5 Des 2010

Cross Dresser Bukan Waria

Margharita Fernandez - Thailand

“Can you keep a secret? “
“ I like to wear ladies clothes”
“So you’re a trannie ?”
“Cross-dresser “
“Bukannya cross-dresser itu sama dengan waria ?”
“No, cross-dresser are straight men who love to wear ladies clothes”

Kokier, dialog di atas adalah cuplikan dari salah satu buku karya Marian Keyes berjudul “This Charming Man”, yang mana tokoh utamanya baru saja mendapat pengakuan dari salah seorang teman pria bahwa yang bersangkutan adalah seorang cross-dresser. Di dalam buku Marian Keyes, para cross-dresser yang diceritakan di situ semuanya adalah pria straight dan sudah berkeluarga, kecuali Rossa. Singkat cerita setiap Jum’at malam para pria itu berkumpul di suatu rumah untuk berdandan dan bertingkah laku layaknya seorang wanita. Mereka mengenakan busana wanita yang dipesan lewat katalog khusus untuk cross-dresser, pakaian dalam wanita, make up, plus high heels. Di samping itu mereka juga mengganti nama mereka dengan nama – nama wanita, seperti Chloe, Blanche, Natasha dan lain sebagainya.

Sama seperti si tokoh utama dalam buku tersebut akupun juga kurang tahu menahu akan perbedaan antara waria ( transvestites, disingkat trannie ) dengan cross-dresser. Setahuku keduanya adalah sama saja. Meskipun buku tersebut adalah karya fiksi tetap saja aku dibuatnya menjadi sangat penasaran dan ingin mengetahui akan keberadaan para pria cross-dresser di dunia nyata. Thanks to internet technology, dalam satu klik saja aku bisa menemukan link – link tentang cross-dresser dengan segala tetek bengeknya termasuk pakaian, forum dan artikel yang berhubungan dengan itu.

Pada salah satu artikel yang kutemukan mengatakan bahwa kebanyakan para pria cross-dresser memang melakukan aktivitasnya secara sembunyi – sembunyi karena takut akan dicap gay atau waria. Sedangkan menurut artikel tersebut hanya sekitar 8 %-nya memang pelaku homosexual selebihnya adalah pria straight yang mempunyai hobby cross-dressing. Para pria tersebut mengaku sangat menikmati crossdressing, mengenakan lingeri dan bermake up, itu saja. Mereka tidak pernah berhasrat untuk melakukan hubungan sexual dengan pria apalagi untuk melakukan operasi kelamin. Meskipun kelompok pria ini bersikukuh untuk disebut sebagai cross-dresser tetapi pada umumnya orang lebih mengenalnya sebagai transvestites ( trannie, waria ).
Di sebuah forum khusus untuk cross-dresser (CD ) ada satu posting yang isinya adalah tip – tip tentang keamanan bagi para anggotanya. Tip keamanan tentunya ditujukan untuk mereka yang berani tampil ke publik dengan dandanan ala wanita tanpa sepengetahuan istri / kekasihnya tentunya.

Ternyata menjadi cross-dresser yang go public itu resikonya tinggi. Bahkan di negara barat masih banyak juga orang yang homophobic sampai – sampai para cross-dresser ( yang tidak semuanya gay ) juga perlu tahu trik – trik untuk jaga diri supaya tidak menjadi korban pemukulan di jalan.

Selain untuk terhindar menjadi korban criminal tip – tip tersebut juga untuk melindungi gaya hidup yang selama ini disembunyikan dari pasangan masing – masing. Misalnya saja ada seorang cross-dresser yang telah menjadi korban penganiayaan, tahu – tahu mendapati dirinya sudah berbaring di rumah sakit. Sang istri datang, bukannya memberikan penghiburan tapi malah menjerit – jerit minta penjelasan kenapa Pak Polisinya memberikannya sekantung pakaian wanita lengkap dengan undies, dan BH. Tentunya situasi yang seperti ini akan sangat sulit untuk dijelaskan.

Selain tip – tip tentang keamanan forum tersebut juga membicarakan tentang bagaimana caranya untuk berpakaian dan mengatur penis, testicles ( sering disebut dengan istilah “the boys “) pada saat mengenakan celana dalam wanita supaya tidak kelihatan terlalu menyembul. Di sini disebutkan tip penggunaan krim khusus untuk dioleskan ke kulit sebelum meliliti batang penis dengan tape. Salah seorang CD mengaku telah sukses mengikuti tip – tip tersebut bahkan katanya yang bersangkutan bisa mengenakan thong dan pakaian renang dengan “rapih”. Yang lainnya mengatakan bahwa teknik tersebut memang bagus dan rapih tapi jikalau yang bersangkutan salah gerak maka salah satu atau bahkan kedua bolanya bisa merosot. Dia juga menambahkan kalau lebih suka mengenakan panties ketat untuk menyamarkannya. It works just as well, katanya.


Thread yang paling menarik di situ adalah yang membahas bagaimana caranya para CD itu untuk menjelaskan kepada partner masing- masing tentang adanya “wanita” lain di dalam dirinya. Seperti yang sudah ditulis di atas kebanyakan CD melakukan aktivitasnya secara diam – diam dan tidak pernah membicarakannya dengan orang lain, apalagi partnernya. Tapi pada suatu masa maka mereka akan dihadapkan dengan situasi di mana dia harus menjelaskan kehidupannya yang lain itu kepada si partner.

Thread ini berisi tentang berbagai advis kepada para CD yang ingin berterus terang kepada istri / kekasihnya. Antara lain disebutkan tentang pemilihan waktu, perlunya kejujuran dan juga persiapan riset tentang transvetism dan issue gender untuk bisa memberikan penjelasan yang lebih gamblang. Di samping itu juga disarankan untuk bersiap dengan segala macam reaksi dari si partner dan berbagai pertanyaan yang akan ditujukan misalnya saja :
  • Apakah kamu ini gay atau biseksual ?
  • Apa kamu ingin menjadi perempuan ?
  • Kamu ada ganguan jiwa, ya ?
  • Apa kata anak-anak /tetangga/boss/teman kalau mereka tahu ?
  • Apakah hubungan kita bisa normal kembali ?
  • Dan lain sebagainya..
Komentar atas thread ini bermacam – macam. Agak kaget juga ketika membaca beberapa komentar dari CD yang mengaku bahwa sang istri sudah mengetahui hobbynya ini dari awal. Ada yang bilang bahwa setelah melakukan pengakuan sang istri tetap mendukung kegemaran CDnya. Ada juga pengakuan seorang istri yang katanya sempat bingung ketika mendapatkan penjelasan dari sang suami tentang ini, tapi akhirnya bisa dan mau menerima keadaannya. Tapi tidak semuanya berakhir dengan happy ending, salah satu posted mengaku bahwa perkawinannya menjadi berantakan setelah mengaku kepada sang istri bahwa dirinya CD.

Sekarang aku jadi tahu kenapa tokoh Emily dalam serial Little Britain merasa tidak nyaman ketika ada seorang pria yang menaksirnya di pub. Rupanya Emily adalah seorang cross-dresser, bukan gay :D

Bu Kost Nakal....

 Perkenalkan nama saya Rendi panggil aja rere, pertama saya crossdresser itu pas waktu duduk di bangku kelas 5 SD. Awalnya saya sering paka...