.
Kami pergi ke salon langganan Mamah. Aku kaget karena ternyata aku juga
dirias. Di sana kami sama-sama merias diri kami. Aku menangis memohon
ampun kepada Mamah, aku tidak bisa membayangkan bagaimana aku
berpenampilan sebagai wanita di depan saudara-saudara</span>ku.</span></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />
Tapi Mamah tidak menggubris tangisanku. Aku tetap dipaksa untuk
didandani. Selesai berdandan, kami kembali ke rumah. Rupanya mamah sudah
menyediakan sebuah gaun muslim untukku. Aku lalu memakainya. Kami pun
berangkat ke pesta pernikahan tersebut. Sampai di tempat pesta, aku
tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Kami bertiga masuk. Aku
masuk dengan sangat khawatir. Berbeda dengan Mamah. Mamah terlihat
sangat santai. Mamah menceritakan tentang aku kepada tante-tanteku.
Tanteku kemudian melihatku dan tersenyum sambil memujiku. “Wah,
cantiknya kamu” kata mereka. Aku hanya tertunduk malu. Kejadian tersebut
selalu berulang ketika Mamah menemui saudaranya yang lain. Meski begitu
aku selalu mengikuti kemana Mamah pergi karena aku sangat takut berada
jauh dari Mamah. Aku takut justru terjadi hal memalukan yang lebih parah
lagi. Selesai acara Mamah kembali mengantarku ke pesantren. Kalimat
penutup malam itu adalah, “Seperti apapun kamu, Mamah bangga punya
kamu.” Aku hanya bisa menitikan air mata mendengar perkataan tersebut. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span class="author"><strong>by auliya shizuka</strong></span> </span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-19870491294733655672013-04-14T22:17:00.004-07:002013-04-14T22:17:37.698-07:00Kencan dengan Debby<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Akhirnya hari sabtu yang aku tunggu-tunggu
tiba juga. Minggu ini sungguh sial. Gara-gara menghindar untuk kena
razia rambut di sekolah, malah seminggu penuh aku disuruh pakai rok di
sekolah. Kemarin hari jumat adalah hari terakhir masa hukumanku. Kemarin
aku pakai rok panjang dan kerudung. Sungguh memalukan. Selama seminggu
ini aku tidak berani menghubungi Debby. Begitu pun Debby, ia sama sekali
tidak menghubungiku. Pagi ini aku mencoba mengingatkan janji kencan
kami. Tapi tidak ada balasan darinya. Ketika makan siang, akhirnya sms
yang aku tunggu-tunggu pun tiba. Dia menyuruhku untuk datang ke rumahnya
sore ini. Aku sangat girang membaca smsnya itu. Jam 16 sore setelah
selesai mandi aku langsung pergi ke rumah Debby. Setelah membunyikan
bel, pembantunya menyuruhku menunggu di ruang tamu. Tidak ada
siapa-siapa di rumah Debby sore itu. Debby kemudian menemuiku di ruang
tamu sambil membawa secangkir teh hangat. "Udah siap??" tanya Debby
kepadaku. "Sangat siap.. Kita pergi nonton kan??" jawabku. Debby
menganggukan kepala. "Eh, kamu serius ga sama aku??" tanya Debby. "Harus
gimana buktiin keseriusan aku??" tanyaku balik. "Klo gitu kita kencan
tapi kamu pakai baju aku. Gimana??" Debby seolah menantangku. Aku hanya
terdiam malu. Sepertinya Debby berusaha mengejekku karena kejadian aku
dihukum guru di sekolah. "Tuh kan kamu ga serius. Aku minta gitu aja
kamu ga mau." kata Debby seolah kesal. "Ya udah ayo ayo.." kataku. Aku
sudah tidak memikirkan apa-apa lagi, yang penting bisa jalan bareng
Debby, begitu yang aku pikirkan. Debby terlihat sangat senang melihat
aku tunduk terhadap ancamannya. Aku melihat senyum sumringah di
wajahnya. Dia kemudian mengajakku ke kamarnya. Di sana aku disuruh ganti
baju di kamar mandi. Debby menyiapkan sebuah gaun terusan warna ungu
yang berlengan panjang dan sebuah bra. Aku tidak tau cara memakai bra.
Debby membantuku memakai bra. Terlihat dadaku menonjol seperti dada
wanita. Debby kemudian memakaikanku kerudung dengan warna yang sama. Ia
kemudian mendandaniku. Debby meminjamiku sepatu hak tinggi miliki Ibunya
yang ukurannya sama dengan ukuran kakiku. Kami pun pergi ke mall untuk
nonton. Kami pergi naik angkot. Di angkot jantungku berdetak sangat
kencang takut ada yang mengenaliku sebagai pria. Aku tidak berani
berbicara maupun menatap wajah Debby. Debby menenangkanku dengan
memegang tanganku. Kami pun turun dan pergi nonton. Selama itu kami
tidak saling berbicara. Aku terlalu takut untuk berbicara karena suaraku
yang terdengar seperti pria tentu akan menimbulkan keanehan tersendiri.
Debby kemudian mengajakku makan. Kami memilih tempat yang sepi di
pojokan. "Gimana perasaan kamu??" tanya Debby. "Takut" jawabku singkat.
"Tau ga knp aku ngajak kamu kencan pake baju cewe??" aku hanya
menggelengkan kepala ketika mendengar pertanyaan Debby. "Abis kamu lucu
sih" kata Debby. "Waktu aku liat kamu dihukum pake kerudung, kamu cute
banget tau, jadi kepikiran deh ide jail ini. Maap yah" kata Debby. Kami
pun melanjutkan perbincangan dengan berbagai cerita mulai dari masa SMP
kami hingga menceritakan teman-teman kami di SMA. Setelah selesai makan,
aku mengantar Debby pulang. Sampai di gerbang Debby langsung menutup
pintu gerbang dengan jailnya. "Kamu pulang gitu aja yah, ga usah ganti
baju." Spontan aku kaget dan memohon-mohon kepada Debby untuk membukakan
pintunya. Dia hanya tertawa terbahak-bahak melihat aku yang sedang
panik. Akhirnya setelah puas mengerjaiku Debby membukakan pintu gerbang.
Aku melihat papah dan mamah Debby sedang nonton TV. Kembali aku gemetar
menghadapi papah dan mamah Debby. Papah dan mamah Debby hanya tertawa
melihatku. "Jadi ini cowo yang kamu ceritain." kata Papah Debby, aku
hanya membalasnya dengan senyuman. "Sini ganti baju dulu" Debby
menarikku ke kamarnya. Aku pun membereskan kerudung dan gaun yang tadi
aku pakai. Tidak lupa Debby membersihkan makeupku. Setelah berganti
dengan pakaian pria aku keluar kamar dan ngobrol dengan orang tua Debby.
Rupanya Debby sudah menceritakan banyak mengenai aku ke Papah dan
Mamahnya termasuk hukuman pakai rok yang aku terima. Setelah selesai
ngobrol aku pun pamit pulang. Sungguh kencan yang menyenangkan. Aku
beruntung punya wanita sebaik Debby.</span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-74848696722858462892012-11-08T00:11:00.002-08:002012-11-08T00:11:43.143-08:00after shooting - ping acara Sexophone trans TV, Tema: Crossdressing; INNER, ICC, Indonesian Crossdresser Community <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUXVjUwX9nv39ANAaTfzmAWXZkaYs7kKZbcTVXr5xGE8uK_LqJ-Q5yiI0xCbGYn4bUFU5bsIKH6S45y7muzVOIFHCksU02p8skZjiWMu0A5JBixuArJ9U3WEbkKg2tF-4t6yOaB1gkrvVV/s1600/sexophone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUXVjUwX9nv39ANAaTfzmAWXZkaYs7kKZbcTVXr5xGE8uK_LqJ-Q5yiI0xCbGYn4bUFU5bsIKH6S45y7muzVOIFHCksU02p8skZjiWMu0A5JBixuArJ9U3WEbkKg2tF-4t6yOaB1gkrvVV/s640/sexophone.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS7wVxt3nIE7uTtLNqHcaJNpen2sKV24cA2pP_X6XV1NvtP1brJivC4_r6PiuOcnRqX0Ku0FEZdXg3I_GGlfDzAaueBNhGu1xv_fbEQFZZPa9wn_M4Tphk3wVmWXEPwCVpZJXIW6VpHpnb/s1600/sexophone.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div>
<span class="userContent">after shooting / taping acara Sexophone trans TV, Tema: Crossdressing; INNER, ICC, Indonesian Crossdresser Community</span><span class="userContentSecondary fcg"> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-22907511395149136352012-11-07T16:08:00.002-08:002012-11-07T16:08:29.126-08:00Baby Wijaya, Artis Transgender <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5imtvGIyAnrK_x1u-ybgojuv0u8RyxQce_m0qiPIBwX_jDaOm_-LYGX1FhJRYGs8NEkQi_56EVu3fChr71N7948G6aCEXAfwxoF4wYKXLp6Bv4z5VqBGq8N5U7RktmHimfTkPjp5Gk5gL/s1600/babycintainsert1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinUqpPgu6QWxbIaXowEHhWMUXD1PMcXG508zK2xSI7jA80Gk_iaGoOXcIaiotEnZwOf3OTvks7z8lu0LVfSJS09l6ZUTxN0AzTxQsdMq6A31PbVZXcVmELgnb1NG9KcFpMSfxPo6l94kQk/s1600/babycintainsert2.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinUqpPgu6QWxbIaXowEHhWMUXD1PMcXG508zK2xSI7jA80Gk_iaGoOXcIaiotEnZwOf3OTvks7z8lu0LVfSJS09l6ZUTxN0AzTxQsdMq6A31PbVZXcVmELgnb1NG9KcFpMSfxPo6l94kQk/s320/babycintainsert2.JPG" width="320" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5imtvGIyAnrK_x1u-ybgojuv0u8RyxQce_m0qiPIBwX_jDaOm_-LYGX1FhJRYGs8NEkQi_56EVu3fChr71N7948G6aCEXAfwxoF4wYKXLp6Bv4z5VqBGq8N5U7RktmHimfTkPjp5Gk5gL/s1600/babycintainsert1.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5imtvGIyAnrK_x1u-ybgojuv0u8RyxQce_m0qiPIBwX_jDaOm_-LYGX1FhJRYGs8NEkQi_56EVu3fChr71N7948G6aCEXAfwxoF4wYKXLp6Bv4z5VqBGq8N5U7RktmHimfTkPjp5Gk5gL/s320/babycintainsert1.JPG" width="320" /></a> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmUwnega9DmXcqgH2mM9x51Y2aqtnKt2q0i27ZdmlqhvFaxYeG6f4pjDEwtuqG3jCJ_cONegJuxAn7yuFPdXIZ1U9qgl8pe5GOzynZSfEHzKcYFtpJFLBimyNgqSGHU7CFO6k6V3W3oWmD/s1600/babywijdlm.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmUwnega9DmXcqgH2mM9x51Y2aqtnKt2q0i27ZdmlqhvFaxYeG6f4pjDEwtuqG3jCJ_cONegJuxAn7yuFPdXIZ1U9qgl8pe5GOzynZSfEHzKcYFtpJFLBimyNgqSGHU7CFO6k6V3W3oWmD/s200/babywijdlm.JPG" width="158" /></a>Masih ingat Julia Robex, sosok transgender yang bermain dalam film 'Mati Muda di Pelukan Janda' beberapa waktu lalu? Nama aslinya Baby Wijaya Nasroen. Yuk, simak kisah hidupnya!<br /><br />Ditemui di sebuah cafe di kawasan apartemennya di Kuningan, Jakarta Selatan Baby terlihat cantik dengan balutan dress berwarna hijau. Sekilas, wajahnya mirip dengan penyanyi Rebecca. "Iya, banyak sih yang bilang begitu," ujarnya mengawali perbincangan.<br /><br />Baby mengisahkan, selepas lulus kuliah dari jurusan Desain Grafis Universitas Kristen Petra, Surabaya ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta pada 2008. Ia ingin mandiri dan mengejar cita-citanya.<br /><br />Setelah setahun menjajal panggung catwalk dan halaman majalah sebagai model, Baby pun mendapat tawaran dari rekannya untuk menjajaki dunia akting 2011 lalu. Ia pun menyambut gembira kesempatan itu.<br /><br />"Film 'Mati di Pelukan Janda' itu memang film pertama aku. Rasanya senang banget bisa main film. Soalnya aku memang suka dunia entertainment dan aku pengen jadi artis sukses dan membuktikan ke orangtua aku," katanya.<br /><br /><br />Namun, dunia seni peran ternyata tak semudah yang dibayangkan sosok kelahiran Surabaya, 21 Agustus 1985 itu. Lantaran tak punya pengalaman, ia pun sempat mengalami kesulitan saat berakting.<br /><br />"Itu pertama susah, apalagi baru pertama kali berhadapan dengan kamera ya," katanya seraya tertawa. "Saat latihan dan di depan kamera itu bedanya 180 derajat. Cuma akhirnya bisalah, dan kebetulan lingkungannya juga mendukung," sambungnya.<br /><br />Pemilik tinggi 171cm dan berat 52kg itu mengatakan, banyak hal yang ingin dicobanya di dunia entertainment dengan menjadi bintang film sukses atau penyanyi. Soalnya, di situ ia merasa bisa mengekspresikan diri.<br /><br />"Hanya di dunia entertainment aku bisa mengekspresikan diri dan semua apa yang di hati aku. Aku sih pengen main film lagi dan dapat peran dan film serius biar aku bisa menunjukkan kualitas aku," tukasnya.<br /><br /><br />Bungsu dari dua bersaudara itu pun berharap masyarakat bisa menerima dan melihat karyanya, bukan sosoknya sebagai transgender. "Banyak hal yang pengen aku coba di dunia entertainment dan aku serius. Aku suka mau bikin gebrakan, sesuatu yang baru dan nggak ada di Indonesia," tandasnya.<br /><br />Lantas, seperti apa suka-duka Baby sebagai seorang transgender, sebelum dikenal banyak orang lewat layar lebar? Simak artikel hot profil selanjutnya!<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-51215170042976808462012-09-10T17:38:00.003-07:002012-09-10T17:38:22.565-07:00Meyli Sayangku<div style="text-align: justify;">
Malam itu aku sedang berbaring di atas tempat tidurku, tapi perasaanku sedang kalut, pikiranku sudah tak menentu, sudah satu tahun berlalu semenjak aku mengenal Lucy, kini ia sedang melakukan Kerja Praktek di Malang, dan hendak menyelesaikan skripsinya.<br /><br />Aku melirik ke jam dinidng di kamarku, pukul 11 lewat 6 menit.<br />"Huh.. huh.. huh.." nafasku terengah-engah.<br />Ingin rasanya aku segera terlelap dan tidur, tapi pikiran dan penisku tak dapat diajakkompromi. Selain hawa di kamarku sangat panas, ditambah pikiran-pikiran kotor yang sudah mulaimerasuk ke benakku, rasa gelisah itu terus menyerangku.<br />"Sudah lama aku tidak melakukannya.." pikirku, "Kenapa sekarang hal ini tiba-tiba muncul lagi dalam benakku..?"<br /><br />Tak kuasa menahan gejolak jiwa dan rangsangan ini, aku beranjak turun dari atas tempat tidurku. Kudekati kulkas yang berada di sebelah meja tulisku. Kubuka dan kuambil 2 botol Lipovitan dingin dari dalamnya, segara kuminum 2 botol sekaligus. Kemudian aku terduduk di atas kasurku. Ruangan kamar kostku yang tidak begitu luas (hanya 3 x 4 meter) itu terasa amat sesak. Penisku masih sangat tegang, dan biji kemaluanku mulai berdenyut, keringatku mulai bercucuran, tubuhku menjadi Panas.<br />"Ah.. aku sudah tidak tahan lagi.." pikirku.<br /><br />Langsung kubuka celanaku, dan kumulai memegang penisku. Aku dapat menggenggamnya hanya dengan tangan kananku. 7 cm panjangnnya dengan diameter 2,5 cm. Kumulai mengelus-elusnya, kemudian meremasnya keras-keras, ah sungguh nikmat rasanya. Tapi hatiku masih merasa risih, karena aku sudah lama sekali tidak melakukan hal semacam ini lagi. Tapi disamping itu, pikiranku yang lain sudah menerawang jauh membayangkan hal-hal yang pernah kunikmati setahun yang lalu.<br /><br />Aku pun beranjak dari kasurku, sambil tetap memegang penisku aku menuju lemari pakaianku, kubuka, dan segara kuambil bra warna hitam, dan juga stocking hitam. Segara kupakai, dan aku mulai terangsang sangat hebat. Penisku sudah semakin panas, padahal belum kukocok sama sekali, baru kuelus-elus. Seluruh tubuhku juga sudah panas dan tegang. Dengan memakai bra dan stocking warna hitam kesukaanku, aku segera naik ke atas tempat tidur, tak lupa juga aku memakai Durex, karena aku tak mau air maniku membasahi stocking yang kubeli dengan mahal ini.<br /><br />Segera aku berbaring. Dengan perlahan, aku mulai mengocok penisku, dan sangat perlahan aku sudah mulai merasakan otot-otot pinggangku mulai tegang. Hanya kukocok sekitar 4 menit, aku sudah tak tahan lagi. Ah.., desiran air maniku mengalir dan memuncrat keluar tertahan di Durex yang kupakai dan penisku terasa linu.<br /><br />Aku masih terengah-engah. Kulihat jam lagi, ternyata sudah jam 12 kurang 10 menit. Dengan keadaan masih lemas, aku beranjak dari tempat tidurku. Kuambil air dingin dari kulkas dan kuteguk segelas.<br />"Ah.. segar rasanya.." kataku dalam hati.<br />Kemudian aku mulai berpikiran untuk melanjutkan hal ini, karena barusan aku merasa kurang puas.<br /><br />Segera kubuka lemari pakaianku, kuambil t-shirt boddypress warna hitam dan rok jeans ketatku, dan segera kupakai. Saat itu aku sedang malas memakai panty, dan durex itu masih melapisi penisku yang masih setengah tegang. Kupakai sepatu favoritku yang terbuka dan dengan tali-tali yang sungguh indah, berhak 8 cm. Tak lupa kupakai wig sebahu.<br /><br />Aku segera mengambil kunci mobilku, dan aku keluar dari kamar kostku, dan segera kupergi. Saat itu dalam perjalanan hatiku berdebar-debar, sedangkan penisku sudah mulai mengecil. Saat itu tujuanku hanya satu, yaitu jalan Van Deventer.<br /><br />Kurang lebih 12 menit, aku telah tiba disana. Aku memelankan mobilku sambil melihat-lihat di pinggir jalan. Ketika melihat pada waria yang sedang berdiri di pinggir jalan menunggu orderan, tiba-tiba aku merasa mual.<br />"Ah.., apakah hal seperti ini yang harus kutempuh.. Aku belum pernah melakukannya dengan waria, aku hanya mengingat pengalamanku bersama Lucy saja.." pikirku.<br />Dan aku melihat setiap waria yang berdiri disana, tampaknya mereka sudah berumur 24 tahunan. Saat itu aku menjadi tidak berselera, karena pikirku, "Wah.. masa aku ngelakuin ini ama mereka, mana kagak ada yang muda lagi..!"<br /><br />Sambil terus menjalankan mobilku dengan pelan, aku memperhatikan mereka. Sebagian dari mereka melambai-lambaikan tangan mereka ke arah mobilku, ada juga sebagian yang sedang memoles wajahnya dengan bedak, ada juga sebagian yang sedang duduk-duduk sambil merokok.<br /><br />Tiba-tiba kulihat seorang waria yang nampak masih muda sekali, wajahnya pun masih tampak segar, dan tidak di-make-up terlalu menor, hanya polesan tipis dengan Lip color pink. Dia memakai rok putih selutut dan t-shirt putih ketat, dipadu dengan jaket jeans.<br /><br />Segera kudekatkan mobilku ke tempat dia berdiri. Kubuka kaca jendela dan aku mulai mamandanginya. Merasa ada yang mendekati, dia pun menoleh.<br />Kemudian bertanya dengan pelan, "Hi.., Mba.. mau saya temenin yach..?"<br />Dengan masih terheran-heran, aku mengangguk. Dia pun langsung masuk ke mobilku melalu pintu samping kiri.<br /><br />Setelah duduk di sampingku dia langsung bertanya, "Mau dimana Mba, disini.. atau dimana..?"<br />Kemudian aku memberanikan diri bertanya dan berkata, "Tunggu dulu, umurmu berapa sich..?"<br />Mendengar suraraku dia pun sedikit kaget, "Eh.. saya panggilnya kakak.. Mbak.. atau Mas..?" katanya.<br />"Kakak saja.." sahutku.<br />"Saya umurnya 17 tahun Kak..!"<br />"Wah, mengapa kerja ginian..?"<br />"Terpaksa Kak.., Ortu saya sudah tak ada, selama ini saya tinggal ama Cici saya, tapi sekarang Cici saya sudah menikah.. jadinya jarang ke rumah, kebanyakan ama suaminya, sedangkan sekarang saya perlu biaya buat sekolah, bentar lagi ebtanas lagi.." dia bertutur dengan polos.<br /><br />"Lalu.., kamu mulai kerja gini sejak kapan..?" tanyaku.<br />"Ya baru seminggu sich Kak..!" sahutnya.<br />"Sudah dapet langganan belom..?" lanjutku.<br />"Yach baru kemaren aja dibooking ama mahasiswa umur 22 tahun, katanya sich dia lagi bosen ke Alketeri, jadinya kesini.." jawab dia.<br />"Oh iya, kenalan dulu, nama kamu siapa..?" kataku sambil menjulurkan tanganku.<br />"Mey li Kak..!" sahutnya.<br />"Aku Ronny, atau Venny juga boleh.." kataku.<br />Dia pun mengangguk sambil tersenyum.<br /><br />"Hari ini belom dapet bookingan yach..?"<br />Dia pun mengangguk, segera kujalankan mobilku.<br />"Kuajak dia ke kamar kostku saja nih.." pikirku.<br /><br />Setelah sampai, aku segera mengajaknya masuk.<br />"Wah.. Kakak sendirian disini..?"<br />"Iya.., tapi sekarang kan ada kamu.." kataku sambil melirik ke arahnya.<br />"Mau sekarang aja kak..?" kata dia dengan pasrahnya.<br />"Wah.. kamu udah makan blom..?" tanyaku.<br />"Udah sich tadi sore.."<br />"Nih kalo kamu lapar.." kataku seraya memberinya sebungkus Good Time.<br />"Nanti aja dech Kak, makasih, sekarang mah kita maen aja yach..!" katanya.<br /><br />Dia segara berbaring di atas kasurku sambil mulai mebuka t-shirt ketatnya, dan mulai melepaskan roknya. Saat itu kulihat kakinya sungguh indah dan mulus.<br />"Wah.., kakimu mulus banget..!" kataku.<br />"Ya.., saya sudah minum pil sejak umur 15 tahun." katanya.<br />"Wah.., gimana kalo saya yang di bawah..?" kataku.<br />"Oh, Kakak mau yang di bawah.., tapi saya nggak ahli, saya biasanya pasrah aja di bawah.." sahutnya.<br />"Ya, kali ini kamu aja yang di atas.., cobain aja dulu..!" kataku.<br /><br />Dan segera aku berbaring berposisi 69 dengan Meyli. Aku masih memakai pakaian, sedangkan dia hanya memakai bra dan panty saya. Meyli pun segera mengangkat rok saya, dan segera penisku tegak lagi. Dia melepaskan Durex dari situ, dan kemudian dia mulai mengulum penisku. Saat itu perasaanku sudah tidak menentu. Dia dengan nikmatnya menjilati penisku, dan aku pun sudah merasa geli dan tegang.<br /><br />"Ah.., aku belum beraksi.." pikirku.<br />Segara kutarik panty yang dia pakai, dan terlihat penisnya kecil dan tidak tegang.<br />"Kamu nggak 'in' yach..?" tanyaku.<br />"Wah.. susah Kak.. kayanya testoteronku ketilep.., Kakak bantuin donk..!" pintanya.<br />Segara aku meremas penisnya dan menariknya sambil kuelus-elus sebentar.<br />"Lama sekali.." pikirku.<br /><br />Baru sekitar 5 menit, penis Meyli mulai tegang, dan akhirnya ereksi. Lumayan 6 cm. Saat itu aku ingin memberi kejutan padanya. Dengan menggunakan kedua tanganku, kuremas penisnya dan segera kukocok dengan sangat cepat.<br />"Ahh.., terus Kak.., terus..!" katanya.<br />"Kak.., kok nikmat sekali yach..! Belum pernah nich..!" katanya sambil masih asyik mengulum penisku.<br />"Mey.., yang aku juga donk..!" kataku.<br />"Oh iya.., bentar ya Kak.."<br /><br />Dia mulai memegang penisku dengan tangannya yang lembut dan lentik serta kukunya yang rapih.<br />"Ah.., dia terlalu cantik dan muda untuk jadi seorang pelacur waria, sayang sekali.." pikirku.<br />Dan dengan gerakan yang mantap, dia mulai menggoyang-goyangkan penisku, dan megocoknya. Tak lama, hanya 4 menit air maniku sudah kemana-mana.<br />Aku pun berteriak, "Ah.. ah.. nggak tahan..!"<br />Memang aku ini kalau onani tak pernah bisa tahan lama. Dan akhirnya punyanya Meyli pun keluar. Lumayan lama, sekitar 7 menit, itu pun sudah kukocok dengan cepat dan dengan penetrasi yang baik, sampai-sampai Meyli terengah-engah.<br /><br />"Hah.. hahh.. udah Kak.. kelluar.. keluar.. " sahutnya.<br />"Mey.., sini donk..!"<br />Dia pun berbalik, kali ini kami berhadapan. Dia di atas dan aku di bawah.<br />"Mey.., tolong lepasin rok Kakak donk..!" pintaku.<br />"Oke Kak.."<br />Dan setelah itu, aku melepas bra-nya dan mulai meremas-remas payudaranya yang mungil.<br /><br />"Ah.., Kak.. terus.. terus..! Wah nggak adil donk..!" sahutnya, "Kakak boleh anal dech.." katanya.<br />Dan dia pun mulai berusaha memasukkan penisku ke lubang analnya sambil aku terus-terus meremasnya. Keringat kami sudah bercucuran, dan selangkangan serta wajahku pun sudah lengket oleh air mani. Dan dengan gerakannya yang sulit dideskripsikan, dia menaik-turunkan pinggulnya, sehingga penisku yang berada di lubang analnya mulai dipenetrasi kembali. Kami sama-sama sudah lupa daratan pada saat itu. Aku pun sama-sama terengah-engah dan mengerang.<br /><br />"Peran Meyli sebagai cewek sungguh bisa dibilang jempolan, dia polos dan apa adanya.." pikirku.<br />Dan setalah lama kami melakukan, akhirnya, "Creett.. creett.. srr.." air maniku mulai muncrat membasahi lubang anal Meyli.<br />"Hahh.. haah.. hahh.. aahh.." nafasku terengah-engah, begitu pula Meyli.<br />"Sudah ya Mey, Kakak cape nich..!"<br />"Iya Kak.., tapi Kakak sungguh beda lo.. Beda kalo bisanyanya Mey dibooking ama yang laen mah cuma ngelampiasin doank.., Mey nggak rasa nikmat. Tapi sama Kakak asyik banget, beda rasanya.." katanya polos.<br />"Ya sudah, sekarang kita tidur saja, besok kuantar ke rumahmu.., Oke..?" kataku.<br />Dia pun mengangguk dan segera berbaring di sampingku.<br /><br />Esok paginya aku bagun duluan. Kulihat Meyli masih terlelap dengan senyuman.<br />"Wah aku masih memakai bra, stocking dan sepatu.." pikirku.<br />Saat itu aku segera ke WC untuk membersihkan diriku. Dan setelah selesai, aku segera membangunkan Meyli.<br />"Mey.., ayoo.., hari ini kamu sekolah nggak..?"<br />"Iya Kak, sekolah siang jam 12.30.."<br />"Ayo, kamu mandi dulu. Nich ambil aja bra ama panty yang bersih dari lemari.., yang kamu khan udah kotor dan basah.."<br />Dia pun mengangguk sambil mengambil dari lemariku, dan kemudian mandi.<br /><br />Setelah beresm, kami pun berangkat. Dan aku mengantar ke rumahnya. Tak lupa kuberikan satu lembar seratus ribuan kepadanya.<br />"Wah Kak, banyak amet.. biasanya kalo yang booking sama paling noban.." katanya.<br />"Ya sudah, nggak apa-apa.. aku ikhlas kok..!" kataku sambil tersenyum.<br />"Kakak harap kita bisa terus temenan.. Oke..?"<br />Dia mengangguk.<br /><br />Setekah turun dari mobil, dia melambaikan tangannya.<br />"Dadah.., makasih ya Kak.., Meyli puas and happy kemaren.."<br />Aku pun mengeluarkan kepalaku lewat jendala seraya berkata, "Sama-sama Mey.."<br />Waktu di mobilku menunjukkan 10.47 AM.<br />"Hm.., kasian juga dia.. harus kerja seperti itu buat hidup.."<br /><br />Itulah salah satu alasan mengapa aku suka meneliti tentang kehidupan waria. Aku sendiri termasuk seorang Transvestis/Crossdress. </div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-90370627210099376792012-09-10T17:24:00.003-07:002012-09-10T17:27:57.235-07:00Ulang tahun indri<div style="text-align: justify;">
Memasuki tahun kedua Indri, atas kemauan indra sejak kelas awal dia naik
ke kelas 3 SMP dia minta di panggil indri kalau di rumah, akupun
membuatkan nama panjang buat dia.. namanya indri cahyaning wulan. Indri
memang memiliki bakat transgender dan submissive sejati , pernah suatu
waktu ia bilang kepadaku bahwa kalau sudah lulus kuliah dia mau berubah
penampilan total, ia mau operasi payudara ... mau total jadi banci
katanya. Semenjak saat itu aku "les" kan dia kepada seorang waria
kenalanku untuk belajar berdandan dan hal-hal lainnya, tak perlu waktu
lama ia sudah totalitas menjadi shemale di rumah, setiap pulang sekolah
kalau tidak ada les Indri sudah berganti pakaian dengan pakaian anak
perempuan lengkap dengan "payudara", gaya rambutnya bob dengan poni
membuat dia bisa mengakali peraturan sekolah sekaligus tetap keliatan
cantik dirumah, totalitasnya juga ditunjukkan dengan rutin mengkonsumsi
pil KB dan pil hormon perempuan, kini di lemari pakiaannya lebih banyak
pakaian perempuan dibandingkan pakaian laki-laki. Perkembangannya
sebagai submissive pun luar biasa, semakin dewasa keinginannya sudah
semakin banyak sebagai slave, memasuki kelas 3 SMP dia sudah benar-benar
menikmati rasa sakit dan siksaan, hmmm what a pleasure for me, ditambah
lagi kenyataan bahwa ibu indi tidak pernah kembali ke tanah air karena
menikah dengan seorang juragan di tanah seberang, otomatis insri 100%
dalam pengawasanku.<br />
<br />
Pertengahan bulan Juni, hari itu indri ulang tahun aku membawakan hadiah
khusus buat indri, hari itu aku sengaja ijin pulang dari kantor lebih
cepat dan kebetulan keesokan hari adalah hari sabtu aku libur, indri pun
sudah libur dan sudah lulus dari SMP, Aku memasukkan mobil ke garasi
rumah, aku lepas sepatu dan masuk melalui dapur, aku melihat sudah ada
bebarapa macam makanan yang di siapkan indri, yups indri juga sudah
pintar memasak dan merawat rumah. "Ndri... indri sayang, mas boby dah
pulang nih".. kemudian aku mendengar pintu dibuka, indri keluar dari
kamar, aku termanggu melihat dandanan indri yang terlihat cantik,
sackdress berbahan wol abu2 membungkus tubuhnya... stocking hitam
menutupi kakinya yang jenjang dipadu dengan hi heels sol tebal, make up
wajahnya pun luar biasa cantik memmbuat dia terlihat sangat anggun.
