1 Agu 2017

Dihukum Guru

Waktu itu aku masih duduk di kelas 1 SMA. Aku menyukai rambut dengan model belah pinggir dengan poni yang dipanjangkan. Bagian belakang rambutku pun dipanjangkan agar menambahkan kesan keren di mata wanita. Dan itu terbukti benar, setelah beberapa minggu melakukan pendekatan dengan Debby, akhirnya aku berhasil merebut hati Debby. Debby selalu memuji penampilanku. Sabtu ini aku dan Debby akan pergi kencan untuk pertama kalinya. Ketika hari senin, sekolah kami seperti biasa melakukan upacara. Dan betapa kagetnya aku setelah upacara selesai ada razia rambut panjang. Seperti biasa ketika razia, siswa pria tidak diperkenankan memiliki rambut yang panjangnya melebihi aturan yang telah ditentukan oleh sekolah. Dan dengan model rambutku saat ini, jelas-jelas ini melanggar peraturan. Satu per satu pria dicek rambutnya dan yang tertangkap langsung dipotong dengan model yang tidak beraturan. Aku sangat panik, bagaimana mungkin aku pergi kencan dengan model rambut berantakan. Apa kata Debby nanti. Akhinya aku memutuskan untuk nekat melarikan diri. Aku lari ke arah yang berlawanan dengan arah guru melakukan razia. Salah satu guru mendapati bahwa aku melarikan diri. Dia spontan berteriak, "Hei kamu jangan lari.." beberapa guru lainnya melihat ke arahku dan mengejarku. Aku kalah jumlah sehingga hanya setelah berlari beberapa meter, aku ditangkap. Tapi aku tidak menyerah begitu saja. Aku melawan dan mencoba melarikan diri. Tanpa sadar ternyata aku mendorong beberapa orang guru dan beberapa di antaranya sampai terjatuh. Jelas itu memancing kemarahan guru. Guru olahragaku mengejarku dan memukulku tanpa ampun. Aku tergeletak di lantai dan dibawa ke ruang kesiswaan. Di ruang kesiswaan aku hanya tertunduk menyesali perbuatanku. Ibu Gina adalah guru BPku. Dia sangat cantik. Dia masih bisa tersenyum kepadaku. "Kenapa kamu mau lari??" kata Ibu Gina. "Saya takut rambut saya dicukur berantakan Bu" jawabku. "Kamu tau kamu salah??" tanya Ibu mencoba bersabar. "Iya Bu, saya tau. Maafin saya Bu." aku mencoba menjelaskan penyesalanku. "Ya udah, klo kamu ga mau dicukur, Ibu ga akan maksa qo." mendengar hal tersebut aku merasa sangat senang. Tidak sia-sia aku mencoba melarikan diri. Namun beberapa saat kemudian Ibu Gina melanjutkan perkataannya, "Sana kembali ke kelas. Tapi pake ini yah." Ibu Gina berkata kepadaku sambil menyodorkan sebuah bungkusan. Aku membuka bungkusan tersebut dan betapa kagetnya aku ketika melihat sebuah kemeja putih, rok panjang dan sebuah kerudung. Aku bingung dengan apa yang aku lihat. Kesenanganku tadi seolah sirna begitu saja. "Sana ganti baju dulu atau kamu saya skors karna perbuatan kamu." aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku tidak mau aku kena skors. Aku pun masuk ke WC guru dan berganti di sana. Aku memakai rok panjang dan kemeja putih. Aku tidak tau cara memakai kerudung. Aku kembali ke ruangan Ibu Gina dan menjelaskan bahwa aku tidak bisa memakai kerudung. Ibu hanya tersenyum dan menyuruhku untuk duduk. Ibu kemudian membantuku memakai kerudung. Aku disuruh kembali ke kelas dan setelah pulang sekolah baru kembali ke ruang BP. Aku kembali ke kelas dengan tertunduk malu takut ada yang mengenaliku. Aku pun mengetuk pintu dan masih tertunduk malu, aku mendengar tawa terbahak-bahak dari teman-teman sekelasku. Aku tidak berani melihat kiri kananku dan langsung menuju bangkuku. Beberapa temanku menggodaku. Aku tidak berani melihat mereka. Dan apalagi Debby. Aku tidak berani melihat ke arah Debby. Ketika istirahat tiba, teman-temanku mengerumuniku dan menjaili aku. Aku sangat malu dengan perlakuan mereka. Ketika kelas kembali dimulai, beberapa guru pun menjailiku. Lengkap sudah aku dipermalukan hari itu. Begitu bel pulang berbunyi, aku langsung berlari ke ruang BP. "Aku menangis di depan Ibu Gina menyesali perbuatanku." Ibu Gina memelukku. "Sabar yah, besok ga usah pake kerudung lagi." kata Ibu Gina. Aku merasa lega dengan perkataan Ibu Gina. Tapi lagi-lagi ternyata perkataan itu belum selesai. "Besok ga usah pake kerudung lagi, besok pake rok yang pendek aja." aku langung lemas mendengar perkataan tersebut. Setelah ganti baju dengan celana panjangku, aku pun pulang. Keesokan harinya pagi-pagi aku mencoba menghindar berharap Ibu Gina lupa dengan hukumanku. Aku langsung masuk kelas. Di tengah pelajaran Ibu Gina memanggilku. Ternyata dia tidak lupa. Aku disuruh ke ruang BP. Aku kemudian mengganti celana panjangku dengan rok pendek yang telah disediakan Ibu Gina. Di sana aku dimarahi karena menghindar dari hukuman. Hukumanku pun diperpanjang menjadi 1 minggu. Selama satu minggu tersebut aku diharuskan memakai rok. Minggu yang benar-benar memalukan.

Tidak ada komentar:

Bu Kost Nakal....

 Perkenalkan nama saya Rendi panggil aja rere, pertama saya crossdresser itu pas waktu duduk di bangku kelas 5 SD. Awalnya saya sering paka...