Indri melangkah kearahku kemudian meraih tanganku kanannya dan mencium
telapak tanganku. Aku elus kepala indri dan kucium keningnya... "selamat
ulang tahun ya sayang... indri cantik banget deh"... "makasih ya mas...
kan indri ultah.. ya harus dandan donk.." , jawabnya manja. "mas mandi
dulu ya trus kita makan... oh iya ini hadiah buat indri.." kuserahkan
sebuah kotak terbungkus kertas kado merah hati dan pita, indri
cepat-cepat membukanya ... "wah... bagus-bagus banget maaaas... aku suka
scarfnya... bisa dipake dandan nih.. mas beli banyak banget lagi "...
pekik indri girang, aku tersenyum.... "iya bisa pake dandan juga bisa
pake main iket-iketan.. ".. aku tertawa kecil... indri memandangku dan
tersenyum... "jadi tar malem maen pake ini ya mas...."... aku balas
senyumannya.."iya ... ya udah mas mandi dulu"..<br />
---------------<br />
Jam sudah menunjukkan jam 8 malam, indri sedang duduk di pangkuanku,
kami menonton televisi. "Ndri... mau mulai sekarang" tanyaku, "...
hmmm, iyah .." indri mengangguk... lalu aku raih sehelai scarf polka dot
berwarna merah dari kotak yang sedari tadi terletak di samping kami...
aku lipat memanjang scarf tersebut lalu aku gunakan untuk mengikat
pergelangan tangan indri, lalu dengan scarf lain aku ikat lengan
atasnya.. kemudian aku megikatkan 4 helai scarf menjadi satu untaian
panjang aku gunakan sacarf itu untuk mengikat dada indri menjadi satu
dengan lengan atasanya... ikatan diatas dan dibawah "payudara" indri
membuat "payudarannya' menyembul diantara ikatan... "mas ... tititnya
berdiri ya...." ... goda indri ... "iya... kenapa ganjel dipantat indri
ya.." candaku ... kemudian aku turunkan indri dari pangkauan lalu dengan
beberapa helai scarf lain aku ikat pergelangan kaki dan paha indri....
"siiip udah..." ... ucapku... indri tersenyum ... lalu menggerak-gerakan
badannya seperti orang yang ingin melepaskan diri... "hmmm... kenceng
mas ikatanya... tapi lembut dikulit... indri suka".. ucap indri... "Ok
sekarang disumpel mulutnya ya..." lalu aku meraih sehelai scarf kecil
berbahan sutra... aku remas scarf tersebut menjadi gumpalan dan
kusumpalkan kedalam mulut indri.. "mmmmhmmmpphh.." suara yang keluar
dari mulut indri... lalu dengan scarf yang akulipat memanjang aku cleave
gag mulutnya... kuraih sehelai scarf kecil dan kubuat gumpalan lagi,
dengan sacrf itu aku sumpal bagian mulu indri yang masih longgar, scarf
tersebut tak sepenuhnya bisa masuk kedalam mulut indri karena tertahan
cleave gag dan mulut indri pun sudah penuh... kutahan scarf itu dengan
jariku.. kemudian dengan scarf lain aku ikat scarf tersebut disekitar
bibir dan pipi indri hingga ke belakang kepalanya agar sumpalan yang
kedua tak terlepas. kemudian dengan scarf lainnya aku ikat scarf itu
menutupi hidung mulut dan dagu indri... "mmmmmhhhhhmmppp" .. indri
merintih dari balik sumpalan mulutnya.. tak cukup sampai disitu aku
gunakan sebuah scarf lagi menutupi bagian mulut dan dagu indri,
menjadikan berlapis-lapis scarf menutupi wajahnya... lalu aku berdiri
agak menjauh dari sofa kemudian memandangi indri... "mmmmhmmmmp...
mhhhhmphhhm.." indri meronta pelan sambil memandangiku.. tatapan matanya
seperti menggodaku.... kemudian aku angkat tubuh indri dan ku bopong
kedalam kamar..<br />
<br />
Di dalam kamar aku baringkan indri terlungkup diatas tempat tidur
kemudian dengan scarf juga dia aku ikat hogtie.. "mas siapin dulu
alat-alatnya ya... " kemudian aku tinggalkan indri diatas tempat tidur,
sempat aku melirik indri meronta-ronta seperti akan melepaskan ikatan..
namun begitulah cara indri menikmati permainan kami. beberapa menit
kemudian aku kembali, dengan berbagai macam peralatan ditanganku,
seperti dildo, vibrator, buttplug, vaginator, baby oil, penjepit
pakaian, kondom dan pemukul dari plastik yang lentur. semua peralatan
aku letakkan di meja samping temat tidur kemudian aku lepaskan semua
pakian kecuali boxerku. kemudian aku naik keatas tempat tidur dan
menindih tubuh indri.. " dah puas merontanya yang ... sekarang menu
utamanya ya.." ucapku...,. "hmmmmpphhh.." suara yang muncul dari mulut
indri.<br />
<br />
aku lepaskan ikatan hogtie indri, ikatan kaki dan pahanya ... kemudian
aku lepaskan hi heels dari kaki indri, perlahan tanganku merambat masuk
kedalam sackdressnya... "mhhhhmmmpphh.." indri merintih... kemudian aku
mulai melepaskan g string yang indri kenakan... setelah itu aku ikat
kaki kanan dan kiri indri pada tiang bagian ujung tempat tidur yang
terpisah, dengan ikatan yang cukup tinggi menjadikan kaki indri
terangkat keatas. selanjutnya aku mulai melucuti sackdress yang indri
kenakan, kini indri benar -benar hampir 100% telanjang, hanya stocking
hitam yang menempel dibadannya... ikatan dada indri sudah aku lepaskan,
dengan scarf itu aku mengikat tangan indri pada bagian atas pangkal
tempat tidur, tangan indri yang terikat dibelakang menjadi tertarik
keatas dan memaksa tubuh bagian atasnya pun terangkat. kini posisi indri
seperti membungkuk namun dengan kaki mengangkang terangkat keudara dan
pantat menempel diatas tempat tidur. 'hmmmmpphhh... mmmhhhhhmpph.."
indri merintih dan merontad menikmati ikatan itu. kemudian aku ambil
sehelai scarf... dengan scarf itu aku ikat kontol dan buah zakar indri
yang sedari tadi sudah ereksi... "hmmmmpphmmm..." indri merintih
menikmati setiap lilitan pada kontol dan buah zakarnya.. setelah itu aku
mengambil bantal untuk mengganjal pinggul indri, itu membuat pantannya
sedikit terangkat sehingga aku bisa melihat lubang anusnya yang
terekspos jelas.<br />
<br />
Aku berdiri dan berjalan untuk mengambil kabel stop kontak panjang, aku
letakkan stop kontak kabel panjang tersebut disamping tubuh indri..
indri hanya melihat aku beraksi sambil sesekali suara 'mhhhmmhhhpp'
keluar dari mulutnya. kemudian meja samping tempat tidur aku mengambil
beberapa penjepit baju, dengan penjepit itu satu persatu aku jepit
beberapa bagian kontol indri .. "mmhhhmmmmppph.. mmmhhhphhhh...
mhhhhpppphmmmm".. indri merintih dan meronta cukup kencang ... setelah
cukup puas menjepit kontol indri aku kemudian meraih buttplug dari meja,
aku oleskan baby oil pada buttplug tersebut lalu perlahan aku jejalkan
kedalam lubang anus indri.... "hhhhmmmmmmmmhhhhhhmmmmmmmmmpppphhhh" ...
indri merintih panjang seiring buttplug yang masuk semakin dalam
kedalam anusnya... lalu aku beridiri disamping tempat tidur, kini
pemukul plastik aku mulai memukul pantat indri... Plaaaak... suara
setiap pukulan yang mendarat di pantat indri ... "mhhhmmm.. mhhhmmm ...
mhhhmmm".. suara rintihan indri selama aku memukuli pantatnya..
setelah 10 menit pantat indri yang putih kini memerah. Aku menghentikan
memukul pantat indri, kemudian aku duduk disebelah tubuh indri, "indri
masuh kuat..?" tanyaku... "hmmmhhhmm.." indri mengangguk.. kemudian aku
mulai melepaskan penjepit dari kontol indri... "hmmmmmmmmmhhhhhhppphh"
suara rintihan indri setiap aku melepaskan penjepit karena rasa sakit
yang ia rasakan setiap penjepit terlepas dan pembuluh darah yang
terjepit mulai teraliri lagi oleh darah menimbulkan sensasi rasa sakit.
kemudian aku cabut buttplug dari anus indri kemudian aku ambil dildo
elektrik aku tancapkan kabelnya pada stop kontak disamping tubuh
indri... setelah aku olesi dengan baby oil.. dildo tersebut aku lesakkan
lagi kedalam lubang anus indri.. "mhhhhmmmmmhhhmmmhppphhhh... indri
kembali merintih panjang... kemudian aku mengambil vaginator dan
kutancapakn lagi kabelnya pada stop kontak, kini aku pasangkan vaginator
tersebut pada kontol indri, kemudian aku mulai meghidupkan kedua alat
bantu sex tersebut... aku setel keduanya dengan kecepatan pelan... dildo
elektrik mulai bergetar dan berputar pelan dalam lobang anus indri,
sedangkan vaginator mulai bekerja meremas-remas kontolnya "...
mmhmmmmpph.. mhhhmmmphhh... mhhhhmmmphh.." indri meronta-ronta.. lima
menit kedmudian aku naikkan kecepatan kedua alat itu....
"mmmhmhmmhmhmhmhmmh... mhhmhmhmmhmhmhmhm.." indri meronta semakin
keras... keringat mulai deras bercucuran dari tubuhnya.. lima menit
berikutnya kedua alat itu aku setel dengan kecepatan penuh...
"mhmhmhmmhppphmmhmmhmhm... mhmmhmhmhmhmppphnhmm..." indri meronta
sejadi-jadinya.... dan kurang lebih 7 menit kemudian... matanya
terbelalak ... tubuhnya mengejang dan ia merintih panjang
"mmmmmmmmhhhhhhhhhhhhhmmmmmmmmpppphhhhh...." sebelum akhirnya ia
lemas... indri orgasme.. kontolnya yang tadi menjulang perlahan lemas
dan vaginator pun terlepas.. lalu aku matikan kedua alat tersebut dan
satu persatu aku lepaskan dari tubuh indri... aku ambil kondom, aku
sobek bungkusnya, kulepaskan boxerku... lalu kupasangkan kondom pada
kontolku yang menjulang keras... kemudian aku menyelipkan tubuhku
diantara kedua kaki indri yang mengangkang kemudian aku genggam erat
pinggul indri dengan kedua tanganku lalu aku mulai sodokkan kontolku
kedalam anus indri, aku tak menemukan kesulitan melakukan penetrasi pada
lubang anus indri... perlahan aku gerakan pinggulku kedepan dan
kebelakang... kontolku bergerak keluar masuk menyodomi indri...
"ahhhh... ahh.." aku mengerang karena nikmat... "mhhhhmmmm...
mhmmmm...." indri merintih lemah dari balik sumpalan mulutnya... kini
dia tidak meronta lagi badannya sudah lemas akibat orgasme tadi..
gerakkan pinggulku semakin cepat... "ahhh... ahhh.."
..."mhhmhmhmhmpph... mmmppmhh"... ritme suara yang menggema dikamar
kami... tiba-tiba aku hentikan gerakan penetrasiku kemudia perlahan aku
tarik kontolku keluar, namun belum sampai ujung kontolku keluar aku
dengan cepat melesakkan masuk kontolku sedalam mungkin kedalam anus
indri dengan cepat.... Plak suara selangkanganku yang beradu dengan
pantat indri.. " hmmmmhhhhhhmpppphh...." indri merintih agak panjang..
aku ulangi gerakkan itu berulang-ulang sampai akhirnya.....
"ahhhhhhhhhhhhh".... kontolku berdenyut kencang... maniku muncrat.. aku
orgasme... aku tahan sedalam-dalamnya kontolku didalam anus indri ...
kubiarkan kontolku berdenyut didalam anus indri sampai pada akhirnya
kontoku berhenti berdenyut... kucabut kontolku dari anus indri..
kulingkarkan tanganku pada pinggang indri dan mencium keningnya yang
basah... <br />
<br />
Semua peralatan sudah aku letakkan lagi disamping tempat tidur, ikatan
idri pada ujung dan pangkal tempat tidur sudah aku lepaskan, beberapa
scarf yang aku gunakan untuk menyumpal mulutnya juga sudah aku lepaskan,
sekarang mulut indri hanya dipenuhi sehelai scarf dan sehelai scarf
lagi aku ikatkan menutupi indri mulut dan dagunya. Indri kelelahan.. ia
tertidur dalam pelukankan dengan keadaan kaki dan tangan terikat serta
mulut tersumpal... jam mulai menunjukan pukul 10 malam ... sebelum
akirnya akupun tertidur....</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-2952533631864606662012-09-10T17:23:00.001-07:002012-09-10T17:23:20.366-07:00Indra My 1st experiment<div style="text-align: justify;">
Indra, nama sepupu jauh ku. Beberapa tahun yang lalu indra dititipkan ke
aku oleh ibunya yang akan berangkat ke Negeri sebrang untuk menjadi
TKW, sedangkan Bapaknya udah lama pergi tanpa kabar. Saat itu Indra
masih duduk di bangu SMP kelas 1 dan aku sudah bekerja di Jakarta dan
tinggal sendiri di rumahku, masih anak-anak banget. Selama tinggal
bersamaku aku berusaha penuhi kemauan indra dan aku cukupi segala
kebutuhannya, mungkin karena itulah indra nurut kepadaku, selain itu
mungkin juga karena indra tidak pernah merasakan kasih sayang Bapaknya.<br />
<br />
Awal mula cerita ini adalah ketika aku sedang asik nonton TV bareng
Indra, saat itu film yang ditayangkan menampilkan adegan remaja cewek
yang diculik dan diikat, aku melihat indra sangat antusias melihat
adegan itu, aku coba-coba memancing ketertarikan indra... "ndra,
adegannya bagus ya ?", indra menatapku dan tersenyum "iya mas keren,
seru..". "Kamu suka ya liat yang kaya gitu?, mau coba?", tanyaku ...
"hmmmm gmn ya ...? mang bisa mas?"... tanya indra, "ya bisalah, kamu
pengen jadi yang diculik kan?"...aku bertanya lagi... "hmmmmm, iya mas
... hmmm tapi aku kan cowok mas, masa' bisa jd ceweknya?"... indra
menjawab malu-malu .... "bisa aja... besok mas beliin peralatannya ya...
besok kita main culik-culikan.."<br />
-------------------------------------------<br />
Keesokan harinya pukul 6 sore, "Ndra.. yuk masuk kamar mas kita main..",
indra pun masuk kedalam kamarku. Saat itu sudah kusiapkan seluruh
peralatan, tali, lap, sapu tangan dan seperangkat seragam SMP untuk
cewek lengkap beserta celana dalam dan kaos kutangnya. "ayo sana ganti
bajunya ..." perintahku... "mmm, pake baju cewek ya mas?.." .. indra
ragu-ragu, "ya iyalah, katanya mo jadi cewek.." jawabku. Akhirnya indra
menurutiku, ia lepas bajunya satu persatu hingga telanjang, aku bisa
melihat kontolnya yang kecil dan imut, pantat indra pun terlihat kencang
dan kenyal... membutku menelan air liur. "Pake celana dalam sama kaos
kutangnya, trus pake baju sama kaos kaki putihnya. Tak lama kemudian
indra sudah berganti pakaian, indra terlihat imut dengan pakean itu,
kulitnya yang putih dan struktur wajahnya yang lancip dan rambut berponi
menjadikan indra semakin mirip remaja cewek SMP. "Okeh .. sekarang
duduk di kursinya", kemudian indra menuruti perintahku, "tangannya di
taruh belakang kursi..", indra pun menuruti perintahku lagi, lalu dengan
tali pramuka aku mulai mengikat pergelangan tangan indra, kemudian aku
mengikat badannya menjadi satu dengan sandaran kursi. Kemudian aku
melanjutkan mengikat kedua pergelangan kakinya pada palang antara kaki
kursi dan terakir aku ikat kedua paha indra. "gimana suka ndra?.."
tanyaku.. indra hanya mengangguk pelan.. "sekarang mulutnya mas tutup
ya".. kemudian aku meraih saputangan yang sudah aku lipat memanjang aku
lilitkan saputangan itu diantara dua bibir indra dan mengikatkan kedua
ujungnya di belakang kepala indra sekencang mungkin sehingga bagian
belakang mulutnya tertarik oleh ikatan dan mulutnya mengatup (cleave
gag)... "mmmhhhhhh..." suara dari mulut indra.. kemudian aku
mengambil lap yang sudah aku lipat segitiga, kemudian dengan lap itu aku
bekap mulut dan dagu indra (OTM gag)... kemudian dengan lap yang lain
aku menutup mata indra. "Nah dah beres, sekarang kamu pura-pura meronta
dan teriak minta tolong.." .... indra mulai menggeliat dan berpura-pura
meronta ..."mmhhhhhmpp....tlmmpphhh.... mppphhhh" suara yang keluar dari
mulut indra. Kurang lebih 1 jam aku menikmati adegan itu sebelum
akhirnya aku melepaskan semua ikatan indra.<br />
<br />
Permainan itu akhirnya menjadi permainan rutin aku dengan indra,
terutama saat aku dan indra libur, perlahan-lahan aku tingkatkan "level"
indra, aku beralasan supaya permainan makin seru... mulai dari
merubah-rubah posisi saat indra diikat, selanjutnya menambahkan sumpalan
mulut indra, terus meningkat sampai indra mau menggunakan payudara
buatan dari silikon yang caranya penggunaanya seperti bra.. meningkat
terus sampai ia mau aku ikat telanjang dan menggunakan payudara buatan
itu.<br />
-----------------------------------<br />
Suatu hari saat aku dan indra libur, kami bersiap-siap untuk bermain,
sebelumnya aku meminta indra untuk pup terlebih dahulu. Indra sudah
selesai menggunakan "payudara"nya... "mas pake baju ga?".. tanya indra,
"ga usah ndra.... ndri, hari ini naik level lagi ya!" ujarku.. "mungkin
agak sakit tapi lama-lama enak kok"... lanjutku lagi... "iya mas indri
nurut aja.." jawab indra. "ya udah ayo indri naik sini" (indri
panggailanku buat indra kalo lagi bermain), perintahku lagi sambil
menepuk tempat tidur tempat aku menunggu indra bersiap-siap tadi. Lalu
indra naik ke tempat tidur dan duduk di sebelahku, aku mulai mengikat
indra dengan tali-tali pramuka, aku mengikat pergelangan tangannya,
lengan atasanya dan selanjutnya aku mulai mengikat tengan indra menjadi
satu dengan badannya. Selanjutnya aku mengikat pergelangan kaki kanan
indra menjadi satu dengan pangkal paha kananya, sehingga kaki kanan
indra mirip seperti kaki kodok, dengan posisi seperti itu indra hilang
keseimbagan dan jatuh terlentang diatas kasur, aku melanjutjan mengikat
kaki kirinya dengan cara yang sama. setelah beres aku mengangkat kepala
dan tubuh indra, lalu aku duduk dibelakangnya dan merebahkan badan dan
kepala indra pada badanku. Lalu aku mengambil saputangan, kusumpalkan
saputangan ke rongga mulut indra, setela seluruh saputangan itu masuk
kedalam rongga mulutnya aku mengambil saputangan lagi dan kembali
menumpal mulutnya sampai seluruh rongga mulut indra terisi penuh oleh
saputangan, kemudian dengan saputangan lain cleave gag mulutnya dan
terakhir dengan lap kotak-kotak merah aku OTM mulut indra, kali ini aku
tidak menutup matanya aku Perlahan aku peluk indra dan berbisik di
telinga indra "hari ini akan menyenangkan.. percaya mas bobi ya.. ga
usah takut"... "mhhhhmmppphhh"... suara dari mulut indra, kemudian aku
kecup telinga indra, kemudian dengan lidahku aku mulai menjilati
"mmmmhhhhhhppphhhmmm"... indra merintih dari balik kain yang menyumpal
mulutnya, matanya ia pejamkan badannya menggeliat mungkin karena
kegelian. setelah cukup lama menjilati telinganya, kemudian aku mulai
menciumi leher indra, menjilatinya sambil perlahan tanganku
meremas-remas "payudaranya". Semakin lama aku semakin ganas melumat
tubuh indra, suara "mmmhmmmmpp.hhhhmppphmmmm" dari mulut indra semakin
mebuatku bernafsu... kini tangan kananku meremas-remas "payudaranya" dan
tangan kiriku mulai mengelus-elus dan meremas kontol indra .... napas
indra semakin memburu, erangan-erangan erotis mulai keluar dari
mulutnya "mhhhhmmpppphhh... mhhhhpphhh....", tak lama kemudia kontol
indra semakin mengeras dan ereksi digenggamanku ..... aku mengambil
seutas benang wool yang aku siapkan, "ndri ... kontolnya mas iket ya...
agak sakit.. indri tahan ya".. kemudian aku melilitkan benang wool itu
pada kantung dibawah kontol indra, setelah beberapa lilitan aku ikat
pangkal penisnya dengan benang itu. Kini kontol indra tegang memerah..
"mmhhhhhhphhhh... mhhhhhppmmmmh..... mhhppppmmhppp..." indra mengerang
sambil memejamkan matannya .... lalu perlahan aku rebahkan kepala indra
di atas bantal, kemudian aku rebahkan tubuhku diatas tubuh
indra... dengan tangan kananku aku meremas 'payudara" kirinya, mulut dan
lidahku juga sibuk melumat payudaranya yang lain, sedangkan tangan
kiriku sibuk melumat penis indra.... "hmmmmhhhmmmpp... mhhhhphhhh...
mhhhhppphhhh......." indra merintih... kemudian perlahan aku turunkan
kepalaku kearah selangkangan indra, perlahan lidahku menyusuri tubuhnya
kearah bawah... sampailah lidahku diatas kontol indra yang menjulang
kemudian kukecup perlahan kontolnya.... selanjutnya aku mulai hisap
kontol-indra... "hmmmmhhhp... hmmmmphhh... hmmmmphhhh" rintihan erotis
dari mulut indra. Setelah cukup lama, aku merasakan kontol indra
berdenyut didalam mulutku semakin-lama semakin kencang dan tiba-tiba "..
Mhhhhhhhhhhmmmmmhhhhhhhhhhmmhhhh...." indra merintih panjang, aku yakin
indra orgasme, namun saat itu sperma tak keluar dari kontolnya, mungkin
karena indra belum memproduksi sperma.... kemudian aku keluarkan kontol
indra yang sudah lemas dari mulutku. aku angkat badanku... Kemudian aku
tatap mata indra.. aku melihat cahaya yang berbeda dari sorot matanya,
sorot matanya berbinar, indra senang dengan yang aku lakukan.. "ndri
sekarang gantian mas bobi ya ...." aku berkata kepada indra... kemudian
aku balikkan tubuh indra, kini posisi tubuhnya terlungkup dan seperti
orang sujud namun dengan tangan terikat kebelakang, aku ambil kondom dan
baby oil dari laci samping tempat tidurku... aku pasangkan kondom pada
kontolku yang menjulang keras... kemudian aku tuangkan baby oil pada
telapak tangan kiriku, selanjutnya aku mulai mengolesi baby oil tersebut
pada lubang anus indra..." hmmmmmm.... hmmmmmppppmpphhh..." indra
merintih lagi. ku genggam kedua pantat indra dengan telapak tanganku,
kemudian aku tempelkan ujung kontolku pada lubang anusnya, perlahan
kudorong kontolku kedalam anus indra, lubang anusnya masih sempit sekali
mebuat kontolku susah masuk, aku tarik kebelakang lagi pinggulku untuk
mengurangi tekanan pada anus indra.. "hmmmmmhhhhmmmmphh... mmmmhhhhphh"
indra merintih lagi, aku coba mendorong lagi kontolku kedalam anusnya;
kali ini aku berhasil semakin dalam, "jalan" mulai terbuka... hal itu
aku lakukan berulang-ulang hingga akhirnya seluruh kontolku masuk
kedalam lubang anusnya... lubang anus indra menjepit kontolku sangat
erat, dengan gerakan perlahan pinggulku bergerak maju mundur, kontolku
bergerak keluar masuk menyodomi lubang anus indra "ah... ah.... ah...
ah." desahan dari mulutku.... aku menikmati setiap gesekan pada
kontolku... "mhhhhhmpphhhhh... mhhhhhhhhhhppppphhhmmmm.....
mhhhhhppppmhhhhhhhhmmmmmphhhhhhhh...." rintihan indra semakin keras dan
panjang seiring gerakkanku yang makin cepat.... setelah beberapa lama..
aku rasakan kontolku berdenyut hebat... dan kemudia croooottttt
"ahhhhhhhhhhhhhhhhh"... akirnya spermaku keluar mengalir dalam lubang
anus indra.....napasku memburu.... aku mencapai puncak kenikmatan....
kontolku mulai lemas... kucabut kontolku dari lubang anus indra,
kulepaskan kondom yang kupakai... kulihat indra terengah-engah...
kemudian aku mengambil buttplug (barang seperti kontol yang terbuat dari
karet silikon panjangnya kira-kira 10 cm), kemudian aku masukkan
buttplug tadi kedalam lubang anus indra sambil berkata "pantatnya mas
sumpel ya ndri... biar kamu terbiasa..." kemudian selotip hitam aku
rekatkan pada lubang anus indra agar buttlug tersebut tidak lepas. Aku
baringkan tubuh indra dengan posisi menyamping kemudian aku tidur
dibelakanng pungggunya, dengan tangan kiri kupeluk indra... tangan
kananku mengelus rambutnya... kemudian kukecup lehernya dan berkata
"Indri tidur dulu ya.. nanti dilanjutin lagi.. selamat tidur indri
sayang.." kemudian aku mulai memejamkan mataku.... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
by: </div>
<div style="text-align: justify;">
http://indocrossdressbond.blogspot.com/ </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-42971174244528024972012-09-10T17:02:00.000-07:002012-09-10T17:02:14.471-07:00Lia Waria ... <div style="text-align: justify;">
Lia namanya.<br /><br />Tertulis di KTP, Budi Istyawardhana.<br /><br />34 tahun usianya. Seusia denganku.<br /><br />Karibku dari jaman aku masih bekerja di Semarang.<br /><br />"Lia, aku pindah ke Jakarta. Semoga kamu bisa nyusul kerja di sana juga ya!"<br /><br />"Bo' akikah tinta mawar ah cyin <span style="font-style: italic;">(terjemahan: nggak mau ah)</span>. Sutra endang sukamti di sindang <span style="font-style: italic;">(terjemahan: aku sudah enak di sini)</span>. Salon lagi laris bo... buat tabungan hari tua mak. Semoga sukses ya Gus di Jakarta. Kita harus tetap saling bertukar kabar"<br /><br />Kami tetap berkarib sampai sekarang.<br /><br />Lia sekarang pindah ke Medan.<br /><br />Hidupnya senang.<br /><br />Salonnya laris manis.<br /><br />Tangannya memang dingin. Setiap wajah yang disentuh, jadi lebih cantik. Setiap rambut yang disentuh, jadi lebih indah.<br /><br />Setiap bertukar kabar, kami saling mendoakan.<br /><br />Kami tak mendoakan agar hidup jadi lebih ramah. Tapi kami mendoakan agar kami jadi pribadi yang lebih tangguh dan lebih ulet.<br /><br />Tadi pagi Lia menelpon dan kami bicara.<br /><br />Sepanjang pembicaraan, aku jadi ingat nukilan-nukilan pembicaraan saat kami dulu mulai berteman.<br /><br />Begini nukilannya:<br /><br />"Gus,Bayangkan, tubuhmu seperti negara asing & kau terjebak di dalamnya tanpa paspor. What are you gonna do?"<br /><br />"Gus, gue siap menghadapi dunia. Tapi tidak sebaliknya. Setiap saat gue bisa ditikam oleh hidup"<br /><br />"Gus, katanya gue produk yg salah. Tapi, gue harus nyalahin siapa? Dibilang sakit jiwa? Lah, emang gue milih?"<br /><br />"Gus, katanya orang kayak gue pasti masuk neraka. Well, apa intinya menghukum gue eternally besok? Udah, sekarang aja!"<br /><br />"Jadi banci mengajarkan gue satu hal yang bikin gue kuat. Menertawakan kesedihan!"<br /><br />"Gus,
orang menertawakan, mencaci, boleh! Tapi masa gue juga harus
dihilangkan haknya menjalani hidup? Boleh sekalian bunuh gue?"<br /><br />"Jangan-jangan
Tuhan itu sebenarnya ilusi. Jangan-jangan orang yang benci sama gue
itulah sebenarnya yang jadi Tuhan! Kenapa gue dihakimi setiap hari? Enak
aja menghakimi hidup yang mereka nggak ciptakan! Gue mau lawan! Terus
aja mencaci gue, gue buktiin kalo gue lebih kuat dari mereka dan hidupku
gue akan baik-baik saja"<br /><br />"Gus, katanya bilang 'nggak ada pilihan' sesungguhnya adalah pilihan. Lah, kalo opsinya cuma satu? Gimana?"<br /><br />"Gus, teman terbaik gue sekarang cuma toket palsu. Dan elu hehehe. Thank you"<br /><br />........................<br /><br />Tadi pagi, aku dan Lia bertukar kabar dengan hati senang.<br /><br />Dan kamu, masih punya niat ngganggu banci?
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-5001304304532667252012-09-07T00:04:00.000-07:002012-09-07T00:04:01.869-07:00Istriku memergoki aku ketika aku jadi crossdresser<div style="margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;">
Aku seorang
crossdresser sebut saja Dika, bermula ketika aku duduk dibangku SD,
ketika itu aku dan saudara sepepupuku sebut saja Ardi didandani oleh
kakak kami yang perempuan dan kami dijadikan perempuan-perempuanan pakai
baju kakaku cewek dan kami di make up pakai lipstick, kami semua
serumah pada tertawa lucu. Namun ternyata aku lain, aku menikmati
keadaan ini, suatu waktu aku mencoba baju seragam sekolah kakakku cewek
kebetulan kakaku selisih 3 tahun denganku dan hasilnya kemaluanku tegang
dan sampai ada rasa geli-geli seperti klimaks. Ini sering aku ulangi
sembunyi-sembunyi dan aku selalu bercermin bangga dan nikmat ketika
memakai seragam sekolah kakakku cewek dan biasanya untuk mengakhiri
kenikmatan ini aku menindih-nindih bantal guling. Kebiasaan ini terus
berlangsung hingga aku kuliah di luar kota aku mencuri baju dan rok
kakakku cewek dan aku selalu ber crossdresser, ketika aku lagi jenuh dan
ngelamun. <br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;">
Akhirnya aku
lulus kuliah dan bekerja ketika itu aku tetap bercrossdresser namun aku
sudah punya gajih sendiri sehingga aku bisa beli baju wanita dengan
uangku sendiri. Kebiasaan ini sulit dihilangkan aku sempat takut kalau
aku menikah nanti sewaktu-waktu istriku mengetahui keadaan ini pasti
akan kecewa.<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;">
Ketika aku
menikah anakku masih berumur beberapa bulan aku pernah kepergok sedang
menjadi crossdresser pakai gaun merah marun kesukaan istriku yang ngepas
di badan kebetulan tubuhku dan istriku hampir sama ukurannya juga
dengan sepatu ukurannya sama, istriku menangis kecewa dan istriku sempat
curhat dengan kakak perempuannya, karena kami memang dijodohkan oleh
kakak perempuannya, namun aku menyakinkan istriku bahwa aku tidak akan
mengulanginya lagi dan istriku memaafkannya. Setelah kejadian ini aku
masih jadi crossdresser tapi sembunyi-sembunyi karena tahu istriku pasti
akan marah dan mengancam akan minta cerai. Suatu saat ketika anakku
sudah balita aku kepergok lagi oleh istriku ketika jadi crossdresser aku
pakai rok terusan jeans istriku yang anggun bila dipakai istriku jadi
aku kepingin jadi istriku. Malam hari ketika dia tidur aku memakainya
lengkap dengan sepatu high heel istriku. Istriku menangis lagi dan minta
cerai namun aku bersandiwara kalau istriku minta cerai aku akan bunuh
diri dan akhirnya istriku membatalkan niatnya untuk bercerai dan ia
memaafkan aku dan aku berjanji lagi untuk tidak menjadi crossdresser. <br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;">
Namu aku
menyadari bahwa untuk meninggalkan dunia crossdresser yang sudah aku
lakukan sejak SD ini sangat sulit, karena aku sendiri punya kepuasan
batin dan seksual bila memakai baju, gaun atau rok punya istriku yang
cantik ini. Sejak itu aku masih menjadi crossdresser namun semakin
hati-hati jangan sampai ketahuan istri, kesempatan terbaik ketika aku
dinas luar kota maka aku mencuri-curi baju dan rok istriku serta sepatu
high heelnya lalu aku mulai berani membeli makeup sendiri dan rambut
palsu pirang, aku menikmati ketika di hotel. Juga ketika istri dan
anak-anak liburan sekolah atau pulang kampung ke rumah orang tua istriku
maka aku bebas di rumah menjadi crossdresser 24 jam tiap hari kecuali
ke kantor. Aku juga sudah nekat sering jadi crossdresser ketika di
parkiran mall PI, mall Bekasi, mall BSD, mall Taman Anggrek dll.<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;">
Kisah
crossdresserku terus berlangsung, setelah anakku pertama menginjak SMU
istrku selingkuh dengan mantan tunangannya sampai berhubungan badan dan
istriku mengakuinya dan aku memaafkannya karena aku mencintai istriku
dan anakku, dan aku menyadari kemungkinan istriku selingkuh karena aku
ini crossdresser. Peristiwa selingkuh istriku dengan mantan tunangannya
ini tidak diketahui oleh keluarga istriku dan kami rahasiakan. Aku
berharap dengan kejadian ini istriku akan memaklumi bahwa aku
crossdresser karena aku tidak melaporkan perselingkuhan istriku dengan
tunangannya kepada keluarga istriku. AKu semakin gila jadi crossdresser
aku menjadi crossdreeser menghayal dengan memakai rok jeans mini dan
kaos ketat , celana dalam istri serta sepatu highheel yang digunakan
istriku ketika bersenggama dengan mantan tunangannya sesuai pengakuan
istriku padaku.<br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;">
Rasanya nikmat
sekali menyerupai istriku dengan memandang wajahku yang sedang menjadi
crossdresser dan membayangkan tubuhku diraba-raba tunangan istriku dan
aku peloroti celanaku dan rebahan mekakangkan wah nikmatnya hingga
klimaks. Aku ulangi ini beberapa kali namun akhirnya suatu saat kepergok
istriku dan dia marah besar serta menangis, namun aku menjelaskan
padanya bahwa kau terobsesi jadi istriku dan dia harus adil kalau dia
bisa selingkuh bersenggama dengan mantan tunangannya namun aku tidak
berselingkuh aku hanya jadi crossdresser dan aku harap dia mengerti. <br />
</div>
<div style="margin-bottom: 0.07in; margin-top: 0.07in; text-align: justify;">
Selanjutnya aku
masih jadi crossdresser malah aku semakin gila sering aku
bercrossdresser dikamar istriku ketika dia sedang terlelap tidur dan
juga aku menjadi crossdresser dan memeluk istriku yang terlelap tidur,
aku tutup dengan selimut jaga-jaga kalau istriku terbangun dia tidak
tahu kalau aku jadi crossdresser, aku menikmati keadaan ini, bisa
memeluk erat-erat istriku yang aku cintai namun aku berbusana wanita,
hingga klimaks. Suatu malam lagi aku kepergok jadi crossdresser memakai
gaun ungu kesukaan istriku kalau pesta. Istriku marah dan menangis namun
aku puas karena istriku benar-benar menyadari bahwa suaminya adalah
crossdresser namun dia tetap tidak mau mengerti dan malah istriku
mengancam dia akan pulang kampung ke orang tuanya dan menceritakan
tentang diriku yang crossdresser serta akan menelpon mantan tunangannya
sebagai curhat atas perilakuku yang crossdresser ini. <br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berjanji
lagi tidak akan mengulanginya karena istriku juga akan membakar semua
pakaian yang bagus dia pakai karena pasti aku akan memakainya. AKu
terpaksa mengalah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Inilah
kisah ku yang sampai detik ini istriku tetap tidak mau memaklumi bahwa
aku ini seorang crossdresser. Betapa sedihnya aku ini</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-72423141931396026052012-09-04T18:15:00.002-07:002012-09-04T18:15:39.224-07:00Kerja Kelompok<div style="text-align: justify;">
Hai perkenalkan namaku caca, pengalaman pertamaku di-cd itu kelas 2 SMP.
Pas itu aku kerja kelompok buat drama di rumah temenku, semuanya cewek
kecuali aku. Pas pembagian peran aku dapet peran maid (yg dicosplay2
itu) jd pmbantu gitulah. Pertamanya aku gatau, jadi aku setuju aja.
Terus habis itu temenku masuk sambil bawain kostumnya lengkap dgn bh dan
cd cewe. Aku lgsng shock trs tanya "ini buat aku?" katanya "iyalah" trs
aku blg "tapi aku kan cowo.." dia cmn jawab "emang knapa kalo km cowo
?" Trs tiba2 aku dipegangin sm anak2 trs bajuku dlepas, trs dpasangin
korset. aku lgsng teriak sakit trs bilang kalo aku bs pake sndiri, jd
aku dsuru ke kmr mandi bwt make bh sm cdnya. Prtama aku nyoba pake bh
susah bgt, smpe hrs dbantu tmenku. Hbs pake cd sm bh, aku dsuru kluar dr
kmr mandi. Waktu itu aku agak2 malu, gmana enggak, didepannya 6cewe aku
hrs brdiri cmn pake corset, bh sama cd. Tmenku ada yg bilang kalo aku
cocok jd cewe soalnya putih, kulitku jg gaada bulunya, pas dbilang gitu
mukaku merah trs diketawain. Akhirnya stlah proses make-up dan pake baju
slma 30 mnit jadi juga. Aku sbnrnya gak nyangka bakalan bs make baju
cewek, tapi hbs aku liat kyk gini jd bingung. Apalagi bahannya halus
banget, dingin2 gimana gitu, roknya juga pendek banget, jadi dingin
rasanya di paha. Habis latihan kira2 3 jam aku hrs pulang. Pas mw pulang
tmenku bilang kalo bajuku kebawa sm laundry-nya, jadi aku dipinjami
bajunya bwt pulang, aku dpnjami mini dressnya. Aku kaget stngah mati
ngliatnya, apalagi pendek banget, dan pink. Modelnya juga cewe banget.
Jd aku pake aja drpd plg pake baju maid. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
by: Cacaa </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-26752577882894168772012-09-04T18:13:00.002-07:002012-09-04T18:13:45.293-07:00di Kostnya Mbakku<div style="text-align: justify;">
Cerita ini bermula saat....<br />Orangtua kerjanya diluar kota, pulangnya kalo nggak 2 bulan skali ya
sebulan sekali, jadi kalo aku pulang itu ke kos2annya kakakku. Ini
lanjutannya....</div>
<div style="text-align: justify;">
habis itu pas ak msk kamarnya mbakku, ak lgsng tidur,
gak sempat ngapa2in soalnya capek banget. Trs kira2 jam set 10 itu
kakakku bangunin aku, trs dia tanya aku hbs ngapain kok pulang2 jd gini.
ak jawab hbs drama, trs kakakku ngangkat rokku trs dia senyum2 sambil
bilang mandi dulu sana kakak siapin bajunya. ak lgsng mandi, pas mandi
kakakku bilang bajumu di kasur, kakak mw kluar bentar. Hbs dr kamar
mandi, ak malah nemunya lingerie sm cd bh, smuanya pink, ak lgsng shock,
trs nyari2 bajuku di smw sudut kamar, tapi gaada. Ak mikir drpada make
lingerie td ak pake minidressnya aja, walaupun udh keringeten, dll. Pas
kakakku kmbali ke kamar, aku tanya "mana bajunya kak?" jawabnya "lho itu
yg di kasur udh kakak siapin" aku jwb lagi "tapi aku kan cowok kak"
kakakku jawabnya "kamu cantik kalo pake dress, coba dulu deh" akhirnya
aku dngan trpaksa make lingerie nya, lngkap sm bh sm cd nya (kyknya
matching). kakakku tnya "gimana ? enak kan ?" aku jawabnya "iya enak
kak, dingin sejuk gitu" trs kakakku nyuru aku make kyk smacam stocking
gitu, katanya bagian dr lingerie nya. aku pake aja, trs rasanya halus
banget, kalo nggesekkan paha gitu halus bgt rasanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Ya itu pengalaman pertamaku make baju cewek...</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
By: Cacaa </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-26422630631059439422012-09-04T18:10:00.001-07:002012-09-04T18:10:22.422-07:00Saat Pertama Kali ketahuan OrTu saat sedang cding<div style="text-align: justify;">
Kegiatan cding ini.. yang pertama kali mengetahui nya ada pembantuku, <br />saat
aq bangun dr kamar sperti biasa aq slalu mengintip kluar kamar, sblum
aq mengendap" ke kamar mandi.. hampir tiap malam aq tidur dgn baju tidur
cewe' cd dan bra, aq kira pembantuku sudah pergi kepasar krn saat q
intip tampak sunyi skali maka dgn pdenya aku berjalan berjalan ke dapur
untk ambil minum sblum pergi mandi.. tak terduga pembantuku sudah berada
d belakang q, ia hy diam membisu sambil mengamatiku.. aq pun sontak
kebingungan dan panik.. Bibi' kataku, oh aden ternyata?.. bibi kira
siapa.?.. dan menyakan aq smbil heran kenapa pake baju tidur ibuku.. dan
tampak seperti wanita aja pake pakaian kaya gitu.. aq bilang aja aq
kangen sama ibu,. krn klo aq pake baju ibu aq sperti dkt dgn ibu.. dan
sperti ibu tdr sdg tdur dgnku. untungnya bibi langsung memahaminya. krn
ia tau klo aq sangat jarang bertemu mereka.. ibuku seorang karyawati d
sbuah perusahaan swasta.. dan sering kluar kota.. begitu jg dgn
bapakku.. yg sangat jrg skali berada d rumah.<br />sejak saat itu aq jd
lebih sering dan leluasa utk cding.. tanpa ada khawatir lg. bibi jg
membantu menjaga rahasia ini.. saat ortu dtg bibi sgra berlari
menghampiriku.. sambil bilang awas ada ibu atau bapak pulang.. dan slalu
begitu. sampai suatu ketika saat aq sedang asyik nonton tv d ruang
kluarga.. aq sangat kaget dan panik saat ibu dtg memanggil namaku..
jantung sperti akan copot.. aq langsug mencoba utk sgra lari ke
kamarku.. namun gerakan q terlalu lama.. dan jg terlalu lama berfikir
apa yg hrs sgra kulakukan.. ternyata benar sbelum q berhasil sampai k
kamar q.. ibu ku malah sudah lebih dulu berada dkt kamar q.. habislah aq
gumamku dlm hati, ibu langsung menceramahiku.. aq hy diam sambil
menundukkan kepala.. saat ia bertanya knp ku bisa sperti ini.. aq pun
bilang klo aq merasa dkt dgn ibu dan ibu srasa slalu mendampingi aq dan
tak tersaair mata ku langsung kluar.. ibu pun langsg memelukku ku ia pun
terlihat sgt sedih, aq blg ibu jgn sedih klo ibu ingin aq tdk sperti
ini lg aq tdk akan melakukannya lagi ini kulakukan agar aq tdk terlalu
kangen sama ibu, aku masih tap maco kok bu sambil be'candain ibuku,, dan
ia pun tertawa.. mungkin itu artiya ia sudah tdk marah lg.. <br />pada
malamnya aq d panggil ibu ke kamarnya dan menanyakan smua pakaiannya yg
tdk ada d lemarinya.. aq pun menjawab.. maaf bu ada smua d kamarku q..
ia menyuruh q utk mengambilnya.. dan langsung aq mengatar k kamr ibu..
dengan nada becanda,.. banyak jg ya baju ibu yg km pakai.. gak cuma baju
aja lg.. cd dan bra pun kamu pakai jg hehehe.. abis enak si bu aq
merasa nyaman dgn itu smua jawab q sambil tersipu malu... ya sudah tdk
apa km melakukan ini dan hy menjadi rahasia kt saja dan jg bibi,, jgn
ketahuan bapakmu ya.. km kan tahu sendiri sifat bapakmu ia orang yg
tegas nanti malah ibu yg akan d salahkannya.. aku pun mengangguk dan
lgsg memeluk ibu..<br />sampai saat ultahku.. ibu memberiku sebuah kado
yang membuatku sangat kaget sekali...ternyata ia memberiku sbuah gaun
lengkap dg asesorisnya.dan jg sbuah korset.. wah senangnya hatiku..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
by: <a href="http://indocrossdresser.lefora.com/members/lia_alisyah/" rel="nofollow">lia_alisyah</a> </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-12872996499719413712012-06-19T01:01:00.001-07:002012-06-19T01:01:07.528-07:00Pertama Cding.. Devina<div style="text-align: justify;">
<div style="font-family: times new roman,new york,times,serif; font-size: 12pt;">
<div>
Aku asal Bandung, kalau pas ber CD ing aku pake nama Devina</div>
<div>
Agak
sulit juga yah menceritakan pengalaman pertama aku, yang aku ingat aku
mulai tertarik ber CDing dari aku masih kecil (SD) jadi aku ceritakan yg
aku masih ingat saja</div>
<div>
Aku sering ditinggal di rumah
sendirian, aku tertarik sama baju tidur mama ku (lingerie) dari bahan yg
lembut dan licin sedikit berenda</div>
<div>
Kalau aku di rumah sering
aku pake baju tidur itu, waktu itu masih belum tertarik dengan yang lain
(CD dan BH atau baju lainnya) </div>
<div>
baju tidur itu juga di badan aku sudah seperti rok panjang, sempet ketahuan dan dimarahi</div>
<div>
Fantasi
aku dengan pakaian wanita terpicu lagi waktu aku smp, kebetulan aku
tubuhnya kecil dan kulit ku putih, aku main ke rumah tetangga ku tapi
ternyata teman aku sedang
pergi, yang ada kakaknya yang sudah SMA, aku ga sengaja masuk kamar
dia, pas dia lagi ganti baju, awalnya aku takut banget dia marah,
soalnya dia langsung panggil aku lagi buat masuk kamarnya. Dia nanya
tadi aku liat apa, karena takut aku jawab liat cici lagi ganti baju, apa
yg di liat, dia nanya lagi...., aku jawab sambil tunduk, pas cici lagi
pasang BH, terus dia diam..... lama rasanya udah pengen nangis, akhirnya
dia bilang kamu harus dihukum.... aku takut sekali, tapi pasrah aku
jawab iya ci....</div>
<div>
terus dia minta aku buka baju, rasanya malu
banget, tp dia bilang kan tadi aku liat dia lagi ga pake baju, jadi
harus impas, akhirnya aku nurut aja, waktu aku buka baju aku, dia
bongkar lemari baju dia. aku nunggu sambil diam ga berani nanya.
Akhirnya dia deketin aku sambil bilang kamu pakai ini semua ya, pas aku
liat apa yg dia kasih (ya ampun perangkat cd, bh ama rok terusan) aku
kaget, tapi ada rasa penasaran juga, waktu itu aku bener bener
tanpa sehelai benang, dia liatin aku terus, mungkin waktu itu belum
terlalu ngerti ttg sex jd burung aku ga bangun, dia akhirnya bilang, ayo
pakai bajunya.... aku nurut aja, aku pake cdnya dulu, trs bh, waktu 2
benda itu terpasang koq ada rasa enak baik di burung aku ama dada aku,
terus dia bantu aku pake roknya, sama dia bhnya disisipkan busa khusus
spt payudara, jadi sekarang dada ku agak berisi. Setelah itu dia
tersenyum sama aku, terus aku dibimbing duduk di bangku, rambut aku dia
atur, disisir ke berbagai arah sampai akhinya dia puas, terus muka aku
mulai dibedakin, terus bibir aku diolesi lipstik, aku suka sekali
rasanya waktu dia bedakin muka aku, wanginya juga aku sangat suka, aku
tidak bisa liat perubahan yang terjadi karena aku didudukan membelakangi
cermin, setelah beres dia atur rambut aku lagi terus dipasangi jepit
disalah satu sis kepala aku, terus dia lama memperhatikan aku, akhirnya
dia minta aku tutup mata aku, dia tuntun aku terus
waktu dia suruh aku buka mata, aku hampir ga percaya yang di cermin itu
aku.... dia bilang aku cantik sekali, terus aku diajak jalan jalan sama
dia, tadinya aku malu buat keluar rumahnya, tapi waktu kita jalan
jalan, rasanya koq senang ya penampilan seperti ini....</div>
<div>
Waktu
sudah pulang, kebetulan dirumahnya belum ada orang, dia suruh aku buat
mandi dulu, terus aku diajak ngobrol sama dia, nanya gimana rasanya
didandanin kayak tadi</div>
<div>
pertama aku malu buat jawabnya, tapi
dipancing terus sama dia, akhirnya aku bilang aku suka sekali, dia
bilang ini rahasia kita berdua, dan dia nanya apa aku mau lagi kapan
kapan didandanin lagi, aku jawab kalau cici tidak keberatan aku suka,
akhirnya semenjak itu aku sering nemenin dia jalan jalan sebagai adik
perempuannya (dia ingin punya adik perempuan, tapi adiknya laki laki) </div>
<div>
Itu pengalaman CD ing aku yang awal paling berkesan, nama Devina itu dia yang pilih</div>
<div>
Thanks ya
Sist..</div>
<div>
<br /></div>
</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-2955968611398662552012-06-19T00:52:00.000-07:002012-06-19T00:52:01.791-07:00Namaku B........Eny<div style="text-align: justify;">
Namaku beny, aku saat ini masih kuliah, dalam keluargaku aku anak terakhir laki seorang dari 3 saudara perempuan. Karena aku anak terakhir maka mulai kecil aku selalu terbiasa main dengan perempuan hingga saat ini aku sudah kuliah dihatiku ada perasaan bahwa aku ini seorang perempuan bahkan secara fisik aku sudah jadi perempuan, punya pinggul yang besar, pantat yang bahenol juga payudara yang nongol meskipun Cuma 32A. Bermula saat aku menginjak masuk SMP dimana saat itu kakak kakakku lagi bermain jadi peragawati, biasanya yang jadi juri aku, aku memilih mana yang paling cantik dan paling genit, namun saat itu yang jadi jurinya mamaku, karena kalau aku ikut jadi peserta pria maka aku nggak ada musuhnya dan otomatis menang, maka aku didandani seperti wanita biar bersaing dengan ke 3 kakak perempuanku. Dan yang mendandani kakaku juga mamaku, aku dipakaikan rok kadang terusan, kebetulan kakakku yang pertama sudah SMA jadi dia sudah punya payudara, jadi semua dipakaikan BH biar sama sexynya termasuk aku. Permainan itu berulang ulang dilakukan, hamper tiap minggu sehingga bagi keluargaku kalau aku pakai baju wanita itu hal yang biasa. Kebetulan aku sudah nggak punya Papa lagi, mama sudah lama cerai sewaktu kami masih anak anak SD.</div>
<a name='more'></a><br /><br />Sampai hingga aku SMA, bila lagi semua kumpul, idenya kakaku selalu mendandani salah satu diantara kami, dan saat permainan dilakukan biarpun aku nggak dapat giliran didandani, aku selalu partisipasi ikut mendadani yang dapat giliran, tentu saja aku pakai rok kadang daster.<br /><br />Mungkin mamaku sudah mengetahui kekuranganku yaitu aku mirip perempuan dari gayaku, postur tubuhku atau kebiasaanku, atau juga bisa jadi mamaku benci sama lelaki, makanya aku dijadikan perempuan. Dan mamaku juga memberi aku obat hormone wanita berupa kapsul semenjak aku kelas 1 SMA, katanya kasihan aku bila sku dipersimpangan jalan, jadi sekalian aja besarin pinggul dan payudara, ntar kalau sudah besar baru operasi ganti kelamin.<br /><br />Jadi saat aku sudah lulus dari SMA, dirumah aku selalu memakai baju perempuan, BH dan CD aku punya sendiri dibelikan kakakku, kalau baju sebagian punyaku sebagian pinjam kakakku . Mamaku selalu memanggilku ENY, …entah aku sendiri juga bingung siapa aku sebenarnya, saat dirunah jadi Eny dan saat di sekolah jadi Beny, aku jadi minder sama teman temanku, sedikit sekali temanku di SMA bahkan saat kuliahpun paling Cuma 4 orang pria yang kenal aku, ditambah pinggulku yang lebar mirip perempuan juga pantatku dan payudaraku yang ngongol dikit ( makanya kalau kuliah aku pakai korset biar kelihatan rata ) pria lainnya aku nggak kenal. Aku lebih percaya diri saat berteman dengan wanita, makanya aku punya sahabat 2 wanita namanya Cika dan Dewi. Mereka teman akrabku dan merekapun tahu saat mereka kerumahku aku berubah jadi Eny. Dan yang lebih gila lagi sering mereka nginap dirumahku, kami sekamar, mamaku dan kakakku sama sekali nggak risau, mungkin karena aku sudah memiliki badan seperti wanita jadi sudah dianggap sama sama wanitanya. Itulah kehidupanku dan aku baru memiliki kehidupan menarik saat hadir pria yang bernama Johan, dia salah satu pria idola dim kampus, termasuk Cika dan Dewi sangat mengidolakan pria itu. Kisah ini dimulai saat dirumahku diadakan makan rujak manis buatan mamaku, Cika dan Dewi pun datang, kami makan bersama sambil bercanda. Aku pakai rok pendek jeans dan tanktop hitam dan BH hitam, lagian didalam BH ku kan udah ngongol payudaraku meskipun nggak sebesar punya Cika dan Dewi tapi saat pakai tanktop ada belahan payudaranya loh.., jadi sexy juga siang itu panas sekali, ditambah rambutku yang memang sebahu ( bila kuliah aku ikat, dirumah aku biarkan terurai ) jadi kelihatan cantik. Cika dan Dewipun sama, kami sangat kompak, merekapun pakai tanktop dan rok pendek jeans. Pas kami makan tanpa sengaja kami melihat Johan lagi menuntun motor NINJA nya, kelihatannya motornya bermasalah,<br /><br />“ hei itukan Johan, kelihatannya motornya ngambek….kita panggil yuk? Ajak Cika bersemangat<br /><br />“ iya udah panggil aja..” celetuk Dewi sambil berdiri dari teras melihat kearah Johan.<br /><br />“ ehm aku lagi begini apa bermasalah yah..” ucapku gusar sambil mengingatkan mereka kalau aku posisi jadi Eny, kwatir johan mengejekku dikampus bahwa aku seorang waria.<br /><br />“Udah tenang aja…lagian semua dikampus tahu kok kalau sebenarnya kamu ini waria, kan pinggul dan pantatmu itu aja saingan ama punyaku…….Cuma mereka kan cuek nggak kayak anak di SMA dulu, kalau udah kuliah semua cuek dan urusan masing masing…lagian kamukan kuliah nggak pakai rok, jadi nyantai aja…..jujur kamu juga inginkan berteman ama arjuna kampus itu????.goda Cika sambil nyubit aku…” Ihc…kamu deh..bisa aza…yah udah panggil aja, aku diam aja…” uacpku sambil pura pura cemberut. Dipeluknya aku ama Dewi “ uh..tenang cayang…kita panggil ya arjunanya…”..<br /><br />Sambil cekikikan Dewi keluar menuju pagar memanggil Johan “ hei Johan kenapa motorlu..?”<br /><br />“Hai Dewi..ini lagi kehabisan bensin..lupa ngisi, rumahmu disini? Kebetulan aku haus nih..” jawab Johan.<br /><br />“Ini rumah Beny teman kita seruangan…eh masuk yuk kebetulan kami lagi makan makan nih..”<br /><br />Johan memasukan motornya ke dalam pagar dan masuk ke teras.<br /><br />“Hai johan…” tegur Cika sambil senyum nakal. “hai juga….ehm mana Beny?” tanyanya sambil mencuri pandang melihatku.<br /><br />“Lah ini …ini Eny …sebenarnya dia Beny tapi ya karena kamu udah disini yah aku kasih tahu kalau beny itu yah Eny ini….” Jelas Dewi . Johan tersenyum..” oh …cantik juga kalau jadi Eny, kalau gitu jadi Eny terus saja biar kamu terlihat cantik terus yah…” senyum Johan kepadaku…” DUG DUG …jantungku melonjak 3 kali kecepatannya, sanjungan itu diselingin senyuman seakan berupa pedang yang ditusukan ke jantungku…” eh ia makasih yah..” balasku sambil senyum manis. “eh kalian lagi buat rujak yah,…minta yah..” Johan memang gaul, cepat sekali di adaptasi sama wanita, pintar nggombal dan keren, makanya dia salah satu arjuna kampus.<br /><br />Kami bercanda bersama, dan sambil nunggu kiriman bensin ( aku nyuruh tukang becak langgananku agar belikan ). Setelah bensin datang dan dituangkan ke motor Johan, diapun pamitan. “eh Lady’s sudah waktunya pamit, thanks yah everything “ ucapnya, saat pamit Johan menciumi kami satu persatu, mungkin kebiasaan dia di amerika waktu orang tuanya tugas disana, jadi kebawa kesini. Saat giliranku, diciumnya pipiku kanan dan kiri sambil dia bisik “ thanks ya cantik….” Aduh…tanganku gemetar…aku Cuma bisa mengangguk. Itu pertemuan pertamaku dengan Johan.<br /><br />Semenjak itu aku kekampus lebih berani menampilkan jati diriku, aku memberanikan tampil sebagai wanita, pakai rok, BH dan perlengkapan lainnya, untungnya aku cantik dan putih jadi sekelilingku yang mengetahui aku pria Cuma kaget awalnya saja selanjutnya mereka memuji kecantikanku. Beny sudah mati dan aku sudah jadi Eny. Tapi aku tetap jaga image, aku bersikap elegan, tidak gampangan bercengkrama dengan pria, kemana mana selalu bertiga dengan Cika dan Dewi. Ada sih beberapa teman cewek yang memandang sebelah mata karena aku waria, bahkan ada yang menawari tidur gratis seakan mengejek aku waria mana mungkin bisa ama wanita. Memang sih itu hal yang nggak mungkin…tapi aku coba tabah dan tetap semangat. Apalagi Mamaku sangat gembira saat melihatku aku sudah mengexploitasikan diriku sebagai wanita sesungguhnya.<br /><br />Hari sudah sore, biasanya aku pulang bareng mobil Dewi, karena dia sakit maka Cika sudah pulang duluan diantar siska teman kami juga, dan aku masih dikampus jalan keluar menuju pangkalan taxi, kalau naik angkot aku masih belum siap mentalnya, karena secara fisik aku sudah wanita betul tapi suaraku masih kelihatan prianya. Dan saat berjalan itulah aku ditegor oleh pria disampingku..” hai cewek mau aku antar pulang..? saat aku menengok ..Johan?? aku sedikit kaget tapi juga bahagia seperti ketiban rejeki. “ Eh makasih..aku naik taxi aja..takut ngerepotin kamu..thanks yah..” ucapku jaga image.” Aku sih kasian ama gaun kamu yang merah maron itu kalau keringat kamu kasihan ..ntar lutur, apalagi sepatu hak tinggimu itu, kasihan kalau patah, ..mau yah aku antarain pulang…paling paling ongkosnya cium pipi kanan kiri” aku kaget dengar Johan bicara seperti itu, apa benar dia mau cium aku lagi..kan aku ini waria, tapi menarik juga sih..” yah udah tapi antar aku pulang loh yah..jangan kamu culik aku loh…” godaku memberanikan diri. “emangnya kalau aku niat culik kamu terus kamu mau ngapain “ timpah Johan sambil senyum nakal…”yah jangan culik dong..mending sekalian kawini aja ….” Ucapku lirih tersipu malu…jujur aku malu sampai mukaku merah saat bicara seperti itu.” He ..he..bisa canda juga kamu yah..yuk naik “ ajaknya, segera aku naik, aku duduk samping karena aku pakai rok panjang, kupegang erat pinggang Johan takut kalau ngebut, saat dijalan Johan sengaja ngebut biar aku nempel terus karena takut jatuh, tapi saat jalan sepi eh tanganku yang lagi memegang perutnya diturunkan ke resletingnya…” pegangan ini biar nggak jatuh..” ucapnya, aku segera menarik tanganku..”enggak ah..jorok” tepisku malu, masak semudah itu dia mengajakku. “ di gasnya motornya kencang kencang,..aku sampai teriak takut..” nah mau pegang nggak biar aku nggak ngebut?” tanyanya lagi sambil gas diturunkan. “Iyah deh daripada aku mati..” ucapku takut,..kuturunkan tanganku ke resleting dia pegangan benjolan dicelananya, emang sih aku dibelakang jadi nggak liat apa yang aku pegang, namun celana katun itu sudah menjelaskan apa yang aku pegang yaitu burungnya Johan…aduh gemetar aku saat memegangnnya, ada rasa takut ketagihan.juga ada rasa ingin lebih dari itu. Hujan pun turun keras sekali, sehingga memaksa motor kami menepi, kami menepi di tepi jalan dibawah pohon, baju kami sama sama basah. “ aduh basah yah…”ucap Johan sambil menepis air dibajunya, “ eh yang kamu basah juga yah..aduh kasian pacarku ini..cantik cantik kehujannan…” godanya sambil coba memegang bahuku,..aku pura pura menepisnya.” Huhh dasar rayuan buaya, nggak mempan…” belaku pura pura melolot sambil aku betulin rambut panjangku yang basah kena air hujan. “eh yang kan lagi sepi ini….pacaran yuk..dingin lagi..jadi pas gitu loh..” rayu johan sambil senyum nakal. “eh kamukan banyak teman wanita, wanita tulen lagi…ngapain ngerayu aku yang bukan wanita tulen..apa nggak malu kalau ada yang tahu kamu lagi jalan atau ngerayu aku….? Hardikku mengingatkannya….” Emang aku pikirin, ..lagian kamu memang bukan wanita tulen tapi wanita cantik…aku suka kamu, jujur saat pertama ketemu motorku habis bensin aku naksir kamu…dan saat aku tahu kamu sebenarnya beny aku nggak peduli…karena kamu lembut, cantik dan benar benar menjaga wanita dihatimu, nggak seperti yang lain seakan akan ingin merebut hatiku dengan segala cara, sedang kamu cuek aja..didekatin tambah melotot terus kayak sekarang ini…hayo..” cetusnya sambil menggodaku..aku mulai kemakan rayuannya. Saat tangannya memelukku aku diam saja nggak berontak, “ sini dingin biar aku peluk dan kamu diam saja kan demi kesehatan kamu biar nggak masuk angin” Waktu itu adalah waktu terindah, kami duduk diatas motor dibawah pohon sambil diiringi musik hujan, aku sandar dipelukan pria yang bernama Johan, pria pertama yang tempat aku bersandar juga yang memeluk aku. Dibimbingnya tanganku memegang burungnya “ eh apaan ini Johan?’ aku kaget. “sudah sayang enggak apa apa, kan aku sudah ngomong mulai hari ini kamu jadi pacarku dan aku janji pasti akan memperlakukanmu dan mencintaimu seutuhnya, yah…” rengeknya pelan sambil menatapku seakan meminta. Aku pasrah..aku pegang burungnya, dibukakannya resletingya, burung nya panjang juga Johan ini apalagi ini masih tidur..batinku, aku pegang burungnya, kukuku yang panjang dan lentik memainkan kulit burungnya dengan halus dan lembut, rupanya Johan sudah terangsang..” say..tolong emut say..plase..aku bisa stroke kalau kamu biarain seperti ini..” ucapnya gemetar…mungkin sudah naik libidonya. Kuberanikan masukan burungnya ke mulutku…aku isap pelan pelan..ehm enak juga yah, biar baunya amis tapi ada kenikmatan yang nggak bisa dijelaskan,..aku teruskan mengisapnya pelan pelan dan aku coba jilati pakai lidah juga sentuhan gigiku, dibagian bawah ditelornya, diujung penisnya hingga tepian burungnya aku rasakan dengan sentuhan hati dan naluri kewanitaanku, dan benar..crut aku kaget karena muncratan itu memenuhi mulutku, karena tangan Johan menahan kepalaku maka aku telan sperma itu, dan rasa asin serta lengket kurasakan. Aneh aku nggak jijik namun sangat menikmati air mani itu,…Johan tersenyum, setelah dibetulkan celananya dipeluknya aku..”makasih yah sayangku..aku puas, lain kali kita lakukan dengan benar yah..ngga di atas motor gini..” godanya, aku mengangguk. Saat jam 8 aku masuk rumah diantar Johan, kakak kakak perempuanku yang lagi duduk duduk di teras depan kaget melihat Johan, mungkin karena Johan ganteng dan gagah sehingga membuat kakakku nggak percaya kalau pacarku lebih hebat dari pacarnya. “ mari mbak aku pulang dulu, maaf nggak bisa mampir karena bajuku basah kena hujan..” pamit Johan sopan. Kedua kakakku menggangguk..” oh iya makasih telah ngantar Eny pulang yah..” jawab kakakku. Saat Johan sudah pergi, kakakku segera menghampiri aku yang sudah pakai daster dan lagi mengeringkan rambutku.” He non siapa tadi ngganteng amat..” tanyanya penasaran. “ Johan…” jawabku pendek. “ Masak kalian pacaran..apa dia homo..” Tanya kakakku penasaran. “hus..kamu ini “ tegur kakak pertamaku ke kakak keduaku, mungkin karena aku waria maka takut aku tersinggung. “ iyah kami pacaran, baru jadian dan dia bukan homo tapi nggak tahu sih,…dulu playboy kampus tapi kok mau ama aku.” Jawabku sambil ngeringin rambut, kakak pertamamu membantu aku mengeringkan rambutku sambil bilang “ iya kakak senang kamu udah punya pacar ngganteng gitu..kamu memang adik kakak yang paling cantik…udah makan dulu biar nggak masuk angin” kakaku memang semua sayang sama aku, bahkan aku dibilang oleh semua dirumah aku paling cantik dibandingkan kakak kakak perempuanku lainnya. Hari itu mama ku serta kakaku pada ngrumpiin aku katanya pacaraku ngganteng sekali, sedang pacar mereka kalah semua nggantengnya…jujur aku bangga sih mendengarnya..<br /><br />Sudah berjalan 2 minggu kami pacaran, Dewi dan Cika pun sangat kaget dan mereka menciumku memberi ucapan selamat karena bisa membuat Johan memilih aku jadi pacarnya. Aku pun sebenarnya juga risih, bagaimanapun aku waria, jadi aku takut reputasi Johan hancur karena pacaran dengan waria. Segera aku tambah semangat menyempurnakan penampilanku, mulai payudaraku yang aku besarin lagi dengan suntikan hormone, perawatan kulit dan makeup.<br /><br />Hari sabtu Johan mengapeli ku, sesampai dirumah mamaku menyuruhnya menunggu diruang tamu karena aku lagi dandan. Kakak kakakku langsung keluar semua kenalan dan berbincang bincang dengan Johan, ada rasa kagum dari mereka sama ketampanannya serta ketenangan Johan dalam menghadapi wanita. Aku pakai gaun malam panjang, Bahu yang lebar dan dada rendah, sehingga belahan payudaraku tampak menggoda serta bahu beranda tanpa tangan sehingga lengan kecilku tampak indah terlihat disekeliling renda. Warna bajuku Biru muda, jadi anggun, rambutku kuurai panjang, dan aku hias bando biru, mamaku Bantu aku dandan, saat selesai dandan dipeluknnya aku sambil diciumnya…”Eny kamu anak mama yang paling cantik..jaga diri baik baik yah…”ucapnya, aku mengangguk pelan. “ tuh cepat keluar..Johan sudah nungguh kamu..jangan malam malam pulangnya yah…” <br /><br />“yah..ma aku pamit dulu” saat aku keluar kamar, kakak kakakku pada melongo melihat penampilanku.” Wah cantik amat, emang mau ke pesta yah…” tanyanya…” enggak kak, Cuma Johan ngajak ke rumahnya jadi yah sekalian kenalan sama keluarganya” jawabku. Kakaku kaget, “ yah udah hati hati yah….”<br /><br />Aku masuk ke mobil Johan, dia kali ini membawa mobil bokapnya, sepanjang jalan dia melirikku sambil senyum nakal.”kamu cantik..” itu kalimat yang dia ulang ulang, aku Cuma senyum sambil tanganku megang tangan kirinya yang memegang perseleng mobil. Mobil Johan masuk ke Villa besar, ada saptamnya terus langsung menuju ke kamar belakang, garasinyanya persisi didepan kamar, aku jadi bingung, katanya mau dikenalin keluarganya kok kesini?..batinku.” Johan kok kamu ajak aku kesini? Tanyaku bingung..” iya aku mau ngajak kamu berduaan, aku mau menikmati kasih sayangmu…kita nonton TV bareng, makan bareng terus cerita cerita..yah..” ucapnya, “oh yah udah…” aku ikutin dia masuk kamar, memang mewah sih, garasi langsung bisa ditutup sehingga mobil tidak nampak, belum lagi kamarnya mewah serta besar. Tapi aku sama sekali tidak menyadari apa yang akan terjadi malam itu. Makanan yang dipesan datang, kami makan bersama, saling menyuapi dan bercanda, saat makan selesai, kamipun nonton film di TV besar kamat itu, chanel yang dipilih pas film prancis yang ada adegan sex nya, aku dan johan terdiam melihatnya, jujur aku kepancing juga ama film itu apalagi difilm itu leher wanitanya diciumi oleh sang prianya dengan lembut, ditambah tangannya meremas remas payudara wanitanya semakin membuat aku pingin diperlakukan yang sama, Johan memandangiku, dia bangkit masuk kamar mandi dan sebentar kemudian dia keluar sambil telanjang, aduh..batinku..apa aku akan diperkosa yah…jika iya sebenarnya enak juga yah..tapi aku takut sakit kalau dia masukin burungnya ke lobang pantatku. Johan menghampiriku.” Sayang, kamu sangat cantik ..kakak kakakmu saja kalah semua sama kecantikanmu..benar benar sempurna…” ucapnya sambil merasakan permainan sesungguhnya, saat mulutnya turun ke leherku aku semakin pasrah..lidahnya sangat kasar dan benar benar menjilati leherku hingga hamper rata dia jajah semua. Gaunku mulai dilepaskannya juga BH ku, tinggal aku memakai CD. Tangannya mulai memainkan payudaraku dan sebelah lagi dia kecup dan jilati..aku semakin merasa melayang. Sayang kita ambil posisi 69 yah…pintanya, aku mengangguk, diturunkannya celanaku dan kami ambil posisi 69. Rupanya Johan pintar juga memainkan burung kecilku, diemutnya burungku dan ditarik tarik dengan mulutnya, aduh…memang burungku sudah impotent alias nggak bisa berdiri lagi karena kebanyakan hormone namunmasih terasa saat mulutya mengisap burungku, aku segera membalasnya untuk menganbil Kendali permainan. Aku mainkan burungnya dengan lembut, mulutnya mengisap burungnya dan tanganku meraba raba kakinya yang lebat dengan bulu. Johan terangsang, pantatku dilahapnya, digigit gigit pelan pantat putihku, tangannya mulai nakal masuk ke lubang anusku, meskinpun dibasahi dengan ludahn,ya tapi masih ada sakit sedikit. Pelan sekali dia memasukan jarinya kelubangku hingga akhirnya saat dia sudah tidak tahan lagi mau muncrat dia segera bangkit, aku diposisi jungkit, “sayang tahan yah..sakit dikit tapi enak kok..” bujuknya, aku diam saja sambil menutup mataku takut sakit. Kepala burungnya mulai masuk..aduh aku kesakitan, aku menggigit bantal untuk menahannya, dan pelan pelan Johan menggoyang goyangkannya kemudian dicoba masukan semuanya…saat itu seperti dineraka, suakit sekali aku sampai menangis..namun setelah masuk dogoyang goyangkannya pelan aku mulai kenikmatan…benar benar enak, kami lakukan sekitar 10 menit dan Johan memuntahkan air maninya kelobang anusku…aku menangis bahagia karena akhirnya aku diperawani oleh pangeran dambaanku. Kami bepelukan setelah kecapain, aku menangis terus dan Johan memelukku. Aku diantar pulang jam 11 malam dan malam itu rasanya aku resmi jadi istri Johan, karena aku yakin selanjutnya aku akan sering diajak untuk melayani kejantanan dia. Entah sampai kapan kebahagiaan ini aku pertahankan mengingat bagaimanapun juga aku bukan wanita seutuhnya, meskipun aku melakukan operasi ganti kelamin namun asal usulku tetap seoarng pria. Apa cinta bisa membela seorang waria?<br /><br />By es91825<br />Emilia<br />FB pretygirl butlonelyheart<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-8678312954926828392012-06-10T21:13:00.003-07:002012-06-10T21:14:01.407-07:00Tukar Jiwa<div style="text-align: justify;">
Namaku Febrian, umurku 23th, kini aku bekerja di sebuah kantor milik perusahaan asing yang bergerak di garment baju wanita. Sahabatku teman kantorku juga, kami sekantor, namanya siska, anaknya lucu meskipun 2 tahun lebih tua dariku. Kami seperti kakak adik karena terlalu seringnya curhat maupun saling berkonsultasi. Kasihan dia selalu putus dari pacar pacarnya, padahal dia selalu mencari pria yang usianya 25th keatas, namun masih juga ketemu pria yang kekanak kanakan dan selalu berakhir perpisahan….kalau aku hitung sudah 5 kali dia gagal pacaran, hingga saat ini dia menjadi tomboy…dia putus asa menjadi wanita, makanya sekarang dia berubah menjadi lesbian….Cuma aku yang tahu tentang dia…lainnya bahkan keluarganya tidak tahu, makanya dia sangat sayang sama aku…baginya aku adiknya.<br />
<br />
“ Feb yuk iku ke puncak ya sabtu sore kita berangkat….mau yah..” pintanya saat dia mendatangi mejaku.<br />
<br />
“ emang mau ngapain ke sana sis..? paling kamu sama yayangmu si anita itu..sedang aku ?? Cuma liat doing….nggak lah malas aku.” Tolakku sambil terus mengetik di computer.<br />
<br />
“ya udah kalau gitu anita aku suruh bawa temannya ya si dian…cantik loh..kamu pasti ngiler lihatnya…? Rayunya<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
“h eee….paling 2 sama kayak kamu sama anita….lesbian juga..”keluhku<br />
<br />
“eh anak ini semua ok…cewek ok pria pun ok…aku tau kok karma Tanya dia langsung….gimana?” bujuk siska tanpa putus asa.<br />
<br />
“ ya udah deh…tapi yg penting anaknya jangan alim alim ya..kan disana dingin..jadi tau sendirikan pria kalau kedinginan.? “ tegasku sambil pura pura terpaksa..<br />
<br />
“ nah gitu dong..emang kamu ini sohib ku yang pengertian kok….tapi kamu ikut nyumbang sewa villanya yah….kan udah aku siapin Dian…?..Cuma 300ribu aja sisanya aku dan anita yang nanggung……siap siap yah..” bergegas dia pergi takut aku berubah pikiran mendengar 300rb itu.<br />
<br />
Hem..sialan…..batinku….masak belum jelas enaknya sudah kena 300rbu…ya udahlah daripada bengong juga…<br />
<br />
<br />
<br />
Sabtu kami berangkat pakai mobilku….siska dan anita duduk ditengah, sepanjang jalan mereka pacaran terus…bercumbu lagi…kampret betul….untung ada Dian….anaknya cantik, ptih, rambutnya panjang…bener bener cewek impianku…kami berdua saling senyum mendengar anita dan siska saling merayu dan saling bermanja…<br />
<br />
Sesampainya di vila kamipun segera mencari kamar untuk istirahat, aku bagian menurunkan bang ditemani dian….kelihatnya dian ngerespon aku…dibantunya aku nurunin barang, saat aku hauspun dia ambil botol minumannya dan diminumkannya ke aku….aku rasanya jatuh cinta instant nih…<br />
<br />
Saat memilih kamar tanpa nunggu canggung dian pun mengajak sekamar denganku..siska pun tersenyum melihat dian tertarik padaku…<br />
<br />
“ Feb..nanti malam kamu yang dipakai dia atau dia yang dipakai kamu aku tidak tahu..tapi jangan sampai suaranya terdengar dikamarku yah…aku lagi bulan madu ama anita istriku nih…” celotehnya seperti nggak punya dosa…aku Cuma nyengir saja….padahal seperti kejatuhan buah durian mendadak….sekian lama jomblo akhirnya dapat juga ..cantik lagi….hem..<br />
<br />
Malam sudah sampai , kami sudah capek bercanda diruang tengah vila, akupun diajak Dian masuk kamar….siska dan anita nyengir berdua sambil menjulurkan lidahnya..mereka senang aku dan dian menikmati liburan di vila ini.<br />
<br />
Sesampainya di ranjang…tanpa canggung sedikitpun Dian mencumbuiku…akupun tidak menolaknya….dan terus hingga permainan sex kami lakukan….tubuhnya yang bersih benar benar semakin merangsangku….cukup lama kami bermainnya hingga saling kelelahan…kami tidur saling berpelukan tanpa benang sehelaipun hingga pagi.<br />
<br />
Pagi hari aku bangun duluan…dian masih tertidur..aku menuju ruang dapur untuk buat kopi dan ternyata siska dan anita sudah disana lagi buatin sarapan kami. <br />
<br />
“ pagi semua..” tegurku sambil menganbil gelas<br />
<br />
“pagi…wah yang semalam bulan madu udah kecapaian nih…gimana? Nyerang nggak anaknya..dia pilih pilih loh….untung kamu ganteng, makanya dia langsung mau…kalau kamu jelek biarpun tajir nggak bakalan mau dia…” celoteh siska<br />
<br />
“iya…udah jadiin pacar kamu aja feb…dia kan cantik…kamu ganteng..imbang dong.” Sahut anita.<br />
<br />
“kalian berdua ini ngomongnya kayak kompor sama elpigi…saling nyahut aja…” kilahku. Sambil senyum…<br />
<br />
“ dian mana?? Belum bangun yah…?? Hem paling semalam kamu hajar yah…kuat juga kamu yah…” celetuk anita<br />
<br />
“hush kamu ini…udah urus saja pacarmu siska itu..mandiin dia biar nggak bau air liur..” tegurku<br />
<br />
“ sialan kamu..emang aku sapi…pakai liur segala..tapi kalau liur anita aku mau sih.” Jawab siska sambil memeluk anita…..hem sialan.pagi pagi mereka masih mesra…gerutuku<br />
<br />
“ hari ini acara kemana nih..?” tanyaku sambil duduk dimeja makan.<br />
<br />
“hari ini aku janjian sama pak boning..dia punya sepasang cicin batu mirah….katanya bisa menjaga pasangan hidup sampai mati….makanya aku pingin lihat ama anita…ikut yah.” Jawab siska<br />
<br />
“ya udah…gimana nggak mau ikut..lah itu mobilku, aku juga sopirnya..hem..beliin juga dong..itung itung upah jaga dan antar kalian berdua nih…dari pada aku cari dukun untuk menceraikan kalian ….gimana “ hardikku pura pura jual mahal.<br />
<br />
“ dasar muka pamrih…..ya udah ntar aku belikan buat kamu dan Dian…” jawab siska sambil cemberut.<br />
<br />
<br />
<br />
Siang itu kami berangkat menuju ke rumah pak Boning, rumahnya sederhana dan bersih…disana Cuma pak boning dan istrinya saja yang tinggal , mungkin karena mereka tidak punya anak.<br />
<br />
“gimana batunya pak? Tanya siska penasaran saat kami semua duduk diruang tamu.<br />
<br />
“batunya sudah saya siapkan…sepasang batu mirah…apa ini pacar kamu nak siska ?” Tanya Pak Boning sambil menunjuk aku…dikiranya aku pacarnya..<br />
<br />
“bukan pak…tapi ini…anita ini pacarku..aku cinta dia sampai mati..” jawab siska sambil memegang tangan anita…mereka saling menatap dan senyum.<br />
<br />
Pak bonig terkejut…” nak siska..bapak minta maaf..batu mirah ini diciptakan sepasang..ini memiliki tuah karena yang membuat eyang buyut bapak…batu ini tidak bisa dipakai untuk cinta sejenis..” jawab pelan bapk boning.<br />
<br />
Siska juga kelihatan gusar “ kenapa pak..apa harganya mau saya lipatkan biar bisa saya beli..? desaknya..kelihatan sekali dia ingin memiliki batu itu.<br />
<br />
Pak Boning menghela nafas panjang……” batu ini apabila dipakai untuk cinta sejenis, maka salah satunya akan mati…itupun nggak lama setelah memakainya…dia akan jadi roh penghuni batu ini selamanya..seperti roh roh yang ada saat ini dibatu ini. “ jawab pak Boning…aku jadi malas mendengar semuanya ini, daripada lihat pak boning berdebat dengan siska dan anita, tangan dian aku tarik ajak keluar..” yuk jalan jalan aja biar siska dan anita yang beresi ini..” ajakku. Diapun pun mengangguk , kamipun berdiri dan pergi jalan jalan lihat pekarangan rumah pak boning.<br />
<br />
“dian..kamu belum punya pacar ? “tanyaku sambil terus memegang tangannya<br />
<br />
“belum…aku baru putus ama pacarku cewek..padahal sebelumnya sama pacarku cowok juga putus…aku bingung mana yang bisa aku cinta dan mana yang bisa setia?” jawabnya datar.<br />
<br />
“kamu sendiri lebih menyukai hubungan lesbian apa sama cowok? Tanyaku penasaran.<br />
<br />
Dian terhenti jalannya, dipandangnya mataku “ aku pingin menjadi wanita normal seperti ibuku…punya suami yang mencintainya walaupun akhirnya harus meninggal karena sakit. Apa kamu mau mencintaiku selamanya Feb?” tanyanya sambil mata beningnya memandangku.<br />
<br />
Aku tersenyum..” dian..mungkin terlalu cepat aku menjawabnya, namun biarpun kita kenal belum ada 2x24jam…aku siap mencintaimu selamanya…” jawabku sambil mencium keningnya…kamipun berlanjut berciuman bibir, tiba tiba..” hei….dicari kemana mana nggak taunya cium ciuman disini….” Bentak siska dan anita….aku dan Dianpun kaget..kok tiba tiba disini?...<br />
<br />
“kalian sudah beres sama pak Boning?” tanyaku bingung?<br />
<br />
“sudah..dan yang dapat rejeki kamu dan dian….aku dan anita tidak bisa memakainya..karena nggak mungkin aku paksain..itu sama saja aku membunuh anita secara tidak langsung..” jawabnya sambil cemberut.<br />
<br />
“terus gimana ….” Tanya Dian.<br />
<br />
“ yah kamu dipanggil pak Boning, katanya batu ini akan diberikan kamu dan Dian namun ada beberapa pantangan yang harus kalian tahu dan hindari..ayok.” cetus anita<br />
<br />
Kamipun kembali masuk keruang tamu dan disana sepasang cicin batu mirapun sudah disiapkan.<br />
<br />
“ nak febrian…nak Dian…Bapak ingin memberikan sepasang cincin ini., nggak usah dibayar sepeserpun….kayaknya cincin ini jodoh sama kalian jadi bapak nggak berani ambil upah….”<br />
<br />
Ucapnya sambil memberikan cicin ke aku dan dian, bentuknya sederhana..bulat aja dan dibalut cincin dari perak…kelihatan sekali barang antik.<br />
<br />
“eh pak, kalau saya menolaknya boleh nggak.? Karena saya menjadi pacar Dian baru 5 menit yang lalu….” ucapkan sambil meletakkan cincin itu kembali.<br />
<br />
“ jangan nak…cincin bertuah itu jodoh jodohan…saat dia memilih pemakainya maka apabila ditolak sipemakai bisa mendapatkan musibah…bapak anjurin pakai saja dan bapak akan memberikan arahan tentang hal yang menjadi pantangan cincin ini..” jawab pak boning.<br />
<br />
“ apa itu pak..? Tanya Dian.<br />
<br />
“cincin ini akan menjaga cnta kalian hingga tua…cinta kalian tidak akan pernah hilang dan akan semakin kuat satu sama yang lain….namun apabila salah satu dari kalian mencoba nekad selingkuh, dan pasangan kalian meneteskan air mata karena deritanya, maka yang melakukan selingkuh itu akan mati…” terang pak boning.<br />
<br />
Aku dan dian saling memandang…dan Dian memegang tanganku sambil mengangguk, memberik kode aku bahwa dia siap mencintaiku sampai kapanpun.<br />
<br />
“ Cuma itu pak yah…kami siap kalau seperti itu..” tegas Dian sambil memegang erat tanganku.<br />
<br />
Pak Boning tersenyum senang…aku dan dian disuruh memakainya.serta saling menyayang…dan setelah aku dan dian pakai serta aku lakukan sesuai petunjuk pak boning..saat aku mencium keningnya cincinku dan cincin Dian sama sama menyala …seperti ada lampungya…siska dan anita kaget sampai berdiri menjauh…akupun dan dian kebingungan..tapi tangan kami tak bisa lepas hingga sinar itu hilang baru bisa lepas genggaman itu.<br />
<br />
Pak Boning tersenyum…” kalian sudah direstui oleh cincin itu…nikmatilah percintaan kalian serta rejeki yang akan mengiringi langkah kalian hingga akhir masa tua kalian.<br />
<br />
Kamipun kembali ke villa, sepanjang jalan siska dan anita menggoda kami…aku dan dian tersenyum aja..capek ngelayani orang sirik.<br />
<br />
<br />
<br />
Hubunga aku dan Dian memang benar kata pak boning…semakin mesra..dan 6 bulan dari kejadian di Vila itu kami menikah…anita dan siska menjadi pendampingku…Cukup meriah pernikahanku….semua kerabatku datang diacaraku.<br />
<br />
Habis menikah, aku dan dian mencoba berbisnis sendiri..aku sewa toko baju untuk buka toko baju, kami berdua menjaganya….dan kali ini benar lagi kata Pak Boning…rejeki memang datang berlimpah…entah apa yang mendorong bos bos itu menawari aku agar menjadi agent mereka dan anehnya lagi selalu ada perjumpaan yang tidak disengaja oleh pembeli pembeli grosir yang ketemu di rumah makan atau di mall dan mereka mengajak kenalan terus begitu tahu usaha kami toko baju juga agent..mereka langsung tertarik , paling lama seminggu pasti nongol ke toko kami serta membeli dalam jumlah yang cukup besar…..gila, aneh namun seperti itu..rejeki akan terus mengalir mengiringi percintaan kami.<br />
<br />
Genap usia nikah kami menginjak tahun kedua, …Dian belum hamil juga…sementara ekonomi kami berubah drastis…yang dulu aku memiliki mobil avanza…kini aku sudah bisa membeli mobil Honda oddesey dengan cash belum lagi kami membeli rumah mewah seharga 1,4 milyard, itupun cash…. Namun aku merindukan istriku hamil..<br />
<br />
“ Dian…kita ke dokter yuk biar cepet punya anak..” bujukku saat kami habis bercinta<br />
<br />
“ ya udah terserah kamu ….emang rencana kedokter mana? “ tanyanya sambil mengelus ngelus bulu dadaku.<br />
<br />
“ kalau refrensi temanku sih ke dokter santo saja…dia professor juga temanku punya anak disana..” ucapku .<br />
<br />
“ besok kita berangkat sore saja ke sananya…hem ada yang mau aku sampaika ke kamu yang…tapi aku takut kamu marah..” ucap lirih Dian.<br />
<br />
Aku segera terduduk..kelihatannya serius ini sampai istriku bingung gitu..” cerita saja….” Bujukku .<br />
<br />
“ aku seminggu ini ditelpon terus sama Vina ..dia manta lesbianku…aku sudah menolak bahkan kasari dia agar jangan mengganggu aku…dan dia sudah tidak mengganggu aku lagi….” Terangnya.<br />
<br />
Aku menghela nafas panjang.” Ya udah ..kan dia sudah tidak mengganggu kamu lagi kan..?”<br />
<br />
“tapi sebelum dia pergi dia mengingatkanku bagaimana dia mncumbuiku, memuaskanku…pokoknya dia mengingatkanku bahwa aku dulunya lesbian..dan tidak mungkin bisa hilang 100% dijiwaku…” air mata dian mulai menetes…<br />
<br />
“ aduh Dian sayang jangan menangis….kamu sudah sembuh..nih aku nikah sama aku…lagian kalau sampai kamu melakukan lagi sama Vina itu..kamu bisa mati kena tuah cincin itu.benar nggak?<br />
<br />
“ iyah….aku tahu itu…tapi memang dia benar..kadang aku merindukan bercinta ala lesbian…apa kamu mau menjadi lesbianku saat aku kepingin melakukannya yang..?” tanyanya …<br />
<br />
Aku mulai bingung..” ehm gimana itu..?”<br />
<br />
Dean berdiri dan berjalan menuju lemarinya, kemudian dia kembali sambil membawa BH dan daster…” saat aku menginginkannya..kamu harus memakai ini..biar aku terangsang..nanti aku yang mengajari bagaimana lesbian itu bercinta..” ucapnya sambil senyum manja keaku…plase……Dian memohon..matanya benar benar seperti orang sangek berat…<br />
<br />
“ya udah…aku akan lakukan sesuai yang kamu pinta….kapan aku mulai memakainya?”tanyaku.<br />
<br />
“ malam ini yang..aku ingin tidur memelukmu saat kamu memakainya..” jawabnya sambil tersenyum ceria…<br />
<br />
“ yah udah..pakaiin..” aku berdiri dan ak lepaskan celanaku, Dian pun segera memakaikan BH dibadanku..agak risih juga…dasterpun aku pakai…hem aku jadi bencong gara gara istriku…<br />
<br />
Kami tidur sambil berpelukan..saat itu yang terpenting adalah aku melihat kebahagian yang terpancar dimata istri tercintaku..<br />
<br />
<br />
<br />
Saat masih subuh aku terbangun , aku berdiri dan berjalan menuju kulkas…haus kerongkonganku…saat aku berjalan dekat kulkas..kok ada yang aneh…kayak ada yang bergelantungan dtitubuhku., karena lampu belum aku nyalain maka aku membuka pintu kulkas biar ada penerangan…betapa kagetnya aku saat lampu kulkas itu menyinari dadaku..ada payudara menggembul disitu….aku kaget terduduk didepan pintu kulkas yang masih terbuka…aku menangis kaget..entah darimana cengennya..tapi aku langsung menangis….dan saat aku tanpa sengaja memegang selangkangku…burungku hilang….aku pingsan didepan kulkas…..<br />
<br />
Pagi Dian bangun…dan saat dia hendak menyisir rambut didepan kaca..diapun berteriak kaget….badannya sudah berubah menjadi badanku….rambut cepak, dada rata…..dia berteriak teriak histeris sambil mencariku….dan didapatnya aku tergeletak di depan kulkas….Dian kaget saat meghampiriku…tubuh miliknya telah berganti ke tubuhku….dirabanya tubuhku…dipayudaraku hingga ke bagian kemaluanku..semuanya berubah…Dian menangis disampingku..akupun terbangun..aku kaget melihat sosok yang memakai tubuhku menangis didepanku….<br />
<br />
“ kok kamu jadi kayak aku……? Siapa kamu..? tanyaku kebingungan.<br />
<br />
“ aku dian ..aku dian mas febri……..” teriaknya sambil menangis…” badan kita tertukar mas….aku jadi mas febri dan mas febri jadi aku….” Jelasnya sambil menangis meraung raung..<br />
<br />
Aku segera berdiri dan berlari kekamarku…aku langsung menuju ke kaca rias istriku..dan ..aku melihat tubuh dan wajah istriku dicermin itu….aku pindah ke tubuh istriku..juga sebaliknya….dengan langkah lemas aku mendatangi istriku…kami berpelukan sambil menangis…entah aku bingung…aku harus memanggil apa tubuhku yang sekarang dipakai Dian..dan aku harus bagaimana dengan tubuh wanitaku…aku bingung….??<br />
<br />
Aku segera menuju telp dan menghubungi siska, Cuma dia saat ini yang bisa kupercaya untuk mengatasi masalah ini, “ sis..ini febrian, bisa kamu kesini secepatnya..aku dan Dian dalam masalah besar..tolong yah..” ucapku gemetar……<br />
<br />
“loh ini kan dian? Febrian mana? “ Tanya siska saat mendengar suara wanita di telp.<br />
<br />
“sudah ceapt kemari..cepattttt….” ucapku gemetar…aku duduk tersimpuh dilantai, telppun aku biarkan saja tergeletak..<br />
<br />
Siska mulai cemas, segera dia berangkat mengajak anita kerumahku, sesampainya disana dia langsung menuju ruang tengah dan dia melihat aku bersama dian sama sama menangis…saat itu aku dan Dian sama sama masih memakai daster..karena semalam dian memintanya.<br />
<br />
“ Feb ada apa nih..?” tegur siska sambil menggoncang goncangku tubuhku yang sudah diambil Dian, mungkin siska bingung melihat tubuhku memakai daster disiang hari gini.<br />
<br />
“ sis ..tubuhku dipakai dian…aku disini..didalam tubuh Dian..” ucapku lirih.<br />
<br />
“hah…???” siska dan anita sama sama terkejut…” maksudmu kalian berpindah tubuh..??? tapi kenapa kalian bisa begini…?? Juga kok Feb kamu memakai daster??” Tanya anita kebingungan.<br />
<br />
Segera aku jelaskan duduk masalahnya, mulai dari dian memintaku memakai BH dan daster hingga pagi bangun dan terjadi hal ini….sepanjang cerita anita dan siska mukanya bener bener seperti orang bloon…mereka bingung karena hal yang tidak rasional bila jiwa bisa tukar raga..<br />
<br />
“ya udah biar kita tidak membuang waktu…kita ke puncak lagi menemui pak boning..gimana Feb..eh dian…eh Feb….? usul siska sambil dia bingung memanggilku…<br />
<br />
“Ya udah aku siap siap…” …..aku dan dian masuk kamar, sambil lemas kamipun langsung ganti baju tanpa mandi…waktu ganti baju aku bingung harus memulai darimana…dan dian menghampiriku..” gini yang kamu pakai BH dulu yah…ini aja pakai..” disodorkannya BH warna ungu…” aku blom bisa memakainya yang…” cetusku.<br />
<br />
“ya udah sini aku pakaikan….” Segera dian memakaikan BH ku…ada yang aneh saat BH itu menutupi mangkok payudaraku…apalagi saat puntingku tergesek lapisan BH …ehm …<br />
<br />
Habis itu dian memilihkan CD transparan untuk aku pakai, karena Dian memang tidak suka memakai celana panjang, semua baju koleksinya rok maka dipilihkannya aku rok panjang berbahan sifon…panjang, halus dan lembut..ditambah warnanya yang ungu muda…feminism sekali. Dan terakhir aku diambilkan kaos lengan pendek ungu berenda didada ditambah dada model V sehingga belahan payudaraku jelas sekali terlihat….saat kulihat dikaca..cantik bajuku….aku malu sekali sama dian hingga pipiku merah….aku menunduk…<br />
<br />
“ sudah nggak usak malu..kan itu tubuhku…jaga dengan benar dan lembut jangan dibuat kasar kasar yah..” pintanya.<br />
<br />
Rambut dian memang sepanjang bahu saja…sehingga aku tidak kesulitan menyisirnya sendiri, Dian mengambil bedak dan memoleskannya kewajahku, lipstick ungu tua tipis dan eyeshadow, ..hem ribet juga wanita itu….yang lucu lagi hingga aku tersenyum ..saat aku melihat tubuhku dipakai dian…dengan lemah gemulai tanganku merias wajahku dan saat berjalan pantatnya berlenggok lenggok…seperti bencong jadinya…<br />
<br />
“ dian..kamu harus gagah sedikit jalannya…kan itu tubuhku..dikira orang nanti aku jadi bencong..” tegurku sambil senyum. “ Aku mau pipis nih..gimana kalau pakai rok panjang begini ?” cetusku bingung….” Kamu masuk kamar mandi, angkat roku dan turunkan CD mu, terus jongkok…jangan lupa….yah.” ajar Dian, akupun kencing sesuai petunjuk dia…ah aneh jadinya.<br />
<br />
Dian memakai CD dia sendiri transparan juga, kemejaku dipakainya dan terpaksa dia memakai celana panjangku. Setelah kami selesai kamipun keluar dari kamar dan anita serta siska tertawa…..” kenapa kalian tertawa “ tanyaku sambil belajar berjalan memakai rok.<br />
<br />
“feb…kamu sekarang udah pakai BH, rok panjang, lipstick…kamu jadi lesbianku saja yah..” goda Siska sambil memelukku dari samping.<br />
<br />
“sialan kamu..” balasku sambil menepis tangannya..” ini kan Cuma sementara dan bila sudah bertemu dengan pak boning maka mimpi buruk ini akan hilang dan kembali normal tau…!!!” jawabku sambil sedikit kesal, masak aku mau dijadiin pasangan kedua lesbiannya…sialan<br />
<br />
Kamipun berangkat ke rumah pak Boning, aku yang nyetir..meskipun memakai badan Dian namun aku masih ahli menyetirnya..sepanjang jalan aku dan dian menjadi bahan godaan anita dan siska….ya nasib..<br />
<br />
<br />
<br />
Sesampainya dirumah pak boning kamipun disuruhnya masuk kedalam..aku dudukpun diajari anita dan dian harus rapat…ribet duduknya.apalagi rok itu panjang dan lembar model A , tapi jujur aku mulai menyukai memakai rok…enak rasanya<br />
<br />
Tak lama kemudian pak boning muncul..” bagaimana semuanya…apa ada masalah hingga mendadak kesini?” Tanya pak boning<br />
<br />
Akupun menerangkan semua permasalah dari awal hingg akhir ke pak boning, sepanjang cerita itu kening pak boning mengerut seperti menandakan dia serius sekali akan masalah ini.<br />
<br />
“ oh gitu ceritanya….untung kalian beda jenis kelamin yah..” jawab pendeknya.<br />
<br />
“terus gimana pak agar jiwaku kembali ke tubuhku juga istriku ini??” tanyaku<br />
<br />
“kalian sampai mati tidak akan pernah bisa bertukar jiwa lagi…selamanya akan begini karena ini kesalahan kalian sendiri saat kalian mencoba berhianat akan jenis kelamin kalian…saat aku mencoba menjadi pasangan lesbian istrimu itulah awal tuah itu memberikan hukuman….lagian kalian masih suami istri…sebenarnya kan nggak susah..tinggal saling mengajari cara pria dan cara wanita ….” Terang pak boning .<br />
<br />
“ Kecuali aku selingkuh maka mungkin penderitaan ini berakhir pak yah..kan aku akhirnya mati terkena tuah cincin ini?” tanyaku<br />
<br />
“ kutukan tuah cincin ini sudah hilang, biarpun rejekimu masih lancer namun tuah ini tidak akan menghukummu lagi untuk kedua kali..biarpun kalian saling selingkuh tuah itu tidak berakibat lagi…jadi kamu tidak akan mati ataupun pasanganmu…” jawab pak boning<br />
<br />
Aku dan Dian tertunduk lesu….entah ini musibah atau apa…..<br />
<br />
“ kalian harus bersyukur masih bisa selamat dan Cuma mendapatkan hukuman seperti ini..mungkin karena cinta kalian tulus dan besar hingga kalian dihukum namun tidak dipisahkan..” ucap pak boning.<br />
<br />
Akupun tidak bisa berucap lagi dan kulihat istriku yang saat ini memakai tubuhku terlihat lemas dan pucat…..matanya kosong seperti menyesal….<br />
<br />
Kami berempat kembali ke rumahku…dan duduk diruang keluarga.<br />
<br />
Siska pun akhirnya mencoba memecahkan kesunyian itu “ begini saja, sekarang Febrian sudah menjadi Dian dan dianpun sama bukan lagi wanita, jadi biar kalian tidak terbebani maka kalian harus bisa menerima perubahan ini…bagaimana kalian bisa belajar menerimanya dari sekarang?”<br />
<br />
“sis aku tidak pernah berpikir jadi wanita atau menjadi wanita…aku kesulitan untuk belajar itu..bagaimana pipis…ataupun dandan ataupun lainnya…” ucapku menunduk…aku malu sebenarnya mengatakan itu..tapi memang itulah yang terjadi..aku tak tahu bagaimana jadi wanita.<br />
<br />
“ ya sudah begini saja….siska kamukan tombiy dan lebih sering berbaju pria..kamu ajari dian menjadi pria yang benar..kalian seminggu disini untuk belajar, aku akan mengajari febrian jadi wanita seminggu juga, siapa tahu seminggu kemudian kalian bertemu dan sudah merasakan jiwa dan tubuh kalian yang baru…..” usul anita.<br />
<br />
Aku memandang dian untuk menunggu persetujuan dia dan Dian setuju,..seminggu untuk belajar ke tubuh baru masing masing…..segera Dian memilihkan baju koleksinya untuk aku pakai, mulai baju tidur, rok dan semuanya hingga kosmetikpun komplit…semua diletakan didalam koper….kamipun berpisah, saat aku mengucapkan pamitan dian menangis ..dipeluknya aku..dia meminta maaf…..akupun Cuma bisa diam sambil meneteskan air mata.<br />
<br />
<br />
<br />
Hari pertama aku dirumah anita,…rumah kontrakannya tidak terlalu besar tapi nuansanya PINK…semua pink….diajaknya aku mandi bersama “ ayo feb…kamu aku ajari mandi ala cewek..sini.” dilepasinnya semua bajuku hingga aku telanjang…anitapun juga telanjang, kami berhadapan..besar juga tetek anita ini..dibantinku…dan anitapun tersenyum memandangku…<br />
<br />
“kenapa kamu tersenyum..?” tanyaku heran..” ayo mandinya ..”<br />
<br />
menyabuniku…diusap usapnya pantat, tetekku hingga ke memekku…aku sedikit risih tapi aku coba berpikir positif…..ternyata tangan anita mencoba masuk ke lubang V ku…aku terkejut..” eeits….apa ini “ tanyaku sambil merapatkan pahaku<br />
<br />
“tenang feb…namamu aku ganti feby aja yah….aku akan membuat kamu merasa menjadi wanita seutuhnya…dimulai rangsangan wanita hingga kenikmatan wanita…disitulah baru jiwamu berubah dan yakin bahwa kamu sekarang seorang wanita..yah..” desahnya merapat ketubuhku..teteknya yang besar menekan tetekku…dan tangannya yang berbusa bermain di selangkangku….dan akhirnya jarinya masuk kelubang V ku,…ehm aku mulai menikmatinya….tanpa tak kusadari tangankupun melintir lintir punting anita…kami terbuai dibawah siraman air shower…anita menyuruh aku duduk, dan keluar sebentar dan masuk lagi sambil membawa toysex…sambil tersenyum nakal aku disuruhnya duduk..mainan itu dimasukannya perlahan kelubangku..uhhhh aku merasakan kenikmatan yang luar biasa…inikah yang dirasakan oleh wanita saat dia menerima kenikmatan burung pria…..aku seperti naik ke langit tingkat 15…..kami bermain sampai lemas….dan sambil saling senyum kami meneruskan mandi bersama….selesai mandi kami berdua keluar sambil berbalut handuk sebatas dada….aku duduk diranjang dan anita menyiapkan BH, CD serta gaun pendek warna biru muda….warna yang kalem dan cantik, dengan telatennya aku dirias….aku mejelma menjadi wanita yang cantik…rupanya anita semakin sayang sama aku…entah bagaimana nasib Dian yang menggunakan tubuhku…kalau sehari hariku kuhabiskan buat belajar makeup, menikmati berbagai asesories wanita bahkan mencoba berbagai sepatu hak tinggi…hem aku mulai mencintai diriku menjadi wanita….<br />
<br />
<br />
<br />
Sedangkan Dian dihari pertama dia masih canggung, saat tidur dia masih memakai daster .<br />
<br />
“dian kamu katanya ingin belajar menjadi laki laki…jadi lupain dong memakai hal yang berhubungan dengan cewek…” cetus siska menatap dian yang masih memakai daster, bagi dian itu kebiasaan namun bagi yang melihat itu aneh..tampang ganteng, body padat namun memakai daster, sebelum tidur facial dulu di kaca rias…siska menjadi sebel saja.<br />
<br />
“sis aku akan mencoba ya..tapi tolong kamu mengerti aku harus bertahap…jadi saat rilex begini izinkan aku menikmati sisa kewanitaanku yah.?” Pinta dian memohon.<br />
<br />
“ Dian.itu bukan sisa sifat kewanitaanmu tapi kamu bisa gagal menjadi pria dan akhirnya kamu akan menjadi waria..tau..” celetuk siska agak kesal.<br />
<br />
Dian cuek saja..sambil terus menyelesaikan clean mukanya, habis itu dengan lembutnya memakai daster terus rebah disamping siska. <br />
<br />
“aku bingung sis…apa aku bisa menerima hal ini bahwa aku sekarang pria yah..?” tanyanya sambil menerawang ke plafon.<br />
<br />
“yakin lah…kamu harus mulai menikmati kehidupanmu jadi pria..hitung hitung sekarang kamu jadi bebas nggak takut diperkosa lagi kan kalau keluar malam sendirian ?” jawab siska<br />
<br />
“iyah sih emang bebas jadi cowok…tapi aku nggak tahan burung ini mengganggu selangkangku…jadi susah duduknya..harus lebar..risih jadinya “ jawab dian sambil mengangkat dasternya dan menunjukan burungnya ke siska., ….siska terkesima..ternyata selama ini burung milik Febrian gede juga yah…hem…siska mulai penasaran..” masaksih…coba aku liat….” Pura pura siska tidak percaya agar bisa memegangnya,…dipegangnya burung itu secara perlahan…mata siska mulai merah terkena hasratnya…apalagi burung itu keluar dari daster….inilah impian lesbian sejati, dia ingin memiliki pasangan hidup seorang pria namun hanya organnya saja pria, sedangkan hati dan tingkah lakunya wanita…..dengan memberanikan diri siskan memasukan burung itu kemulutnya,,,…dian kaget namun tertahan oleh tubuh siska….akhirnya dian pasrah..dirasakannya isepan isepan siska serta tangannya yang meremas remas pantat…dian mulai terangsang…dia baru tahu ternyata pria sangat suka kenkmatan saat burung diisep pasangan seknya. Permainan semakin ditingkatkan,..siska melepas dasternya dan memasukan pentilnya ke mulut dian…dianpun mengikuti arahan siska…hingga akhirnya burung tersebut dimasukan ke V siska dan ..hem…ehm…sampai klimaks….hingga keduanya badannya basah mandi keringat…….<br />
<br />
Keesokan harinya saat dian bangun ternyata siska sudah menunggu disampingnya…” pagi sayang.” Tegurnya sambil memegang tangan dian.<br />
<br />
“kok tumben kamu udah cantik sis..? Tanya dian saat melihat siska sudah rapi.<br />
<br />
“ iyah…yuk mandi terus kita jalan jalan..” ajaknya.<br />
<br />
Dianpun mandi…selesai mandi saat mau ganti baju ternyata yang disiapin rok setelan…<br />
<br />
“loh sis kan aku mau kamu ajari jadi pria..kok kamu siapin bajuku yang dulu?” Tanya dian sambil mengeringkan badannya yang padat.<br />
<br />
“gini dian..setelah habis semalam aku bercinta ama kamu,..aku ingin kamu seperti adanya…badan tetap pria dan sifat wanitamu biarin aja…pakai aja semua baju wanitamu, dan pakai wig aja biar rambutmu panjang lagi…asal tiap malam kamu bersedia ML denganku ya beib…” plase….i’fill iam fallin inlove with you….” Desahnya sambil mencium bibir dian. Merekapun menikmati hidup lembaran barunya…dian menjadi waria….meskipun sifat aslinya memang wanita namun karena dia ditubuh pria…maka diapun bukan wanita melainkan waria,..sehari hari dia tetap memakai rok dan BH meskipun tidak punya payudara.katanya nggak enak kalau nggak memakainya..risih…<br />
<br />
<br />
<br />
Seminggu sudah berlalu, saat aku sudah bersiap siap pulang…bel dirumah anita berbunyi, diapun membukakan pintu dan ternyata siska dan dian…..siska dan anita saling berpelukan kangen ,<br />
<br />
“sayang..7 hari tidak melihatku disisiku ..rasanya aku seperti hambar hidupku.” Rayu anita ke siska,..mereka pun cium ciuman sebentar…saat itu entah kenapa aku ada rasa cemburu ke siska…mungkin karena anita sudah ML denganku 3 kali seminggu ini jadi ada ikatan batin instant.<br />
<br />
Dianpun menghampiriku,…memang lusu sih..melihat tubuhku memakai wig, berdandan memakai rok dan dadanya nyembul….waria tapi cantik….<br />
<br />
“ dian…kenapa kamu tidak menjadi pria yang…?? Kok menjadi waria begini..?? tanyaku<br />
<br />
“aku nggak bisa jadi pria…kamu semakin cantik…feminism..kelihatannya kamu sudah benar benar jadi wanita yah..” tanyanya sambil memandangku ujung ke ujung.<br />
<br />
“he..he iya..aku nyaman ditubuhmu dan aku sudah merasa wanita sesungguhnya…nggak apa apa yah yang..?” tanyaku karena takut dian marah.<br />
<br />
“ nggak lah…yang penting kamu nyaman…aku juga nggak ingin tubuh sexyku juga wajah cantikku kamu rusak dengan memakai baju pria…” cetusnya…<br />
<br />
Kamipun berpelukan….”yuk pulang..biar anita sama siska melepas rindunya.” Ajak dian.<br />
<br />
Kamipun berpamitan ke dian dan anita….berat memang meninggalkan mereka tapi aku dan dian ingin mencoba hidup baru tetap sebagai suami istri ..Cuma kami belum tahu siapa yang akan jadi suami..karena kami berdua sama sama memakai BH dan rok…..<br />
<br />
<br />
<br />
Malam sudah larut, aku ajak dian jalan jalan ke taman dekat rumah..disana ada danau buatan..enak kalau buat santai santai….apalagi langit malam penuh bintang..pasti tidak ada hujan…dan kami kompak sama sama memakai gaun berwarna merah …..asyik…feminims bareng….<br />
<br />
“yang…kamu apa aku yang malam ini cantik yah..” candaku saat kami duduk bersama dimobil sambil berpegangan tangan.<br />
<br />
“entah lah….aku sih harusnya membahagiakan kamu dengan menjadi pria..tapi aku gagal….lihat saja..biar aku punya burung tai aku memakai rok dan BH….maafin aku yah tubuhmu aku jadiin waria gini..” ucapnya sambil melelehkan air mata..<br />
<br />
“ nggak apa apa.sudah jangan nangis…akupun sudah berubah jadi wanita..entah jika aku diberi kesempatan kembali ke tubuh pria …apa aku masih mau menjadi pria yah..?” ucapku lirih…<br />
<br />
Dian mengelus wajahku…”apapun yang terjadi…aku akan mengerti kok…biarpun kamu menjadi pria lagi tapi tetap ingin jadi waria..aku tetap mencintaimu sampai kapanpun..yah sayang..” hibur dian sambil mengusap air mataku yang menetes…<br />
<br />
Tiba tiba kaca disebelahku dipecakan orang.” PYUAARR…keluar kalian …cepat “ teriak seorang pria brewok sambil menodongkan pistolnya….<br />
<br />
Aku dan dian segera keluar…kami berpelukan saling ketakutan….kelihatanya pria itu nekad….”apa yang kamu inginkan..ambil aja….asal jangan sakiti kami..cepat..ambil aja..” teriakku sambil mendekap dian yang menangis ketakutan.<br />
<br />
Penjahat itu kelihatan bingung ketika aku melindungi dian…mungkin suara dian saat ketakutan masih terlihat pria…” oh rupanya ada banci disini yah….cantik tapi suaramu masih pria…sini kamu atau aku bunuh wanita ini..cepat!! “ bentaknya sambil menodongkan pistol kearah kepalaku….<br />
<br />
Aku gemetar melihat pistol itu mengarah kekeningku,…dianpun nggak ada pilihan lagi…dia mencoba berdiri meskipun gemetar dan menghampiri penjahat itu,…aku Cuma bisa melihatnya dengan menangis….dian mendekat pria itu..<br />
<br />
“kamu puasin aku dulu baru nyawamu dan nyawa pacarmu ini aku lepasin…tapi kalau aku belum puas maka pacar wanitamu ini akan melayang…” ancamnya sambil melepaskan resletingnya..dan bluggg…keluar batang burungnya yang hitam panjang…..” isep cepat…cepat iseppppp….kalau hitungan ke 3 kamu tidak isep maka hitungan keempat bunyi adalah bunyi kepala wanita ini yang pecah…” ancamnya sambil menyodorkan kemulut dian….dianpun sambil menangis memegang batang burung itu dan memasukannya ke mulutnya….aku melihatnya shock sekali….memang dian kasihan..tapi juga itu mulutku…mulut tubuhku….ach..aku benar benar menangis kebingungan……<br />
<br />
Sekitar 2 menit pria itu melepaskan burungnya..” sudah sudah…sekarang kamu jungkit..cepat…” bentaknya sambil mendorong kasar dian….dianpun jongkok mengikuti perintahnya…<br />
<br />
Rupanya pria itu membuka rok dian dan merobek CD nya…dengan meludah sekali dimasukannya batang burungnya ke lubang anus dian….lubang tubuhku…..<br />
<br />
Dian berteriak kesakitan…tapi kapalanya ditempelkan pistolnya…sehingga dia menangis sambil memegang erat tanah…dia kesakitan juga ketakutan…dia maju mundurkannya batang burung penjahat itu….dan mungkin penjahat itu juga kecapaian.entah karena lari lari atau apa..sebentar saja sudah keluar…spermanya keluar didalam lubang dian…dian menangis tertidur ditanah….pria itu segera membetulkan celananya…tiba tiba Dian mengambil batu dan melemparkannya ke kepala pria jahat itu..” bogg…”””” kepala pria itu terhuyung dan berdarah… muaknya merah sekali marah…segera diarahkannya pistolnya ke dian…kelihatan sekali dia ingin membunuhnya….akupun segera loncat dan mendorong tubuh Dian ..aku berharap agar peluru itu biar aku saja yang menerimanya….rupanya peluru itu persis mengenai tangan kiri dan tangan kanan dian..saat aku mendorongnya..lenganku nempel dilengannya dan peluru itu tembus persis ditengah tempelan lengan kami…kami sama sama terjatuh dan darah mengalir dari lengan kami…..penjahat itu kelihatan ketakutan karena bunyi pistolnya keras….pasti orang orang disekitar taman itu segera berhampuran kearah bunyi pistol pria jahat itu….buru buru dia pergi lari….entah kemana….darah dari tanganku juga tangan dian mengucur cukup banyak mengalir hingga menetes di jari…tangan kami sampai basah terkena aliran darah…bahkan cincin kami jadi merah kena darah…<br />
<br />
Dian memelukku..” terima kasih sayang yah.kamu menyelamatkanku…harusnya biarkan aku mati…kini kamu juga menderita karena aku..” tangisnya memelukku.<br />
<br />
“ udah tenang saja…kita aman kok yang…itu lihat orang orang berdatangan”<br />
<br />
Benar memang ada sekitar 6-7 orang datang…mereka segera menolongku dan dian..<br />
<br />
“bagaimana mbak ? anda tidak apa apa?” Tanya mereka sambil membantu berdiri….<br />
<br />
“enggak..kami aman aman saja kok..” jawabku sambil menahan rasa sakit.<br />
<br />
“loh mbak ini bencong yah….kok disini malam malam?? Sama cewek lagi…” Tanya salah satu dari mereka.<br />
<br />
“ha..? aku bingung….” Loh aku wanita bang…” jawabku mencoba menjelaskan..namun saat aku melihat dian…loh…baju yang aku pakai kok dipakai Dian..?? dan Dianpun juga bingung karena baju yang dia pakai jadi aku yang pakai….kamipun sama sama tertawa dan saling berpelukan bahagia….” Aku kembali…aku kembali…..” teriakku bahagia….biar tangan kami sakit namun ketika kami tahu jiwa kami sudah kembali normal itu yang menghapus rasa sakit akibat peluru itu……orang orang yang menolong kami kebingungan….” Gila dua orang ini yah…mungkin shock kena tembak tadi..” celetuk salah satu dari mereka.<br />
<br />
Malam itu kami diantar ke rumah sakit untuk diobati..dan suster yang merawatkupun senyam senyum melihatku memakai BH dan gaun pendek….aku cuek saja…karena biarpun malam inin aku sudah jadi pria lagi tapi sampai kapanpun aku tetap akan memakai rok dan BH…bagiku biarpun aku waria tapi aku punya istri yang cantik….itu yang terpenting.<br />
<br />
Siska dan anita segera kami kabari….merekapun pagi jam 6 sudah nongol….selain gembira tapi mereka juga bingung kenapa aku masih memakai BH dan rok terusan??<br />
<br />
“ kamu kan udah jadi pria…kok masih memakai BH dan baju terusan gitu.?? Tanya anita dan siska.<br />
<br />
“he..he…aku sudah disetujui sama Dian bahwa aku boleh menjadi waria..asal tidak dioperasi ganti kelamin dan tetap bisa ML ama dia….asyik kan..?”” ucapku sambil senyum…dianpun menghampiri dan mencium ku..” iya aku izinkan kamu jadi waria sayang…..” ucapnya sambil memandangku mesra.<br />
<br />
Setelah siska telp pan Boning barulah aku mengerti bahwa Tuah kutukan cincin itu bisa hilang dan musna apabila sepasang manusia yang berlainan jenis dan saling mencintai..sama sama berkorban hingga darah keduanya menetes pada saat yang sama membasahi sepasang cincin itu. Dan darah kami berdua telah memusnakannya..namun tidak bisa memusnakan niatku jadi waria….<br />
<br />
Toko kembali kami buka dan aku tetap memakai rok dan berdandan seperti wanita…dian menemaniku sepanjang waktu….cinta kami tidak terhapus oleh keadaan….<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
The end<br />
<br />
Es91825 / emilia</div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6750833179431877067.post-12513162473683590072012-05-25T20:33:00.001-07:002012-05-25T20:35:53.199-07:00[Cerita Waria] Penculikan by Carol_t<div style="text-align: justify;">
Sebulan yang lalu aku akhirnya lulus dari Perguruan Tinggi dengan hasil yang memuaskan. Aku, Yuan kini telah menjadi seorang sarjana dan siap menghadapi dunia. Itu semua tidak aku selesaikan dengan mudah, waktu dan perjuangan yang harus aku korbankan terbayar dengan baik saat peringkat kelulusanku menunjukkan bahwa aku lulus sebagai salah satu dari 10 besar lulusan terbaik di Universitasku.<br /><br />Saat teman-temanku mulai berburu kerja sambil menanti saat wisuda, aku memutuskan untuk beristirahat dengan berjalan-jalan ke luar negri. Bukan berarti aku tidak ingin mencari pekerjaan dan sesungguhnya dengan hasil yang aku capai sudah ada beberapa perusahaan yang menawariku bekerja di perusahaan mereka, tapi aku memutuskan sebelum bersibuk-sibuk dengan pekerjaan aku ingin beristirahat sejenak. Malaysia menjadi tujuan wisata yang aku pilih dikarenakan selain masih tidak terlalu jauh (yang berarti biaya jalan-jalan ke sana tidak terlalu mahal) lingkungan penduduk di Malaysia juga mirip dengan Indonesia sehingga aku tidak terlalu kuatir pergi ke sana.<a name='more'></a><br /><br />Keluargaku sangat bangga dengan hasil yang aku capai dan memutuskan untuk membantu biaya perjalananku ke sana. Dibesarkan dalam keluarga keturunan chinese menyebabkan aku menjalani kehidupan dengan cukup baik dari segi ekonomi. Walaupun orangtuaku bukan orang yang kaya raya tapi mereka cukup mampu untuk menyekolahkanku di sekolah yang baik dan membantu biaya jalan-jalanku.<br /><br />Persiapan perjalanan ke Malaysia berlangsung dengan cepat dan kini aku sudah berada di Malaysia sebagai turis backpacking. Aku sengaja memilih wisata sendirian tanpa travel agent supaya aku bisa lebih jauh mengenal masyarakat di sana. Setiba di Kuala Lumpur, aku mencari hotel yang murah dan mulai mengatur rencana perjalananku. Hotel tempatku menginap ternyata hotel yang banyak pula dikunjungi oleh turis-turis dari Indonesia sehingga kami para penghuni hotel ini bisa cepat akrab satu dengan yang lain.<br /><br />Ada pasangan turis dari Indonesia yang akhirnya akrab denganku. Si pria bernama Andi sementara yang wanita bernama Julia. Mereka berdua sangat supel dan aku jadi sering pergi mengunjungi tempat-tempat wisata bersama mereka. Andi tampak seperti pria dewasa berusia sekitar pertengahan 30-an sementara Julia berusia sekitar hampir 30-an. Walaupun mereka lebih tua beberapa tahun dariku tapi aku merasa sangat cocok dan nyaman bersama mereka.<br /><br />Suatu hari mereka mengajakku untuk camping di daerah Sabah. Daerah ini sebenarnya terletak di Pulau Kalimantan, masih bagian dari Malaysia dan dekat dengan Brunai Darussalam. Karena tempatnya lebih jauh mereka mengajakku check-out dari hotel tempatku menginap ini. Aku setuju karena aku sendiri ingin melihat daerah ini.<br /><br />Kami mulai mengadakan persiapan untuk camping ke daerah ini dan sesampainya kami di sana harus kuakui bahwa benar daerah itu sangat indah. Kami tinggal beberapa saat di sana dan kemudian Andi serta Julia mengajakku menuju daerah yang lebih ke Utara hampir mendekati perbatasan Brunai Darussalam. Karena daerah yang kami tuju cukup jauh, kami memutuskan untuk menyewa kendaraan ke arah sana.<br /><br />Ternyata perjalanan menuju tempat tujuan cukup jauh sampai menjelang malam. Kami sempat berhenti untuk makan di sebuah rumah makan kecil sebelum melanjutkan perjalanan. Setelah makan kami melanjutkan perjalanan dan tiba-tiba aku dihinggapi rasa kantuk yang sangat luar biasa. Mungkin memang karena kelelahan aku tidak kuasa menahan kantukku. Sebelum terlelap aku masih sempat mendengar Andi berkata, “Yuan, jangan tidur, sebentar lagi sampai…..” Tapi ternyata aku tidak kuasa menahan kantukku dan aku tertidur lelap.<br /><br />Saat terbangun aku sempat tidak sadar di mana aku berada, terlebih saat aku merasakan bahwa…..aku tidak mampu bergerak! Setelah lebih terjaga aku berusaha berdiri dan baru menyadari bahwa aku terikat di ranjang yang lebih mirip seperti ranjang operasi dalam sebuah ruangan yang agak gelap. Yang lebih aneh lagi aku terikat dalam keadaan….tanpa busana sehelaipun. Apa yang sebenarnya terjadi? Aku berusaha meronta tapi ikatan di kedua tangan dan kakiku begitu kuat sehingga aku tidak bisa melepaskan diri.<br /><br />15 menit kemudian pintu ruangan terbuka dan masuklah Andi diikuti Julia. Wajah ramah mereka tidak terlihat lagi yang tampak hanya wajah yang terkesan dingin. Aku berteriak kepada mereka, “Aa…Andi, apa-apaan ini, kenapa gue keikat begini! Lepasin gue!”<br /><br />Mereka hanya tersenyum sinis dan justru mempererat ikatan di tangan dan kakiku. Julia yang kemudian berbicara, ada sedikit nada menyesal dalam ucapannya, “Maaf ya Yuan, lebih baik kamu jangan meronta-ronta nanti kamu sakit sendiri.”<br /><br />“Apa-apan sih ini? Lepasin gue Jul!” Aku berusaha memohon.<br /><br />Julia meraba wajahku sedikit dan berkata, “Maaf ya Yuan, kami nggak bisa melepaskan kamu.” Dia kemudian mengambil jarum suntik dan botol obat lalu menyuntikkan isinya ke dadaku tepat di bawah putingku. Rasanya sakit luar biasa.<br /><br />“Aaah! Apa-apaan sih ini semua?!” Aku sedikit menjerit dan tiba-tiba aku rasakan tamparan di pipiku. Ternyata Andi menamparku, “Diam! Percuma kamu teriak-teriak nggak ada yang denger kamu di sini.”<br /><br />Ia kemudian menyalakan sebatang rokok dan duduk di bangku yang ada di kamar itu sambil memandangiku. Ia mulai berkata, “Gini ya Yuan, tolong lihat bahwa ini semua cuma bisnis. Kami memang pelaku human traficking, pelaku perdagangan manusia.”<br /><br />Aku panik mendengar ucapannya. Aku tahu apa maksud human traficking. Jangan-jangan mereka akan mengoperasi aku dan mengambil organ tubuhku untuk dijual ke pihak yang menginginkan.<br /><br />Seolah-olah tahu apa yang aku pikirkan Julia berkata, “Jangan takut, kamu nggak akan dicelakai. Bahkan kamu akan kita buat lebih bagus lagi koq. Lebih cantik dari yang sudah ada.”<br /><br />Andi tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Julia, “Bener Jul, dibuat lebih cantik dari yang sudah ada.” Ia kemudian berpaling kepadaku dan berkata, “Kami orang-orang yang bekerja secara tidak langsung untuk Pangeran ke-3 Brunai. Kita sekarang ada di Brunai dan kamu nggak akan ditemukan karena kita semua masuk ke Brunai lewat jalur gelap. Sejauh yang orang-orang pikirkan mereka kira kamu masih ada di Malaysia. Jadi jangan terpikir untuk ditemukan. Kamu nggak akan ditemukan.”<br /><br />Andi melanjutkan, “Pangeran ke-3 Brunai punya satu kelemahan yang agak memalukan bagi keluarga kerajaan. Ia seorang yang tidak menyenangi wanita tapi lebih senang dengan sesama pria. Hal ini sangat memalukan keluarga kerajaan. Akhirnya Ratu memberikan ide yang akhirnya disetujui oleh Raja dan Pangeran ke-3.”<br /><br />Julia kemudian menimpali, “Ide Ratu adalah untuk mencari pria yang akan diubah penampilannya seperti wanita tapi tetap memiliki organ pria. Jadi seperti waria atau di sini disebut pondan atau maknyah.”<br /><br />“Kami bertugas untuk mencari orang-orang yang bisa menjadi pasangan Pangeran ke-3. Ratu sendiri tidak ingin mencari waria sejati karena itu juga bisa membawa gosip-gosip yang tidak diinginkan bagi keluarga kerajaan. Jadi kami mencari pria-pria yang bisa….mmhm….dihilangkan, dan mengubah mereka menjadi pasangan bagi Pangeran ke-3.” Andi melanjutkan lagi.<br /><br />“Sejauh ini kami sudah mendapatkan sekitar 7 pria muda yang kini telah menjadi wanita cantik dan tinggal di harem milik Pangeran ke-3. Kamu akan jadi yang ke-8.” Julia menyambung ucapan Andi.<br /><br />Gila! Semua ucapan mereka seperti ucapan orang gila! Aku tidak percaya dan semakin aku dengar semakin panik aku jadinya, sehingga aku mulai meronta dengan semakin keras. Julia kemudian berkata, “Nggak perlu meronta begitu Yuan, kamu mungkin nggak sadar sekarang tapi kehidupan kamu nanti sebagai anggota harem Pangeran ke-3 akan sangat enak. Kamu akan dimanja seumur hidup kamu, dan sebenarnya langkah menuju ke sana sudah dimulai. Tadi aku sudah mulai menyuntikkan hormon wanita di dada kamu, tidak lama lagi kamu akan melihat hasilnya.”<br /><br />Andi dan Julia mulai berdiri dan bersiap-siap meninggalkanku sambil tidak lupa memeriksa ikatanku dia berkata, “Kami perlu waktu 6 bulan sampai 1 tahun sampai kamu bener-bener siap dipersembahkan ke Pangeran ke-3 dan maaf ya Yuan, selama masa itu mungkin sebagian besar waktu kamu akan ada dalam keadaan terbius. Soalnya ada banyak yang harus dikerjakan, Liposuction supaya tubuh kamu bisa langsing, operasi payudara, operasi wajah supaya lebih feminin, elektolisis supaya tubuh kamu mulus tidak berbulu dan masih ada beberapa yang akan lebih mudah dilakukan kalau kamu terbius.”<br /><br />“Iya, dan kamu sebenarnya nggak sendirian koq Yuan sebenarnya ada 1 orang lagi yang sudah dalam tahap akhir proses transformasi. Kalau memungkinkan nanti kamu akan kita pertemukan dengan dia.” Sambung Julia.<br /><br />“Oke, kami tinggal dulu, tidur yang nyenyak ya.” tambah Julia.<br /><br />Tidur?! Aku sangat panik dan tidak mungkin aku bisa tidur. Memang sepanjang malam itu aku panik bahkan menangis beberapa kali menyadari apa yang akan terjadi kemudian. Menjelang pagi tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan Julia sendiran masuk ke dalam ruanganku.<br /><br />Melihat aku masih terjaga ia tersenyum, “Yuan, tolong jangan benci dengan kita, it’s strictly business koq.” Ia kemudian menghampiri sisi ranjangku dan berbisik di telingaku, “Kamu masih perjaka ya? Kamu nggak pernah sama tidur dengan perempuan ya?”<br /><br />Aku hanya memandangnya tapi aku tahu dari sorot mataku ia pasti tahu bahwa memang seperti itu kenyataannya. Aku belum pernah berhubungan intim dengan wanita dan aku memang masih perjaka.<br /><br />Julia tiba-tiba membuka baju dan celana jinsnya termasuk seluruh pakaian dalamnya sehingga ia berdiri tanpa sehelai busana sedikitpun. Ia berbisik lagi, “Jangan kuatir, saya nggak akan membiarkan kamu bertanya-tanya seperti apa rasanya berhubungan intim dengan wanita. Saya nggak mau membiarkan kamu jadi perjaka seumur hidup.” Sambil berkata Julia mulai naik ke atas ranjangku. “Saya akan membuat kamu merasakan seperti apa rasanya berhubungan dengan wanita, walaupun setelah ini mungkin kamu juga nggak akan pernah berhubungan dengan wanita lagi.” Julia tersenyum sambil mengarahkan wajahnya ke wajahku. Aku bisa melihat kecantikan wajahnya dari dekat dan mencium bau wangi parfumnya.<br /><br />Julia mulai mencium bibirku dengan sangat mesra sambil menghisap bibir atasku, lidahnya diusapkan ke bibirku. Rambutnya yang panjang tergerai ke samping menambah kesexy-an wajahnya sementara tangannya mulai membelai pinggangku dan turun ke arah pahaku. Ia makin menggencarakan ciumannya bukan hanya pada bibirku tapi juga ke pipiku, leherku dan cuping telingaku. Di telingaku di mulai menghisap cuping telingaku dan menciumi area leher di bawah telingaku aku merasakan sensasi yang luar biasa dari tindakannya dan aku mulai membalas dengan menciumi pundaknya.<br /><br />Tiba-tiba sambil masih menciumi telingaku jari-jari tangannya mulai memilin dan meraba puting susuku. Aku merasakan rasa geli nikmat dari rabaannya. Ia berbisik, “enak khan merasakan puting kamu dirangsang begini?” Aku hanya bisa mengangguk sambil memejamkan mata. Julia kemudian mengarahkan lidahnya menjilati sambil sesekali menghisap puting susuku sementara tangannya mulai meraba daerah di selangkanganku. Aku sedikit terlonjak merasakan rangsangan yang nikmat seperti itu dan tidak terduga aku mulai mendesah seperti gadis yang sedang terangsang, “Mmhhm…..Aaahhhhh……Mmmhhmm…..”<br /><br />Tubuhku mulai menggelinjang tidak terkontrol merasakan sensasi kenikmatan yang luar biasa ini. Julia tidak memperlambat hisapan dan rabaannya bahkan ia mulai menggunakan kuku jarinya yang agak panjang untuk “menjelajahi” batang dan kepala penisku. Tindakannya makin membuatku lebih terangsang hebat, aku menggelinjang dan mendesah hebat, “Aaaaahhhhh……aaaahhhh……tt…..tterus…….aaaahhhhh…..”<br /><br />Julia tersenyum melihat reaksiku kemudian sementara jarinya mulai meraba dan sedikit mencubit kedua putingku, mulut dan lidahnya mulai mengulum dan menghisap batang dan kepala penisku. Saat lidahnya mengenai kepala penisku yang sudah basah oleh cairan penisku, aku hampir terlonjak karena sensasi yang ditimbulkan sangat luar biasa.<br /><br />Penisku bergetar hebat dan tegang sekali mengalami rangsangan-rangsangan yang diberikan oleh Julia. Julia tetap mengulum dan menjilati penisku tapi saat aku merasa tidak bisa menahan lebih jauh lagi tiba-tiba ia berhenti. Ia kembali berbisik, “Saya janji kamu akan merasakan seperti apa berhubungan intim dengan wanita jadi saya mau kita berhubungan intim seperti pria dan wanita.” Ia kemudian mengambil posisi serta mengarahkan vaginanya ke penis saya. Julia sengaja menurunkan tubuhnya perlahan-lahan sehingga aku bisa merasakan saat penisku memasuki vaginanya centi demi centi. Julia menahan sehingga tidak seluruh batang penisku masuk ke dalam vaginanya tapi hanya kepala dan bagian atas penisku saja yang masuk. Ternyata sensasi ini benar-benar luar biasa. Aku merasakan kepala penisku seperti dijepit dan dihisap oleh vaginanya.<br /><br />Julia kemudian menggerakkan pinggulnya ke atas bawah dengan gerakan yang perlahan. Aku kembali tergetar hebat dan merasakan kepala penisku seperti dipijat-pijat oleh vaginanya. Perlahan-lahan Julia mulai menurunkan pinggulnya lebih ke bawah lagi…..terus……sampai akhirnya keseluruhan penisku masuk ke dalam vaginanya. Saat seluruh penisku masuk dalam vaginanya ia justru diam sejenak seperti membiarkan penisku merasakan seperti apa memasuki vagina seorang wanita. Sedetik kemudian Julia mulai bergerak naik turun memompa penisku, pertama dengan gerakan perlahan dan makin lama makin cepat…..makin cepat sampai aku tidak tahan lagi dan aku menyemprotkan cairan spermaku ke dalam tubuhnya. Julia terus memompa selama beberapa saat lagi seperti ingin menyedot seluruh spermaku ke dalam tubuhnya sebelum akhirnya berhenti.<br /><br />Penisku terkulai saat keluar dari lubang vaginanya. Aku bisa melihat sisa sperma dan cairan vagina Julia di penisku. Julia kemudian turun dari ranjang dan mulai menjilati serta membersihkan penisku dengan lidah dan bibirnya. Rasa yang ditimbulkan dari tindakannya ini begitu sensual sehingga aku hanya bisa menggelinjang kegelian. Tiba-tiba dia mulai menciumi bibirku dengan bernafsu. Sedetik setelah ia mencium bibirku baru kusadari bahwa aku baru saja merasakan….sisa spermaku sendiri, rasanya sangat aneh dan anyir tapi Julia tetap menciumi bibirku sehingga aku tidak bisa mengalihkan mulutku dari mulutnya. Setelah berciuman beberapa saat tiba-tiba Julia berhenti dan berbisik di telingaku, “Biasakan diri kamu dengan rasa sperma ya Yuan, itu rasa yang kamu harus biasakan soalnya akan ada banyak sperma yang akan kamu rasakan dan telan di masa yang akan datang.”<br /><br />Ia menyambung lagi, “Enak khan Yuan, sayang sekali pengalaman pertama kamu dengan wanita justru juga menjadi pengalaman terakhir kamu. Mulai detik ini Yuan sudah tidak ada, selamat tinggal Yuan, selamat datang…..Yuanita.”<br /><br />Julia kemudian meniggalkan kamar dan meninggalkanku yang hanya bisa menangis menghadapi masa depanku. Akhirnya akupun tertidur kelelahan.<br /><br />Aku terbangun saat mendengar pintu kamarku terbuka. Andi dan Julia masuk ke dalam kamar diikuti oleh seorang pria berkulit putih dan 2 orang wanita berpakaian putih. Si pria berpakaian seperti seorang dokter dan kedua wanita berpakaian seperti suster rumah sakit. Si pria berkata pada Andi dan Julia, “Well, you manage to get a chinese girl this time, the Prince will be thrilled with this one.” Andi menjawab, “We know. We hope that the Prince will give us a good prize with this one.”<br /><br />Si pria kemudian mengeluarkan alat pengukur dan stetoscope lalu mulai mengukur tubuhku dan memeriksa denyut nadiku sambil terus berbicara pada Andi dan Julia tanpa menghiraukanku, “This is the 8th patients right? Let’s prepare her and get on with this.”<br /><br />Aku tiba-tiba merasa panik yang luar biasa dan mulai meronta lebih keras daripada sebelumnya. Si pria mengeluarkan jarum suntik dan menyuntikkan sesuatu ke dalam lenganku. Tiba-tiba aku merasa lemas dan kehilangan kesadaran. Yang terakhir aku ingat adalah kedua suster tersebut mulai mendorong ranjangku dan….aku kehilangan kesadaran.<br /><br />Apa yang terjadi selanjutnya seperti mimpi…mimpi yang buruk. Beberapa kali aku terjaga tapi kemudian tertidur lagi. Saat aku terjaga aku melihat seperti dalam ruangan putih besar yang diterangi lampu dengan beberapa orang yang tampak seperti sedang mengoperasi diriku, aku kemudian tidak sadar lagi. Di saat lain aku terjaga dan melihat seseorang sedang mengamati wajahku dan kemudian aku kembali tidak sadar. Di saat lain aku terjaga lagi dan melihat seseorang gadis yang cantik sekali tampak sedang membersihkan tubuhku dengan spons basah dan seperti sebelumnya aku tertidur lagi, demikian seterusnya…..<br /><br />Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur tapi akhirnya aku terjaga dan merasakan sakit di seluruh tubuhku. Aku berusaha berdiri tapi merasakan kepalaku sangat pusing sehingga aku kembali merebahkan diriku. Aku berusaha melihat sekeliling dan menyadari bahwa aku sudah tidak berada di ruangan sebelumnya. Aku pindah ke satu ruangan yang cukup luas dan berkesan bersih. Dinding ruangan berwarna kuning cerah dan tempat tidurku tidak seperti tempat tidur rumah sakit tapi lebih menyerupai tempat tidur di hotel yang empuk.<br /><br />Aku tetap berusaha bangun tapi kembali merasakan pusing yang luar biasa, saat itu tiba-tiba pintu ruangan kamarku kembali terbuka dan masuklah seorang gadis yang cantik sekali membawa baskom berisi air. Ia melihat aku sudah tersadar dan tersenyum kepadaku tapi tidak berbicara apapun. Ia kemudian meletakkan baskom di meja sebelah tempat tidurku kemudian mulai membersihkan tubuhku. Aku merasakan air hangat menyapu tubuhku. Si gadis menyapukan spons air hangat tersebut dengan perlahan dan teliti. Ternyata ia sedang memandikan tubuhku.<br /><br />Aku merasakan spons tersebut menyapu tubuhku dan saat spons itu mengenai bagian putingku aku merasakan kegelian yang tidak seperti biasanya. Aku berusaha melihat bagian dadaku dan terkejut melihat sepasang payudara yang cukup besar pada kedua dadaku. Aku kembali merasakan kepanikan yang luar biasa. Itu semua bukan mimpi buruk. Aku benar-benar memiliki payudara dan bukan payudara kecil melainkan payudara besar seperti ukuran wanita dewasa. Aku berusaha bangun tapi si gadis terus membersihkan tubuhku dan berusaha agar aku tidak bangun. Ia berkata, “Please lay back, I’d have to wash you now.”<br /><br />Aku tiba-tiba merasa lelah sekali dan dengan pasrah membiarkan gadis itu membersihkan tubuhku. Setelah selesai membersihkan bagian depan tubuhku, ia membalikkan tubuhku sehingga aku tidur tengkurap. Aku merasakan dadaku seolah terganjal sesuatu, seperti bantal besar mengganjal di dadaku selain itu saat aku berbalik aku merasakan bahwa rambutku kini sudah panjang melewati bahuku. Aku tertegun dan berpikir-pikir berapa lama sebenarnya aku sudah tidak sadar?<br /><br />Tidak lama kemudian si gadis telah menyelesaikan tugasnya dan kembali membalik tubuhku sehingga aku berbaring dengan posisi agak duduk. Si gadis melihat kepanikan pada wajahku dan tersenyum serta berkata, “don’t worry, it’s not that bad. The sooner you accept your fate, the better you will feel.” Saat itu pintu kamar kembali terbuka dan Andi masuk sendirian ke dalam kamarku. Gadis tersebut melihat Andi tapi tidak berani menatapnya langsung. Si gadis kemudian membereskan seluruh bawaannya dan pergi dari ruanganku.<br /><br />Andi memandangku dan memasangkan sesuatu pada leherku. Bentuknya seperti kalung leher yang cukup ketat melingkari leherku. Ia kemudian berkata, “Selamat datang kembali Yuanita, operasinya berjalan dengan sukses dan kamu sekarang sudah hampir selesai di sini.”<br /><br />Ia kemudian menyambung, “Dokter berhasil memberi kamu payudara yang indah sekali ukuran 34D.” sambil berkata tangannya meraba payudaraku dan aku merasakan rangsangan yang aneh dan tidak sadar aku sedikit mendesah, “Mmmhm…” Andi tersenyum menyaksikannya, “sensitif khan? Kamu sudah tidak sadar selama 3 bulan dan selama itu kami menyuntikkan hormon wanita ke dalam darah kamu. Sekarang puting kamu sudah tumbuh seperti puting wanita dewasa, indah sekali.” Ia berbicara sambil terus mengelus dan memilin puting payudaraku. Aku merasakan kenikmatan yang aneh menjalari seluruh tubuhku. Andi kemudian melanjutkan, “selain itu dokter juga mengoperasi wajah kamu, sekarang wajahmu benar-benar mirip seperti gadis cantik. Selain itu, 3 bulan dibius dan diinfus menyebabkan tubuh kamu sekarang jadi langsing seperti tubuh gadis remaja.”<br /><br />Aku mendengar semua ucapannya dengan perasaan yang bercampur aduk, di satu sisi aku begitu muak dengan keadaan yang terjadi tapi di saat lain aku begitu menikmati rabaannya pada puting payudaraku. Andi menambahkan, “kami juga memanggil seorang ahli tato yang sudah menato seluruh wajahmu, sekarang wajah kamu benar-benar cantik seperti wajah gadis yang di make-up. Semua makeup tersebut adalah tato yang tidak mungkin hilang dari wajah kamu.” Andi kemudian menuntunku berdiri dan mengajakku ke lemari pakaian di seberang ruangan. Di depan lemari ini ada satu cermin besar dan Andi menyuruhku melihat ke dalam cermin. Di cermin aku melihat bayanganku sendiri tapi bayanganku tampak cukup berbeda dari bayangan yang biasa aku lihat.<br /><br />Dalam cermin aku melihat seorang gadis yang mirip dengan aku, gadis itu bisa dibilang seperti saudara kembarku tapi rambutnya yang hitam tergerai panjang melewati bahuku. Wajahku kini benar-benar seperti gadis cantik dengan make-up yang sangat sexy, eye-shadow pink, lipstik pink menyala dan pemerah pipi yang aku sadari ternyata hanya tato. Payudaraku yang cukup besar dengan puting yang seolah-olah menantang siapapun yang melihatnya tapi di antara kedua kakiku aku masih melihat penisku yang walaupun jadi lebih mengecil tapi masih ada di sana, menjadi bukti tentang apa sebenarnya aku ini, seorang pria yang diubah jadi wanita.<br /><br />Aku tiba-tiba menangis tersedu-sedu dan memohon pada Andi, “Aaandi…..tt..tolong lepasin gue, g…ggue nggak mau jj…jadi seperti ini.” Andi justru tersenyum sinis dan berkata, “maaf Yuanita, nggak bisa. It’s strictly business.” Aku terkulai dan menangis tersedu-sedu di lantai. Saat aku akhirnya berhenti Andi berkata, “kehidupan yang akan kamu jalani bukan kehidupan yang nggak enak. Itu kehidupan yang diimpikan banyak gadis, jangan menangis, jalani kehidupan kamu.”<br /><br />Ia menyambung lagi, “mulai besok kamu akan mulai belajar bagaimana membawa diri menjadi wanita dan putri kerajaan, jadi nggak boleh lagi kamu ngomong “Lu” “Gua” itu nggak sopan, dan jangan terpikir untuk kabur. Kalung yang kamu pakai itu dilengkapi detektor dan kejutan listrik.” Andi tiba-tiba mengeluarkan satu alat dan memijit tombol pada alat tersebut dan aku merasakan kesakitan seperti sengatan listrik yang bermula di leherku ke seluruh tubuhku. Aku terjatuh dan terbaring lemas.<br /><br />“Jangan berani macam-macam seperti kabur atau membantah kalau nggak mau merasakan seperti itu lagi.” Ancamnya. Ia kemudian menuntunku kembali ke ranjang dan ia keluar dari ruanganku.<br /><br />Aku hanya bisa menangis terisak-isak di ranjangku sampai aku tertidur. Andi benar-benar menepati ucapannya keesokan harinya aku memulai pendidikanku sebagai seorang putri dimulai dengan cara berjalan dengan hak tinggi, cara menjaga tubuh dan kecantikan, sejarah negara Brunai Darussalam dan banyak lagi pelajaran lain. Aku juga diajar tentang bagaimana cara memuaskan pria dengan mulutku dan lubang analku, aku sempat hampir muntah pada pelajaran ini untunglah semua hanya teori pikirku, bagaimana kalau aku harus benar-benar melakukannya pada pria lain, aku tidak sanggup memikirkan lebih jauh lagi.<br /><br />Selama pelajaranku aku sering ditemani oleh gadis yang memandikanku. Aku baru mengerti bahwa ia juga seorang korban seperti aku. Ia adalah gadis ke-7 yang akan dipersembahkan pada Pangeran dalam waktu dekat. Namanya Agnes, seorang Malaysia yang juga diculik dan dijadikan wanita diluar kehendaknya. Dari Agnes aku mengetahui bahwa sekitar seminggu yang lalu Andi dan Julia kembali menculik seorang untuk menjadi gadis yang ke-9. Orang ini seorang keturunan India dan baru saja selesai menjalani operasi serta masih tidak sadar. Aku kemudian ditugaskan untuk memandikan gadis yang baru ini, yang diberi nama Prita oleh Andi dan Julia.<br /><br />Agnes mengajarkan banyak hal kepadaku dan ia kelihatannya lebih pasrah menerima keadaannya. Ternyata persahabatanku dengan Agnes tidak berlangsung lama. 2 minggu kemudian ia dipersembahkan pada Pangeran ke-3 dan aku kembali sendirian. Prita gadis baru yang diculik masih tidak sadar dan terus menerus dibius sementara perban menutupi dada dan wajahnya. Dari apa yang dialaminya aku juga menyadari apa yang aku alami. Tiap 3 hari sekali seluruh tubuhnya di-elektrolisis, yaitu proses untuk menghilangkan rambut-rambut yang tidak diinginkan di tubuhnya. Barulah aku sadar mengapa setelah sekian lama rambut ketiak dan kemaluanku serta kumis dan jenggotku tidak tumbuh seperti biasanya dan mengapa alisku kini begitu tipis dan feminin seperti alis gadis-fadis sexy.<br /><br />Setelah 2 bulan perban di dada dan di wajah Prita dicopot. Aku agak geli saat menyaksikan perban wajahnya dicopot karena saat itu aku melihat walaupun wajahnya sudah diubah jadi seperti wanita tapi kumis dan jenggotnya tumbuh sehingga terlihat agak aneh. Setelah perban wajahnya dicopot barulah dilakukan elektrolisis di wajahnya dan sedikit demi sedikit wajah Prita jadi makin feminin.<br /><br />Sebagai seorang keturunan India, tubuh Prita berkulit agak hitam tapi hal itu justru menambah kesexy-an Prita. Sedikit demi sedikit aku mulai melihat kecantikan Prita dan kesexy-annya. Kegiatan memandikannya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagiku. Payudara Prita terlihat begitu ranum dengan puting yang menonjol dan berwarna coklat kehitaman begitu menantang untuk dikulum. Aku sengaja meluangkan lebih banyak waktu saat membasuh payudaranya. Aku senang memilin dan meraba putingnya sehingga berdiri dan setelah itu aku mulai sedikit bermain-main dengan putingnya.<br /><br />Saat membersihkan penisnya juga menjadi pengalaman tersendiri bagiku. Mungkin karena banyaknya pelajaran tentang memuaskan pria aku jadi bertanya-tanya bagaimana rasanya mengulum dan menghisap penisnya yang cukup besar. Suatu hari karena penasaran akhirnya aku memberanikan diri sedikit mengulum dan menghisap penisnya. Saat penisnya kujilat aku merasa Prita agak sedikit bereaksi. Ternyata rangsanganku menyebabkan tubuhnya bereaksi. Penisnya sedikit demi sedikit mulai menegang. Aku tetap meneruskan menjilati kepala penisnya dan sedikit mengulum kepala penisnya dan penisnya makin menegang.<br /><br />Aku tidak berhenti dan terus melakukan cumbuanku terhadap penisnya. Penisnya mulai berdenyut saat aku mulai mengulum dan menghisapnya. Sebagian diriku ingin tahu apakah teori yang telah aku dapatkan dalam memuaskan pria dapat dipraktekan tapi sebagian dari diriku seolah berteriak untuk berhenti. Aku terus meyakinkan diriku bahwa aku hanya penasaran dan makin memperhebat cumbuanku atas penisnya dan tiba-tiba penisnya menyemprotkan spermanya ke dalam mulutku. Aku tidak sempat menarik mulutku dari penisnya dan terpaksa menelan sebagian spermanya sementara memuntahkan sebagian lagi ke dalam tempat sampah. Setelah itu aku merasakan perasaan yang berkecamuk. Sebagian menyesali tindakanku karena aku merasa aku jadi seperti seorang homosexual tapi sebagian merasa sedikit bangga karena telah berhasil membuat seseorang orgasme. Aku buru-buru menyelesaikan tugasku dan keluar dari ruangan.<br /><br />Sebulan kemudian Prita siuman dan proses yang terjadi antara Andi dan aku juga terjadi antara Prita dan Andi. Selama ini aku tetap dengan pelajaran-pelajaranku dan aku jadi makin pasif serta pasrah dengan apa yang akan aku hadapi. Kalung yang ada di leherku beberapa kali menjadi sumber penderitaanku terutama saat aku tidak menurut atau mengerjakan sesuatu seperti yang diperintahkan, tapi seiring dengan kepasrahanku kalung tersebut lama-lama tidak lagi menjadi alat hukumanku. Akhirnya setelah beberapa waktu kalung tersebut dilepas oleh Julia. Saat melepas kalung itu pula Julia memberitahuku bahwa waktu untuk aku bertemu dengan Pangeran ke-3 sudah hampir tiba. Perasaanku kembali berkecamuk tapi kembali kepasrahanku mengambil alih.<br /><br />Aku juga berteman dengan Prita dan sedikit berbeda denganku Prita terus menerus tidak menurut dan tidak mengikuti perintah. Sering aku dengar ia menjerit kesakitan karena sengatan listrik dari kalung yang dipakainya. Andi dan Julia mendorongku untuk berusaha mendekatkan diri dengan Prita dan berbicara padanya agar ia lebih menerima nasibnya. Aku berusaha menasehati Prita tapi terasa ia tidak ingin menerima nasibnya dan ingin melawan sekuat tenaga.<br /><br />Prita tetap melawan dan memberontak sampai akhirnya Andi mendatangi kamarnya dengan membawa satu alat yang aneh. Alat ini berbentuk seperti sepeda treadmill tapi pada bagian depannya ada semacam tongkat pendek yang ujungnya diperlengkapi dengan semacam dildo berukuran besar. Andi masuk ke dalam ruangan dan aku mendengar Prita berteriak beberapa kali tapi kemudian terdiam. Andi kemudian keluar dari ruangan dan menguncinya dari luar. Seminggu aku tidak menemui Prita dan selama itu makanan hanya dibawakan sekali sehari tapi setelah seminggu aku menemui Prita sudah berubah. Ia menjadi lebih penurut dan pasrah dan sering melihatku dengan pandangan yang aneh seperti pandangan orang yang bernafsu.<br /><br />Aku jadi agak menjauhi dia dan akhirnya dari Julia aku baru tahu bahwa Andi memakaikan semacam alat yang menyetubuhi analnya tanpa berhenti. Prita diikat di ranjang dan alat ini menyetubuhi analnya terus menerus. Awalnya pasti terasa tidak enak tapi karena alat ini tidak berhenti bekerja (hanya berhenti sebentar waktu Prita makan) akhirnya alat ini menjadi seperti candu baginya. Prita merasakan kenikmatan anal sex dan orgasme berkali-kali kali dalam sehari. Kegiatan yang terus menerus ini menyebabkan Prita jadi tergila-gila dengan anal sex dan ingin di anal terus menerus untuk merasakan kenikm`tan yang sama. seminggu mengenakan alat ini akhirnya Prita jadi tidak bisa berpikir yang lain selain menginginkan anal sex terus menerus. Kasihan Prita.<br /><br />Aku sendiri semakin hari semakin berharap cemas akan apa yang akan terjadi saat aku dipertemukan dengan Pangeran ke-3 dan akhirnya hari yang aku nantikan tiba. Julia memberitahu bahwa besok aku akan dipertemukan dengan Pangeran ke-3 dan akan pindah ke lokasi haremnya. Malam itu aku gelisah dan tidak bisa tidur. Sekitar jam 2 pagi tiba-tiba pintu ruanganku terbuka dan……Andi masuk ke dalam ruanganku.<br /><br />Ia mulai mendekati ranjangku dan berkata tentang perjalanan hidupku dari awal ia menculik aku sampai esok aku menjadi anggota harem Pangeran ke-3 semua berlangsung 10 bulan dan ia tetap menekankan bahwa ini semua bisnis belaka. Aku pasrah mendengar uraiannya tapi apa yang terjadi selanjutnya tidak pernah aku kira.<br /><br />Andi mulai melepas bajunya dan berkata, “kamu memang sudah tampak seperti gadis yang cantik tapi kamu masih belum punya pengalaman menjadi seorang gadis. Malam ini saya akan melengkapi pengalamanmu.” Entah karena aku sudah pasrah atau aku sendiri mulai berubah jadi lebih feminin, aku hanya bisa menganggukan kepala dan menundukkan kepalaku menantinya. Andi mulai naik ke atas ranjangku dan memintaku membuka seluruh bajuku. Aku hanya bisa menurut dan melepas seluruh pakaianku sampai tidak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.<br /><br />Andi mulai berbisik di telingaku sambil menciumi dan menghisap cuping telingaku, “kamu cantik sekali Yuanita, yang paling cantik yang pernah saya bawa ke sini.” Aku tersanjung mendengar rayuannya, aku memejamkan mataku merasakan ciumannya dan tanganku mulai menjelajahi tubuhnya dari dadanya yang bidang ke perutnya dan terus ke bawah. Tanganku seolah-olah mencari-cari sumber kenikmatan yang terletak di antara kedua pahanya dan saat aku mendapat penisnya aku mulai menggenggamnya dengan sensual.<br /><br />Andi terus menciumi dan menghisap leher dan tengkukku. Ciumannya membuat aku serasa di awang-awang, tanganku tetap memegang penisnya dan mulai membuat gerakan melingkar mengikuti kontur kepala penisnya. Tangan Andi mulai meraba payudaraku dan jari-jarinya memilin serta meraba putingku. Bagai memperoleh instruksi putingku langsung berdiri dan aku merasakan kenikmatan yang sensual dengan sentuhannya. Aku mulai mendesah dan mendongakkan kepalaku sambil terus memejamkan mataku, “Mmhhmm….” Andi langsung menciumi leherku dan turun ke dadaku sementara tangannya menahan punggungku. Lidah dan bibirnya mulai menelusuri payudara dan puting susuku sambil sesekali menggigit dan menghisapnya. Aku menggelinjang merasakan rangsangannya.<br /><br />Aku mempererat peganganku pada penisnya dan mulai menggerakkannya dengan perlahan maju mundur mengikuti irama ciumannya pada payudaraku. Andi kemudian menarik tubuhku ke depan sehingga wajahku berada pada perutnya sementara ia mencondongkan tubuhnya ke belakang dan bertumpu pada 2 tangannya. Aku mengerti apa yang ia inginkan dan seolah tanpa keraguan aku mulai menciumi kepala penisnya yang kini sudah mulai agak basah dengan cairan penisnya.<br /><br />Aku mulai menciumi, menjilati dan mengulum penisnya dengan semua kemampuanku dan merasakan penisnya makin menegang dalam mulutku. Seperti seorang anak kecil yang menjilati eskrim yang nikmat. Aku dapat mendengar Andi mendesah merasakan kenikmatan ini, dan lebih menyorongkan pinggulnya. Aku makin kencang melumat penisnya dengan hisapan, jilatan dan kuluman dan Andi makin kencang menggelinjang. Aku dapat merasakan penisnya bergetar dan makin mengeras di mulutku. Saat aku merasakan penisnya makin mengeras aku justru memperlambat hisapanku dan mulai menjilati batang penisnya dari pangkal penis ke kepala penisnya. Tindakanku ini makin membuat Andi liar. Tiba-tiba ia menarik penisnya dari mulutku dan membalikkan tubuhku sehingga aku membelakangi dia.<br /><br />Andi mulai mengarahkan penisnya ke lubang anal-ku. Ini saatnya, aku berdebar-debar menyadari bahwa keperawanan analku akan hilang malam ini. Andi mulai mendorong pinggulnya sehingga kepala penisnya mulai memasuki liang analku. Aku terkesiap karena walaupun dari pelajaran yang aku dapat aku tahu bahwa untuk awalnya anal sex akan berasa sakit tapi aku ternyata tidak siap dengan hal ini. Aku terpekik tertahan, “Ah!” dan aku merasa anusku seperti robek disodomi olehnya.<br /><br />Andi berhenti sejenak tapi selang beberapa detik kembali memajukan pinggulnya. Kini penisnya sudah masuk setengah bagian ke dalam anusku. Aku kembali terpekik, “Aah! Ss…sakit.” Andi malah seperti terangsang mendengar eranganku dan kembali memasukkan penisnya hingga hampir masuk sepenuhnya. Aku menundukkan badanku sehingga posisiku sekarang menungging dengan pantatku mengarah ke atas. Andi makin bernafsu dan kini seluruh penisnya masuk ke dalam anusku.<br /><br />Aku mulai mengerang karena rasanya begitu aneh dan agak sakit, “ahhhh…..sss..sakit…..aaahhh!” Andi berhenti sejenak dan tiba-tiba tangannya menggerayangi payudaraku. Aku merasakan kenikmatan di dadaku tapi ada sedikit rasa sakit di anusku. Andi kemudian mulai menggerakkan pinggulnya, awalnya perlahan kemudian agak lebih cepat. Aku tetap merasakan kesakitan tapi ada sedikit rasa nikmat di dadaku yang sedikit mengurangi rasa sakit di anusku.<br /><br />Andi mulai menggerakkan pinggulnya sedikit lebih cepat dan tiba-tiba rasa sakit di anusku sedikit berkurang diganti dengan sensasi yang aneh di area sekitar buah zakarku. Aku ingat dari pelajaran yang aku terima bahwa saat ini penisnya sedang merangsang prostatku dari dalam dan karena rangsangan itu tiba-tiba kurasakan penisku sedikit menegang.<br /><br />Aku masih sedikit mengerang tapi eranganku jadi susah dibedakan antara erangan nikmat atau sakit, “aahhh….aahhhh…mmhmmm….mmhhmmm…..” Aku mendesah dan mengerang seperti erangan gadis yang sedang menikmati permainan sex yang luar biasa. Andi makin mempercepat gerakan pinggulnya sementara tangannya terus meraba dan memilin puting susuku. Gabungan rangsangan ini menyebabkan aku merasa kenikmatan yang aku alami makin meningkat menggantikan rasa sakit yang tadi aku alami. Aku terus mendesah dan tidak terasa ikut menyorongkan pinggulku ke belakang mengikuti irama gerakannya.<br /><br />Saat ini kami berdua bergerak berirama maju mundur seperti 2 orang kekasih yang sedang memadu cinta, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan juga merasakan penisnya makin membesar dan mengeras dalam anusku. Aku sendiri seperti kesetanan dengan kenikmatan ini dan berusaha menjepit penisnya dengan anusku. Tindakanku ini menyebabkan Andi makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba cairan hangat spermanya muncrat di dalam anusku. Aku merasakan cairan spermanya menyemprot dalam ke tubuhku dan pada detik itu aku juga menyemprotkan sedikit cairan spermaku ke ranjang. Saat itu aku merasakan sensasi yang aneh karena aku merasa…..menjadi wanita……merasakan seorang pria menyemprotkan benihnya ke dalam tubuhku.<br /><br />Aku masih menggerakkan pinggulku maju mundur seolah berusaha memompa penisnya agar memuntahkan seluruh spermanya ke dalam tubuhku. Sedetik kemudian aku merasakan Andi memeluk tubuhku dan memompakan kembali penisnya ke dalam anusku.<br /><br />Kami berpelukan untuk beberapa saat dan Andi menciumi telinga serta tengkukku. Saat itu aku merasa sangat feminin seperti seorang gadis yang berhasil memuaskan pasangannya. Tak terasa kami tertidur kelelahan sambil terus berpelukan dan penisnya tetap ada dalam anusku…..<br /><br />Aku terjaga saat pintu kamarku terbuka, dan aku baru menyadari kemudian bahwa Andi sudah tidak berada dalam kamarku lagi. Ada sedikit perasaan kehilangan w`ktu menyadari bahwa aku sendirian di dalam kamar, bagaimana tidak, malam sebelumnya aku telah kehilangan keperawananku dan menikmati rasanya menerima benih seorang pria dalam tubuhku, tapi melihat serombongan orang yang masuk ke dalam kamarku perasaan tersebut perlahan tergantikan dengan perasaan semangat untuk menghadapi hari ini, hari di mana aku akan diperkenalkan dengan Pangeran ke-3 kerajaan Brunai.<br /><br />Serombongan orang yang masuk ke dalam kamarku ternyata bertujuan untuk mempersiapkan diriku agar dapat tampil secantik mungkin menyongsong hari ini. Aku diperintahkan untuk mandi dan mencuci seluruh tubuhku sebersih-bersihnya. Aku meluangkan waktu lebih lama untuk membersihkan tubuhku terutama anusku yang dipenuhi sisa sperma Andi yang sebagian telah mengering.<br /><br />Setelah aku selesai mandi para inang dan perias yang sudah menanti mempersilahkan aku untuk mengenakan pakaian yang telah dipersiapkan. Aku mengenakan satu set pakaian dalam wanita berwarna hitam yang sexy sekali. Aku mengenakan celana dalam hitam dengan potongan french cut dengan renda feminin di sekelilingnya. Penisku tidak tertutup seluruhnya tapi gesekan yang aku rasakan antara penisku dengan bahan kain berenda ini menimbulkan sensasi yang erotis sekali.<br /><br />Setelah itu aku mengenakan korset basque menerus dengan bra yang juga berwarn` hitam. Dilanjutkan dengan garter belt hitam dan stocking tipis berwarna hitam. Walaupun pakaian dalamku sangat sexy tapi gaun kebaya yang aku harus kenakan justru berkesan sangat anggun dan feminin. Kebaya long torso berwarna pink dengan brokat dan renda yang tipis dan menerawang di beberapa bagian menambah kesan sexy dan anggun. Akhirnya aku diminta untuk mengenakan kain panjang yang sebagian melewati kakiku dan mengenai lantai.<br /><br />Kain serupa kebaya ini menyebabkan aku hanya bisa berjalan selangkah demi selangkah kecil dan menambah kesan anggun dan feminin dalam jalanku. Setelah mengenakan pakaian lengkap aku diminta untuk mengenakan selop berhak tinggi berwarna emas dan diakhiri dengan aksesoris berwarna emas pada gelang tanganku, kalung emas dan anting-anting panjang berwarna emas.<br /><br />Kemudian aku duduk pada meja rias dan perias mulai mengatur rambutku. Rambutku yang kini sudah panjang sepunggung di tata dan diangkat ke atas kemudian dihias dengan hiasan daun-daunan berwarna emas.<br /><br />Walaupun wajahku sudah bertato riasan ternyata perias masih menyapukan lagi riasan yang berfungsi menambah kecantikan wajahku. Ia memulai dengan concealer dan foundation warna kuning langsat dan dilanjutkan dengan bedak tabur yang menyebabkan kesan wajahku sangat halus dan seolah bercahaya. Ia kemudian menyapukan eye-shadow warna abu-abu tua di tepi mataku dan warna oranye emas pada kelopak mataku. Tidak lupa ditambah dengan eyeliner cair pada garis mataku yang menyebabkan mataku yang agak sipit jadi terkesan bertambah besar dan feminin.<br /><br />Perias kemudian membentuk alisku menjadi lebih tegas tapi sangat feminin dan diakhiri dengan bulu mata palsu yang agak panjang. Saat mengenakan bulu mata palsu ada kesan aneh seolah mataku jadi bertambah berat tapi ternyata efeknya begitu sexy seolah mataku menjadi begitu sayu dan berkesan feminin.<br /><br />Perona pipi yang dioleskan pada tulang pipiku berwarna oranye muda pada bagian atas tulang pipiku dan berwarna pink gelap pada bawah tulang pipiku dan kesannya pipiku begitu sexy dan wajahku berkesan lebih ramping.<br /><br />Terakhir perias membubuhkan lisptick berwarna pink tua dan diikuti dengan pensil bibir berwarna merah terang. Hasil akhir dari riasannya, wajahku berkesan seperti seorang gadis muda yang polos dan feminin. Aku cukup terkejut melihat hasilnya tapi juga merasa kagum bahwa ternyata wajah cantik yang memandang dari cermin adalah wajahku sendiri.<br /><br />Andi dan Julia kemudian menghantarku keluar dari ruangan dan dari bangunan tempatku disekap. Inilah saatnya, aku akhirnya keluar dari penjaraku tapi aku agak trenyuh menyadari bahwa aku sedang digiring dari satu penjara ke penjara lain, yaitu harem tempat Pangeran ke-3 memelihara gadis-gadisnya.<br /><br />Ternyata bangunan tempatku disekap masih berada dalam complex istana Sultan Brunai dan kami hanya berkendara sebentar sekali tiba di satu complex istana tempat tinggal Pangeran ke-3.<br /><br />Aku turun dan diminta menunggu di sisi istana bersama beberapa orang yang aku yakin adalah para penjaga yang menjaga agar aku tidak pergi ke mana-mana. Andi dan Julia masuk menemui Pangeran ke-3 dan tidak lama kemudian aku diminta untuk masuk ke ruangan yang sama.<br /><br />Ruangan yang aku masuki adalah ruangan kerja besar yang ditata dengan sangat mewah. Di ujung ruangan aku melihat seorang pria yang bertubuh tidak terlalu besar tapi memancarkan kesan kewibawaan. Inilah Pangeran Malik, Pangeran ke-3 putra dari Sultan Hassanal Bolkiah, sultan Brunai. Saat diperkenalkan aku menunduk dan memberi salam sesuai pelajaran yang telah aku terima.<br /><br />Aku menundukan wajahku tapi berusaha mencuri lihat reaksi Pangeran Malik. Ia tersenyum padaku dan pada Andi serta Julia, kemudian ia berdiri dan mulai mengamatiku dari atas ke bawah dan dari depan ke belakang. Ia kemudian menyuruhku mengangkat wajahku dan saat itu aku bertatap muka dengannya. Wibawa yang terpancar dari matanya menyebabkan aku tidak sanggup menatap matanya berlama-lama. Aku menundukkan wajahku kembali.<br /><br />Pangeran Malik kemudian berbicara pada Andi dan Julia sebentar kemudian menyuruh mereka keluar dari ruangan. Julia sempat berbisik kepadaku sebelum meninggalkan ruangan, “Selamat tinggal Yuanita, hidup kamu akan terjamin sekarang.” Aku tidak tahu harus senang atau sedih mendengar ucapannya tapi aku berusaha tetap tenang.<br /><br />Pangeran Malik kemudian mengajakku keluar dan membawaku jalan-jalan di sekitar lingkungan istana. Pangeran Malik tidak terlalu tinggi, bahkan jika aku tidak mengenakan selop high-heels aku yakin bahwa tinggi tubuhku masih lebih tinggi dari tubuhnya, apalagi sekarang saat aku memakai high-heels, Pangeran Malik hanya setinggi bibirku.<br /><br />Aku menemaninya berjalan-jalan dan dia berusaha menceritakan tentang kerajaan Brunai dan posisinya dalam kerajaan tapi sementara berjalan aku dapati bahwa berulang kali ia menatap wajahku dan dadaku. Aku menemaninya berjalan dengan langkah-langkah kecil sampai akhirnya kami tiba di harem tempat para gadis tinggal.<br /><br />Ia memperkenalkan diriku pada penghuni harem lainnya, “Ladies, this is Miss Yuanita, a new member of our household.” Para gadis menyambutku dengan gembira. Aku hanya mengenali wajah Agnes di antara para anggota harem tersebut, ia menyambutku seperti seorang yang menyambut teman baik yang datang dari jauh, “Yuanita, you finally here. Let me introduce you to everyone else.”<br /><br />Agnes memperkenalkanku dengan para anggota harem, ada Cecilia, Angela dan Raisya 3 orang gadis Melayu yang berasal dari Malaysia, Maria juga seorang gadis Melayu dari Indonesia, Suzie yang berasal dari Filipina dan Jeanie seorang gadis berkulit putih dari Australia. Pangeran Malik senang melihatku disambut oleh para gadis dan berbicara pada penjaga harem. Belakangan aku baru mengetahui bahwa ia ingin aku dipersiapkan untuk menemaninya malam ini.<br /><br />Pangeran Malik kemudian meninggalkan kami semua untuk saling berkenalan dengan lebih akrab. Setelah acara makan siang, inang penjaga harem memanggilku dan memintaku untuk bersiap-siap menemani Pangeran Malik malam ini. Aku merasakan kepasrahan dan hanya mengangguk mengiyakan.<br /><br />Aku kembali dirias dan dipersiapkan kemudian diminta menunggu dalam kamar. Kamar ini sangat mewah dan indah sekali. Aku menunggu di tepi ranjang. Beberapa saat kemudian Pangeran Malik masuk ke dalam ruangan dan berbicara denganku, “Yuanita, I’m glad that you’re here to become my companion for the evening. Let’s have some dinner first.”<br /><br />Kami bersantap malam sambil Pangeran Malik terus menerus memuji kecantikanku dan berbicara tentang Brunai. Aku tidak berani menjawab banyak hanya beberapa kali tersenyum dan mengangguk. Tindakanku ternyata menyenangkan Pangeran Malik yang menganggapku begitu halus dan feminin.<br /><br />Tidak perlu menunggu lama setelah kami makan malam Pangeran Malik mulai menuntunku ke tempat tidur dan memintaku duduk di tepi tempat tidur sementara ia duduk di sebelahku. Ia mulai dengan membelai rambutku dan dengan perlahan tanpa terburu-buru mulai melepaskan sanggul rambutku dan aksesoris-aksesorisku. Ia kemudian memintaku untuk mulai membuka bajuku sementara ia sendiri membuka bajunya dan masuk ke bawah selimut. Ia memintaku masuk pula ke dalam selimut dan berbaring bersama.<br /><br />Ia kembali merayu dengan berkata betapa cantiknya aku dan kemudian mulai menciumi bibirku. Aku merasakan ciumannya begitu bernafsu dan bersemangat. Aku berusaha membalas sedapatku untuk mengimbanginya. Tangannya mulai menggerayangi tubuhku dan berhenti pada payudaraku. Ia mulai memilin-milin putingku dan meraba-rabanya. Kembali tubuhku dilanda kenikmatan yang aneh dan aku mulai mendesah nikmat, “mmhmm…..”<br /><br />Pangeran Malik makin memperhebat cumbuannya dengan menciumi dan menghisap leher serta meraba putingku. Ia seperti begitu bernafsu merangsangku. Aku menggelinjang kegelian dan terangsang hebat dengan rabaannya, “Mmmhmmm…..aaaahhhhh……”<br /><br />Pangeran Malik kemudian mulai menciumi dan menjilati payudara dan putingku sementara tanganya mulai meraba perut dan pangkal pahaku. Aku makin liar menggelinjang merasakan rabaan dan cumbuannya yang hebat. Mungkin karena Pangeran Malik sendiri seorang penyuka sesama jenis, ia seperti tahu dengan tepat hal-hal apa yang dapat membuatku serasa di awang-awang.<br /><br />Saat bercinta dengan Andi aku merasakan sensasi romantis dan halus sementara dengan Pangeran Malik aku merasakan rangsangan dan gairah. Pangeran Malik mulai mengangsurkan pinggulnya ke wajahku dan aku mengerti apa yang ia inginkan. Aku mulai menjilat dan mengulum kemaluannya. Kemaluannya sungguh sangat besar dan agak panjang membuatku agak kuatir bagaimana rasanya jika penisnya ini memasuki lubang analku.<br /><br />Aku terus membasahi penisnya dengan ludahku agar saat penisnya nanti memasuki diriku cairan ludahku dapat berfungsi sebagian sebagai pelumas. Aku mengulum dan menghisap kemaluannya dengan bernafsu seolah ingin membalas rangsangan yang telah ia berikan sebelumnya. Aku menghisap dan mengulum dan dapat mendengar bunyi “slurp….slurp.” yang terdengar begitu erotis.<br /><br />Beberapa menit kemudian Pangeran Malik mulai membalik tubuhku dan mulai mengarahkan penisnya ke lubang analku. Aku kuatir tapi juga penasaran ingin merasakan hujaman penisnya ke dalam lubang analku. Pangeran Malik ternyata tidak menunggu perlahan-lahan untuk menghujamkan penisnya dan aku tersentak kesakitan saat penisnya menghujam ke dalam lubang analku, “Aaaaaahhhh!…..” aku mengerang kesakitan saat penisnya yang besar masuk ke dalam diriku. Aku merasa tubuhku seperti dirobek dari lubang analku.<br /><br />Aku berusaha menahan rasa sakit yang timbul sementara Pangeran Malik terus berusaha memasukkan seluruh penisnya ke dalam tubuhku. Aku mengerang dan merintih karena rasa sakit yang ditimbulkan dan hampir memohon padanya untuk berhenti, tapi aku ingat dari pelajaran yang aku peroleh bahwa aku tidak boleh meminta apapun saat Pangeran menyetubuhiku. Itu dianggap sebagai kekurangajaran. Akhirnya aku hanya bisa menahan rasa sakit dan menggerakkan pinggulku seolah-olah ingin agar penisnya dapat “bersarang” di tempat yang tepat.<br /><br />Tiba-tiba aku merasakan sensasi yang aneh di area dekat kantung zakarku. Seolah-olah ada sesuatu yang menggelitik penisku dari dalam tubuhku. Sensasi aneh ini semakin lama semakin nikmat dan rintihan kesakitanku tiba-tiba berubah jadi rintihan kenikmatan, “Mmmhm…..hhhmmmm…..hmhmmmm……” Aku mendengar Pangeran Malik juga sedikit merintih, rupanya ia juga menikmati cengkeraman analku pada penisnya.<br /><br />Pangeran Malik berhenti sebentar membiarkan lubang analku menyesuaikan dengan ukuran penisnya dan beberapa detik kemudian mulai memompa analku dengan menggerakkan pinggulnya maju dan mundur. Aku mengikuti irama gerakannya dengan turut menggerakkan pinggulku sedemikian seolah-olah tidak ingin penisnya keluar dari lubang analku, seolah-olah ingin menghisap seluruh kenikmatan yang ditimbulkannya ke dalam diriku.<br /><br />Gerakan kami makin cepat dan liar dan aku merasakan penisku sendiri agak menegang karena rangsangan penis Pangeran Malik pada prostat-ku. Kami berdua sama-sama mendengus dan merintih, “Aaahh…..aaahhhh…..aaahhh…..” Aku dapat mendengar pahanya “menepuk-nepuk” pantatku dan penisnya makin dalam dan makin cepat memompa analku.<br /><br />Aku merasakan penisnya makin menegang dan keras dalam analku dan tiba-tiba tanpa kusadari penisku sedikit memuncratkan cairan spermanya. Aku merasakan puncak kenikmatan yang tiada duanya tapi Pangeran Malik sendiri belum berhenti, ia tetap memompakan penisnya dalam tubuhku. Kembali aku rasakan kegelian pada area dekat kantung zakarku dan penisnya seperti terus membesar dan menegang dalam analku.<br /><br />Tiba-tiba aku rasakan semprotan cairan hangat dari penisnya menyemprot ke dalam tubuhku. Pangeran Malik masih memompakan penisnya beberapa kali ke dalam analku seolah-olah ingin menghabiskan seluruh spermanya dalam tubuhku. Aku merasakan sebagian benihnya yang hangat sedikit meleleh keluar dari analku turun ke pahaku.<br /><br />Kami berdua tergeletak kelelahan dan dengan penisnya masih di dalam diriku kami berdua terkulai kelelahan. Pangeran Malik kemudian menarik penisnya dari analku dan kurasakan rasa geli yang nikmat saat penisnya keluar dari analku. Ia masih menciumi pundak, punggung dan tengkukku sambil terus merayu serta memujiku. Aku merasakan perasaan aneh dalam hatiku, aku merasa begitu disayang dan dicintai oleh Pangeran ini. Kami berdua tertidur kelelahan sambil terus saling berpelukan.<br /><br />Kegiatanku sehari-hari menjadi rutinitas yang aku jalani dengan gembira, aku berkumpul dengan sesama teman gadis di harem, merawat diri secantik mungkin dan di malam hari menikmati sex yang luar biasa. Beberapa bulan aku menjalani kehidupanku baru kusadari bahwa aku menjadi gadis favorit Pangeran Malik. Ia sendiri memang tertarik dengan gadis China dan dengan postur tubuh dan kecantikanku Pangeran Malik menjadi tergila-gila denganku.<br /><br />Beberapa bulan setelah aku tinggal di haremnya, beberapa gadis kemudian menyusul menjadi anggota harem ini termasuk Prita, lalu seorang gadis Jepang yang diberi nama Mayumi dan seorang gadis Amerika Latin yang diberi nama Rachel. Setelah hampir setahun aku tinggal di haremnya, Ratu tiba-tiba jadi sering mengunjungiku dan mengajakku berbicara.<br /><br />Dari Ratu aku akhirnya tahu bahwa Pangeran Malik ingin menikahiku secara formal dan menjadikanku istrinya. Tapi Sultan Hassanal Bolkiah tidak setuju dikarenakan statusku. Ratu akhirnya memberi alternatif yang akhirnya diterima oleh Sultan yaitu, Pangeran Malik boleh menikahiku dengan syarat aku benar-benar dijadikan wanita sepenuhnya. Ratu mengajakku berbicara dan menyerahkan keputusan akhir pada diriku.<br /><br />Beberapa minggu aku memikirkan hal ini. Jika aku menerima berarti aku benar-benar melangkah menuju jalan di mana aku tidak mungkin kembali. Penisku akan dioperasi menjadi vagina dan aku benar-benar tidak mungkin menjadi pria lagi. Setelah berpikir keras akhirnya aku memutuskan untuk menyetujui hal ini. Mungkin ini memang takdirku, mungkin aku memang ditakdirkan untuk menjalani sisa hidupku sebagai wanita.<br /><br />Tidak butuh waktu lama untuk melakukan operasi kelamin ini. Aku dioperasi menjadi wanita di Thailand dan tinggal beberapa waktu di sana untuk memulihkan diri. Setelah kembali ke Brunai persiapan pernikahan dilangsungkan dengan cukup meriah.<br /><br />Aku akhirnya menikahi Pangeran Malik dan menjadi Putri Farah Yuanita, nama Farah adalah tambahan dari Pangeran Malik sendiri. Walaupun sudah memiliki vagina, Pangeran Malik tetap lebih menyenangi anal sex dan saat malam pernikahan kami, kami melakukan hubungan intim yang sangat bergelora. Kami berhubungan beberapa kali sampai menjelang pagi.<br /><br />Kami kemudian berbulanmadu dengan berkeliling dunia, termasuk pergi ke Bali dan Indonesia. Saat di Indonesia inilah baru aku sadari betapa panjang perjalanan hidupku. Walaupun baru 2 tahun meninggalkan Indonesia tapi telah begitu banyak hal yang terjadi. Aku jadi agak murung.<br /><br />Pangeran Malik menanyakan hal ini padaku, “What’s wrong honey?”<br /><br />“Nothing Sire, I just feel weird back to Indonesia as a woman.” Aku menjawab Pangeran Malik. Aku kemudian memohon padanya, “Darling, I never ask for anything but can I ask for a particular favor?”<br /><br />“What’s favor?” Pangeran Malik bertanya<br /><br />“I…..em……I want to see my parents for the last time. Not meeting them, just see them…..from distance if necessary.” Aku menjawab sambil memohon padanya.<br /><br />Setelah berpikir sejenak ia mengiyakan. Kami naik pesawat pribadinya ke Jakarta dan mengendarai mobil mewahnya ke rumahku. Akhirnya, setelah sekian lama aku tiba lagi di rumahku. Kami memarkir mobil agak jauh dari rumahku dan ia menyuruh seorang bodyguardnya untuk memasang kamera kecil di depan rumahku. Aku memperhatikan dan menunggu beberapa saat sampai akhirnya…….<br /><br />Mamahku keluar dari rumah sebentar dan aku tiba-tiba menangis terharu, aku begitu rindu pada Mamah tapi aku sendiri tidak bisa menemuinya. Beberapa waktu kemudian aku juga melihat Papahku dan setelah mengamati mereka beberapa saat aku akhirnya menyadari bahwa mereka berdua tidak pernah berhenti mencariku.<br /><br />Aku memohon pada Pangeran Malik lagi untuk dapat mengirimkan surat pada mereka minta mereka untuk merelakan aku. Awalnya Pangeran Malik menolak tapi melihatku menangis akhirnya ia mengijinkan.<br /><br />Aku menulis surat pada mereka minta mereka untuk merelakanku dan memberitahu mereka bahwa aku baik-baik saja tapi tidak bisa kembali pada mereka. Aku tidak menceritakan hal-hal yang terjadi dan aku ragu apakah kedua orangtuaku akan menghentikan pencarian mereka tapi paling tidak ini dapat sedikit menenangkan mereka.<br /><br />Pangeran Malik mengatur supaya suratku dapat diserahkan dalam beberapa hari kemudian kepada kedua orangtuaku. Ternyata surat itu disertai oleh cek miliaran rupiah dari Pangeran Malik pada kedua orangtuaku, dan seperti yang aku perkirakan kedua orangtuaku tetap tidak berhenti mencariku.<br /><br />Setahun setelah menikah Ratu mengatur supaya aku seolah-olah hamil dan memiliki anak. Dengan kekuasaan Sultan dan Ratu hal tersebut mungkin terlaksana dengan mudah. Inilah takdir hidupku, dari seorang pria normal akhirnya menjadi wanita, menjadi istri seorang pangeran dan akhirnya menjadi seorang ibu. Aku tetap berusaha melakukan yang terbaik yang bisa kulakukan.<br /><br />Sementara itu walaupun telah menikahiku Pangeran Malik tetap melanjutkan hobinya untuk mengoleksi “gadis-gadis” ke dalam haremnya. Jadi berhati-hatilah lain kali jika pergi berlibur sendirian, anda dapat berakhir seperti diriku…….<br /><br />http://ceritacd.blogspot.com</div>Unknownnoreply@blogger.com5